Samurai merupakan anggota kasta ksatria Jepang yang mulai berkuasa pada abad 12 dan mendominasi pemerintahan sampai 1868. Budaya Jepang sering kali dipandang sangat rumit, baik oleh pengunjung dan pengamat dari luar maupun oleh orang Jepang itu sendiri. Keunikan ini kadang dikaitkan dengan situasi geografis Jepang sebagai negara kepulauan yang dipisahkan dari kontinen Asia oleh perairan penuh bahaya. Setelah peristiwa bom atom yang meluluhlantakkan dua kota besar di Jepang, yaitu Hirosima dan Nagasaki, maka berselang dua dekade negara Jepang telah berhasil menjadi negara Maju, dimana telah menciptakan kereta api tercepat di dunia yang menggunakan magnet. Para ksatria itu hidup berdasarkan nilai-nilai yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah Jepang dari era kaum samurai yang menerapkan bushido yang mengutamakan keberanian, kehormatan dan kesetiaan pribadi. Sistem etika tersebut telah menyatu dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat Jepang mulai falsafah kehidupan, tata cara hidup berkeluarga, berpakaian, pekerjaan, seni dan budaya. 1 Kode etik bushido mengendalikan aspek kehidupan para samurai. Petunjuk utama para samurai dalam hukum tersebut adalah mereka harus mengembangkan keahlian oleh pedang dan berbagai senjata lain, berpakaian dan berperilaku secara khusus dan mempersiapkan kematian yang bisa terjadi sewaktu-waktu ketika melayani tuannya. Bushido kemudian menjadi sebuah hukum dan budaya yang membentuk karakter dan perilaku masyarakat Jepang secara umum, meliputi berbagai aspek kehidupan hingga mencapai tingkatan yang belum pemah diraih sebelumnya. Bushido pada saat ini secara resmi disusun dalam bentuk etika, diterapkan dengan ketat, dan diajarkan pada masyarakat, sehingga bushido sudah terimplementasikan secara baik dan sudah menjadi sistem kepribadian bagi setiap masyarakat Jepang, dimana bushido berisikan 8 (delapan) nilai-nilai.
展开▼