首页>
外文OA文献
>Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif (Studi Pada Sentra Industri Kerajinan Cobek dan Kerajinan Kayu Desa Junrejo Kota Batu)
【2h】
Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif (Studi Pada Sentra Industri Kerajinan Cobek dan Kerajinan Kayu Desa Junrejo Kota Batu)
Dalam rangka mengembangkan berbagai potensi pariwisata, Desa Wisata menjadi salah satu destinasi yang sedang dikembangkan di Kota Batu. Pengembangan Desa Wisata dilatar belakangi oleh dua tujuan. Tujuan pertama ialah kebutuhan akan konsep destinasi wisata yang berbeda antara desa satu dengan desa lainnya, yakni setiap desa harus memiliki produk unggulan, dan tujuan kedua melalui produk unggulan dari tiap Desa tersebut dapat dijadikan sebagai usaha peningkatan perekomian untuk kesejahteraan masyarakat. Desa Wisata Junrejo dengan produk unggulan industry kerajinan cobek dan kerajinan kayu merupakan salah satu dari 12 Desa Wisata yang telah dikembangkan dari seluruh jumlah total 19 Desa dan 5 Kelurahan yang ada di Kota Batu. Melalui produk unggulan yang berbeda dan unik dari produk unggulan yang ditawarkan Desa Wisata lainnya yakni agrowisata, hal ini sangat menarik sebab keterpaduan kedua sektor tersebut apabila dikelola dengan baik berpotensi dalam usaha peningkatan perekonomian Kota Batu. Hal tersebut dijelaskan dalam paradigma modernisasi melalui teori pembangunan wilayah yakni dengan menggunakan konsep pusat pertumbuhan (growth pole theory). Sejalan dengan hal tersebut maka dibutuhkan strategi yang tepat dari Pemerintah Kota Batu agar pengembangan Desa Wisata Junrejo dapat mencapai tujuan yang diharapkan.ududududMetode penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana peneliti akan mendeskripsikan bagaimana strategi pengembangan Desa Wisata berbasis Ekonomi Kreatif pada Desa Junrejo serta faktor pendukung dan penghambatnya. Sementara itu, data diperoleh melalui observasi dan wawancara. Setelah data terkumpul, maka data akan dianalisis dengan model Analisis Interaktif Miles dan Huberman melalui tiga tahap, yaitu pertama, mereduksi data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan catatan lapang peneliti. Kedua, pemaparan data yang selanjutnya akan disajikan sesuai dengan permasalahan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Terakhir, penarikan kesimpulan untuk menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil analisis data.ududududHasil penelitian menunjukan bahwa strategi pengembangan Desa Wisata oleh Pemerintah Kota Batu terbagi menjadi dua kategori, yakni strategi umum dan strategi khusus. Strategi umum diantaranya ialah perbaikan infrastruktur,pembangunan jalur alternatif wisata, promosi dan kurikulum pariwisata. Sementara strategi khusus ialah peningkatan kualitas SDM, fasilitasi permodalan,dan usaha persebaran keramaian. Selanjutnya hal tersebut di finding pada Desa Wisata Junrejo dengan lima indicator yakni ketersediaan infrastruktur, jarak tempuh, atraksi wisata, besaran desa,dan system kepercayaan. Disamping strategi, ditemukan pula faktor pendukung yang meliputi potensi masing-masing Desa dan political will Pemerintah Kota Batu. Sedangkan faktor penghambat strategi berasal dari dua yakni struktural dan kultural. Penghambat struktural ialah faktor penghambat yang berasal dari organisasi pemerintahan, seperti terbatasnya peran Pemerintah Desa Junrejo, kebijakan pengelolaan atraksi wisata yang belum memadai, dan kebijakan TDI yang belum merata. Sedangkan hambatan kultural berasal dari Desa Wisata Junreo sendiri dan masyarakat, seperti keterbatasan bahan baku serta keterbatasan kemauan berinovasi.ududududKesimpulan dari penelitian ini ialah strategi umum dan strategi khusus yang digunakan pada Desa Wisata Junrejo setidaknya sudah mengarah pada kelima indikator kriteria Desa Wisata di Kota Batu. Lebih jauh strategi pengembangan Desa Wisata Junrejo akan sangat efektif apabila didukung penuh baik oleh masyarakat Junrejo sendiri, terutama Pemerintah Desa Junrejo yang masih sangat pesimis terhadap kemampuan potensi Desa Wisata Junrejo. Sedangkan untuk menentukan keberhasilan dari strategi ini, perlu proses dan waktu yang kiranya telah ditentukan, sebab pengembangan Desa Wisata yang masih terus berlangsung (on going) dengan beragam perbaikan yang terus-menerus dilakukan dengan goal di akhir tahun 2017, seluruh Desa dan Kelurahan di Kota Batu berstatus sebagai Desa Wisata.
展开▼