首页> 外文OA文献 >KONFLIK ISU PEMEKARAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH PASCA MOU HELSINKI (STUDI KASUS KONFLIK HORIZONTAL DI KABUPATEN ACEH TENGAH)
【2h】

KONFLIK ISU PEMEKARAN WILAYAH DI PROVINSI ACEH PASCA MOU HELSINKI (STUDI KASUS KONFLIK HORIZONTAL DI KABUPATEN ACEH TENGAH)

机译:穆尔赫尔辛基事后安塞省区域扩张的冲突问题(以安塞省中部地区的水平冲突为例)

代理获取
本网站仅为用户提供外文OA文献查询和代理获取服务,本网站没有原文。下单后我们将采用程序或人工为您竭诚获取高质量的原文,但由于OA文献来源多样且变更频繁,仍可能出现获取不到、文献不完整或与标题不符等情况,如果获取不到我们将提供退款服务。请知悉。

摘要

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peristiwa yang terjadi pada konflik isu pemekaran wilayah di Provinsi Aceh Pasca MoU Helsinki terkait konflik horizontal di Kabupaten Aceh Tengah, mengetahui bagaimana karakteristik pihak-pihak yang pro dan kontra dan mengetahui bagaimana pihak-pihak yang terlibat konflik isu pemekaran wilayah di Provinsi Aceh Pasca MoU Helsinki terkait konflik horizontal di Kabupaten Aceh Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini sumber data berasal dari hasil observasi, wawancara, dan Dokumentasi. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa peristiwa munculnya ide pemekaran Provinsi ALA dalam Provinsi itu timbul karena adanya ketidakadilan dan kesenjangan dalam pembangunan di Aceh. Sehingga ada beberapa Kabupaten yang termarginalkan dari pembangunan selain itu etnis minoritas kurang diberikan kesempatan ruang untuk mengekspresikan diri baik secara politik, ekonomi, maupun budaya, seperti halnya wilayah ALA yang mayoritasnya suku Gayo yang merasa di anak tirikan atau dinomor dua kan (Pembangunan yang tidak merata dan Definisi ACEH: Karakternya, Sifatnya, Ciri-cirinya. Eksistensi Kultural yang diabaikan (hijack tarian saman Gayo dan kerawang Gayo) dan penolakan Qanun Wali Nanggroe (QWN) yang dianggap sebagai dikriminatif terhadap suku lain di ALA dan juga penolakan Qanun bendera di ALA menjadi penyebab muncul konflik horizontal antara masyarakat yang pro dan kontra yang menurut John Galtung dalam teori segitiga konflik nya bahwa sikap dan perilaku tersebut telah menyebabkan kontradiksi yaitu masyarakat/Kelompok Pro Pembentukan Provinsi ALA (KP3) ALA menuntut pemekaran yang terhambat persetujuan DPRA dan Pemerintah Aceh yang terganjal MoU. Karakteristik pihak yang pro dan kontra dalam pemekaran ALA di Kabupaten Aceh Tengah yang membedakan nya ialah dari suku bangsa dan pendidikan. Pihak yang pro yaitu bersuku bangsa Gayo, Jawa dan Batak yang berdomisili di Kabupaten Aceh Tengah dan memiliki jenjang pendidikan menengah ke atas, pihak yang kontra yaitu pada umumnya bersuku bangsa Aceh dan beberapa pihak yang kontra yang bersuku bangsa Gayo belum mengetahui maksud dan tujuan pemekaran itu akibat pendidikan yang rendah. Adapun Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik horizontal adalah masyarakat pro yang beraliansi dengan kelompok Pro Pembentukan Pembentukan Provinsi (KP3) ALA yang mendapat dukungan dari DPRK dan PDIP dengan masyarakat kontra.
机译:这项研究旨在确定与亚齐中部地区横向冲突有关的赫尔辛基谅解备忘录之后亚齐省发生地区分裂问题的事件,了解利弊的特点,并了解参与该地区分裂问题的当事方如何亚齐省赫尔辛基谅解备忘录之后,与亚齐中部地区的横向冲突有关。通过案例研究方法,本研究中使用的方法是定性的。在本研究中,数据来源来自观察,访谈和文档。从这项研究的结果可以说,由于亚齐省的不公正和发展差距,出现了ALA省在该省划分的想法的出现。因此,有些地区被排斥在发展之外,而少数族裔则缺乏在政治,经济和文化上表达自己的机会,例如ALA地区,其中多数是加约部落,他们感到自己被囚禁或排名第二(发展不平衡)和ACEH的定义:其特征,特征,特征:被忽视的文化存在(Gayo saman和Gayo花丝的劫持舞蹈)和对Qanun Wali Nanggroe(QWN)的拒绝,这被视为对ALA中其他部落的歧视,以及对ALA中Qanun标志的拒绝也被视为Gayo和透雕的Gayo约翰·加尔东(John Galtung)在其冲突三角理论中指出,利弊社区之间存在水平冲突的原因是这些态度和行为引起了矛盾,即ALA省的社会/专业形成团体(KP3)谅解备忘录:当事人的特征p在亚齐中央摄政区扩大ALA的差异和矛盾是它们与种族和教育的区别。专业人士是加耶,爪哇人和巴塔克人,他们定居在亚齐中央摄政区并接受过高中教育;一般是阿塞汉族的人和一些盖奥人不了解该部门的宗旨和目标。由于受教育程度低。参与横向冲突的当事方是亲社,与省级编队(KP3)ALA的亲编队结盟,该党在反对派社群的支持下得到了朝鲜和PDIP的支持。

著录项

  • 作者

    Simehate Konadi;

  • 作者单位
  • 年度 2017
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 id
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号