首页> 外文OA文献 >Pemodelan pengaruh kepemimpinan kolaboratif dan budaya perusahaan terhadap kinerja tim: studi kasus pada pt.jasa marga
【2h】

Pemodelan pengaruh kepemimpinan kolaboratif dan budaya perusahaan terhadap kinerja tim: studi kasus pada pt.jasa marga

机译:建模协作领导力和企业文化对团队绩效的影响:以pt.Clan服务为例

摘要

Kinerja suatu tim kerja memiliki peran yang sangat besar di dalam kemajuan setiap perusahaan. Kinerja tim (team performance) merupakan faktor penentu utama dan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan suatu perusahaan (Stashevsky dan Koslowsky 2006). Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tim, diantaranya budaya organisasi (Senior dan Swailes 2004) dan kepemimpinan (Miles dan Mangold 2002, Stashevsky dan Koslowsky 2006). Hersey dan Blanchard (1999) mengatakan bahwa tidak ada kepemimpinan yang sesuai bagi semua kondisi dalam suatu organisasi tetapi kepemimpinan akan sangat efektif apabila dapat mengakomodasi lingkungannya. Salah satu kepemimpinan yang mengakomodasikan lingkungan tersebut adalah kepemimpinan kolaboratif. Budaya organisasi memberikan pengaruh terhadap kinerja tim melalui proses pembentukan kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi. udPenelitian ini bertujuan untuk merumuskan suatu model pengaruh kepemimpinan dan budaya perusahaan terhadap kinerja tim. Pemodelan ini selanjutnya akan diujikan dengan suatu studi kasus pada perusahaan, yaitu PT. Jasa Marga, Tbk. Hal ini sejalan dengan program perusahaan yang memiliki program mengembangkan kepemimpinan dan budaya perusahaan ini dalam pemetaan rencana jangka panjangnya. Indikator pengaruh kedua faktor ini terhadap kinerja tim menjadi acuan dalam memberikan rekomendasi sub faktor kepemimpinan kolaboratif dan tipe budaya perusahaan yang seharusnya dikembangkan oleh perusahaan. udTujuan penelitian dipilah atas dua hal, pertama terkait dengan upaya mengetahui apakah terdapat hubungan antara nilai-nilai personal dengan kinerja tim. Dan tujuan kedua untuk mengetahui pengaruh masing-masing sub faktor dalam kepemimpinan kolaboratif dan tipe budaya perusahaan terhadap kinerja tim sebagai hasil interaksi dari masing-masing anggota dalam tim kerja yang juga membawa nilai-nilai personal masing-masing. Pemecahan masalah dari tujuan pertama penelitian ini menggunakan pendekatan pemodelan analitik, yaitu Model Persamaan Regresi Linier Berganda. Sedangkan tujuan kedua menggunakan pendekatan sistem, yaitu Pemodelan Berbasis Agen. Kedua pendekatan ini merupakan satu alur penelitian untuk mencapai tujuan pemodelan secara keseluruhan. Berdasarkan nilai personal sebagai hasil penelitian tahap pertama, para responden dikelompokkan dengan Metoda Analisis komponen utama menjadi kelompok agen-agen dan interaksi antaragen dalam suatu lingkungan disusun dalam bentuk algoritma pemrograman. Pada akhirnya dibuat pemrograman komputer dengan perangkat lunak NETLOGO, dilakukan uji sensitivitas dan menjalankan skenario simulasi.udTotal kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian tahap pertama sebanyak 170 buah, dan yang kembali 114 kuesioner. Perumusan model regresi linier menunjukkan bahwa dalam konteks di PT Jasa Marga, hanya empat dari duabelas variabel nilai personal yang berpengaruh signifikan meningkatkan kinerja tim. Keempat variabel tersebut adalah rentang kekuasaaan (power distance), kendali internal-eksternal (internal-external control), menghindari ketidakpastian (uncertainty avoidance), dan netral-afektif (neutral-affective). udHal ini berarti penggunaan rentang kekuasaan masih diperlukan secara dominan. Dalam hal ini membawa pengertian dalam tim kerja perusahaan diperlukan suatu kepemimpinan yang mampu mengatur dan memberikan perintah-perintah secara jelas kepada para anggota timnya. Sedangkan pengaruh signifikan dalam variabel kendali eksternal memberikan arti bahwa harmonisasi dalam tim kerja juga penting. Kinerja tim juga dipengaruhi oleh formalitas dalam menjalankan fungsi dalam tim kerja dengan bentuk keberadaan peraturan-peraturan yang jelas dan fokus pada pekerjaan (variabel menghindari ketidakpastian). Kebebasan dalam mengemukakan ide atau pendapat, dan kemampuan untuk menyatakan sikap secara jelas juga memberikan dampak signifikan terhadap kinerja tim (variabel afektif). udKeempat nilai personal ini kemudian digunakan sebagai dasar pembentukan karakteristik agen dalam perumusan model berbasis agen. Dua faktor yang mempengaruhi kinerja tim, yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi dapat dipersepsikan berbeda oleh setiap pegawai karena karakteristik dari masing-masing nilai personal. Interaksi antaragen akan menyebabkan pertukaran informasi dan memungkinkan merubah persepsi masing-masing terhadap tingkat kepentingan sub faktor kepemimpinan kolaboratif dan tipe budaya perusahaan. Perubahan tingkat kepentingan ini akan merubah pula utilitas setiap agen. Utilitas merupakan total jumlah dari tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap sub faktor kepemimpinan kolaboratif dan tipe budaya perusahaan. Perubahan nilai utilitas akan membawa pengaruh terhadap keputusan posisi dan tingkat komitmen peran kerja dari agen.udPenelitian tahap kedua ini mempertimbangkan empat variabel, yaitu nilai-nilai personal, kepemimpinan kolaboratif, tipe budaya perusahaan, dan kinerja tim. Variabel nilai personal mencakup rentang kekuasaaan, kendali internal – eksternal, menghindari ketidakpastian, dan netral – afektif. Variabel budaya perusahaan mengambil tipe-tipe budaya perusahaan berdasarkan Cameron dan Quinn (1999) yang membagi menjadi empat tipe, yaitu kekeluargaan (clan), hirarki (hierarchy), kompetisi (market), dan inovatif (adhocracy). Sedangkan variabel kepemimpinan kolaboratif mencakup enam tahapan proses yaitu penilaian lingkungan bisnis (assessing the environment), kejelasan visi dan misi (creating clarity), membangun kepercayaan (building trust), berbagi kekuasaan dan pengaruh (sharing power and influence), mengembangkan orang (developing people), dan refleksi diri (self reflection).udPengumpulan data dilakukan antara Bulan Juli 2010 sampai dengan Februari 2011. Dari 500 kuesioner yang digunakan, diterima kembali sejumlah 257 kuesioner. Dengan menggunakan Metoda Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) pada nilai-nilai personal, pegawai PT Jasa Marga dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok agen.udPersepsi dari semua pegawai terhadap tingkat kepentingan untuk setiap faktor dalam kepemimpinan kolaboratif untuk menunjukkan dua bobot terbesar dalam tingkat kepentingan faktor kepemimpinan, yaitu kejelasan visi dan misi dan membangun kepercayaan sejalan dengan tipe dominan karakter personal para pegawai, yaitu rentang kekuasaan dan menghindari ketidakpastian yang tinggi. Hal ini berarti menggantungkan harapan yang tinggi kepada para pemimpin perusahaan untuk menjelaskan setiap program secara detil secara operasionalnya dan tidak berani untuk melakukan perubahan-perubahan dramatis dalam program kerja atau bisnis perusahaan. Karakteristik ini ditunjang oleh pola kerja terutama di kantor cabang yang lebih bersifat mengoperasionalkan kegiatan manajemen pengumpulan tol dan manajemen lalu lintas jalan tol sehari-hari. Sedangkan penilaian tingkat kepuasan masing-masing faktor kepemimpinan kolaboratif oleh para agen memperlihatkan secara keseluruhan baru berada pada tingkatan cukup puas dan tidak berbeda signifikan untuk semua faktor kepemimpinan kolaboratif.udBerdasarkan persepsi para agen untuk tingkat kepentingan tipe-tipe budaya perusahaan menunjukkan bahwa tingkat kepentingan terbesar yang harus dikembangkan di perusahaan dalam konteks tipe budaya perusahaan adalah tipe kompetisi, dengan bobot 28,9%. Hal ini berarti manajemen perusahaan harus mampu mengembangkan suatu program kerja yang bersifat kompetitif dengan target yang tinggi dan setiap pegawai dan unit kerja dituntut untuk mencapai target tersebut dengan hasil sempurna. udSelanjutnya simulasi berbasis agen dijalankan untuk analisis lebih lanjut apakah akibat dari adanya interaksi dan pertukaran informasi antar agen juga memberikan gambaran kesimpulan yang sama. Skenario simulasi disusun dengan tujuan untuk melihat sejauh mana perubahan tingkat kepuasan terhadap atribut kepemimpinan kolaboratif dan budaya perusahaan memberikan pengaruh kepada kinerja tim. Untuk setiap skenario disusun sehingga terdapat kombinasi jumlah anggota dalam unit kerja dari berbagai alternatif agen. udHasil-hasil simulasi pemrograman menunjukkan bahwa semua skenario simulasi memberikan hasil peningkatan persepsi kepuasan pada setiap atribut kepemimpinan kolaboratif dan atau tipe budaya perusahaan memberikan hasil yang merata. Pengujian hipotesis dengan Analysis of Variance membuktikan bahwa pengaruh masing-masing atribut kepemimpinan kolaboratif terhadap kinerja tim tidak berbeda signifikan. Demikian pula halnya pengaruh masing-masing tipe budaya perusahaan juga tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja tim. udImplikasi manajerial dari analisis ini berarti bahwa perusahaan harus memberikan prioritas yang sama dalam pengembangan masing-masing sub-faktor kepemimpinan kolaboratif untuk mencapai hasil yang optimal dalam peningkatan kinerja tim. Manajemen harus secara seimbang mengembangkan kemampuan dalam penilaian lingkungan bisnis, kejelasan visi dan misi, membangun kepercayaan, berbagi kekuasaan dan pengaruh, mengembangkan orang, dan refleksi diri dalam kepemimpinan perusahaan. Implikasi manajerial dari analisis ini berarti bahwa perusahaan harus memberikan keseimbangan dalam pengembangan masing-masing tipe budaya perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal dalam peningkatan kinerja tim.ud
机译:工作团队的绩效在每个公司的进步中都扮演着非常重要的角色。团队绩效是一个主要的决定性因素,通常被用作企业成功的指标(Stashevsky和Koslowsky 2006)。影响团队绩效的因素很多,包括组织文化(Senior和Swailes 2004)和领导力(Miles和Mangold 2002,Stashevsky和Koslowsky 2006)。 Hersey and Blanchard(1999)说,组织中没有适合所有条件的适当领导,但是领导能够适应环境将非常有效。适应这种环境的领导者之一就是协作领导。组织文化通过形成工作满意度和对组织的承诺来影响团队绩效。本研究旨在建立领导力和企业文化对团队绩效影响的模型。然后,将使用有关公司PT的案例研究来测试此建模。 Jasa Marga,Tbk。这与制定计划以制定长期计划的领导力和企业文化的公司的计划是一致的。这两个因素对团队绩效的影响的指标成为为协作领导子因素和公司应建立的公司文化类型提供建议的参考。研究的目的分为两件事,第一件事与努力发现个人价值观和团队绩效之间是否存在关系有关。第二个目标是确定工作领导力中每个子因素的影响以及公司文化的类型对团队绩效的影响,这是工作团队中每个成员也都承载个人价值观的相互作用的结果。本研究的第一个目标是使用分析建模方法来解决问题,即多元线性回归方程模型。而第二个目标使用一种系统方法,即基于代理的建模。这两种方法都是实现总体建模目标的一种研究流程。根据第一阶段研究的个人价值观,将被调查者用主成分分析方法分组为一组代理,并在以编程算法形式安排的环境中代理之间的交互。最后,使用NETLOGO软件进行了计算机编程,进行了敏感性测试并进行了模拟实验,在研究数据收集的第一阶段使用了全部问卷,共回收了170份问卷。线性回归模型的表述表明,在PT Jasa Marga的情况下,十二个个人价值变量中只有四个对提高团队绩效有重大影响。四个变量是功率范围(功率距离),内部-外部控制(内部-外部控制),避免不确定性(避免不确定性)和中性情感(中性情感)。这意味着仍然主要需要使用功率范围。在这种情况下,要使公司的工作团队具有理解力,就需要一个能够管理和清楚地向其团队成员发出指示的领导。尽管对外部控制变量的重大影响意味着工作团队内部的协调也很重要。团队绩效还受到工作团队内部职能的形式化的影响,这些规则以明确的规则和专注于工作的方式(避免不确定性的变量)。表达想法或意见的自由以及表达态度的能力也明显影响团队绩效(情感变量)。然后将这四个个人价值用作在基于代理的模型的制定中形成代理特征的基础。由于每个人的个人价值观的特点,影响每个团队绩效的两个因素,即领导能力和组织文化,可能会因每个员工而有所不同。机构间的互动将导致信息交换,并使人们对协作领导子因素的重要性和公司文化类型的看法发生变化。重要性的这种变化还将改变每个代理的效用。效用是对协作领导子因素的重要性水平和满意度以及公司文化类型的总和。效用价值的变化将影响代理人的职位决定和承诺的程度。第二阶段的研究考虑了四个变量,即个人价值,协作领导,公司文化类型以及团队绩效。个人价值变量包括权力范围,内部控制-外部控制,避免不确定性以及中立的-情感性。公司文化变量采用基于Cameron和Quinn(1999)的公司文化类型,分为四种类型,即家庭(家族),等级制度,竞争(市场)和创新(专制)。而协作领导力变量包括流程的六个阶段,即评估业务环境,愿景和使命的明确性(创建清晰性),建立信任(共享信任),分享力量和影响力(共享力量和影响力),发展人才(发展人才) )和自我反思在2010年7月至2011年2月之间进行了自我数据收集,在使用的500份问卷中,总共又收到257份问卷。通过使用个人价值的主成分分析方法,PT Jasa Marga员工可以分为3个(三个)代理人组,所有员工对协作领导力中每个因素的重要性的看法表明了两个最大的权重领导因素的重要性水平,即清晰的视野和使命以及建立与员工个人性格占主导地位的信任类型,即权力范围和避免高度不确定性。这意味着对公司领导者寄予很高的期望,他们会详细说明每个程序的操作细节,而不敢在工作程序或商业公司中进行重大更改。工作模式尤其是分支机构在办事收费管理和日常收费公路交通管理方面更具操作性,这一特征得到了支持。尽管代理商对每个协作领导因素满意度的评估表明,总体而言,这只是在满意度级别上,对于协作领导的所有因素并没有显着差异。在企业文化类型的背景下,必须在公司中发展的是竞争类型,其权重为28.9%。这意味着公司管理层必须能够制定出与高目标竞争的工作计划,并且要求每个员工和工作单位以完美的结果实现这些目标。继续进行基于代理的模拟,以进一步分析代理之间的交互和信息交换的结果是否也提供相同的结论。安排模拟方案的目的是了解对协作领导力和企业文化属性的满意度变化对团队绩效的影响程度。对于每种方案,安排为使工作单元中来自各种替代代理的成员数量组合在一起。编程模拟的结果表明,所有模拟场景都产生了对协作领导力和/或公司文化类型的每个属性的满意度提高的感知结果,从而产生了公平的结果。使用方差分析进行的假设检验证明,每个协作领导属性对团队绩效的影响没有显着差异。同样,每种类型的公司文化的影响也不会对团队绩效产生重大影响。这种分析的管理含义意味着,公司必须在开发每个协作领导子要素时给予同等优先级,以在改善团队绩效方面获得最佳结果。管理层必须在评估业务环境,清晰愿景和使命,建立信任,分享权力和影响力,发展人才以及企业领导力的自我反映方面平衡发展能力。这种分析的管理含义意味着公司必须在每种类型的公司文化的发展中保持平衡,以便在提高团队绩效方面取得最佳结果。

著录项

  • 作者

    Gustomo Aurik;

  • 作者单位
  • 年度 2011
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号