Indonesia merupakan salah satu negara yang sering terjadi gempa bumi sehingga terjadi kerusakan ringan pada struktur seperti pada balok atau kolom suatu bangunan. Perbaikan dengan metode concrete jacketing dengan menggunakan glass fiber dengan variasi jumlah lapisan dapat digunakan dalam perbaikan balok yang mengalami kerusakan ringan. Metode tersebut sudah banyak diterapkanuddengan menggunakan FRP (Fiber Reinforced Polymer), adapun tiga jenis FRP yaitu GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer), ARFP (Aramid Fiber Reinforced Polymer), dan CRFP (Carbon Fiber Reinforced Polymer). Perbaikan menggunakan glass fiber tersebut membutuhkan biaya yang cukup mahal, sehingga dapat digunakan glass fiber tipe Woven Roving yang sering digunakan pada tandon air. Pada penelitian ini variasi jumlah lapisan yang digunakan adalah 4 lapis dan 5 lapis glass fiber. Beton yang akan dilakukan perbaikan glass fiber terlebih dahulu diberi beban 60 % P max dimana terjadi kerusakan ringan pada balok tersebut, kemudian balok dilapisi dengan glass fiber. selanjutnya balok di uji sampai hancurudsehingga didapatkan data beban maksimum dan lendutan pada setiap balok yang telah dilapisi glass fiber. Hasil penelitian menunjukan bahwa balok yang mengalami kerusakan ringan setelah diperbaiki menggunakan glass fiber dapat meningkatkan kekakuan pada balok, dimana grafik balok yang dilapisi glass fiber berada di atas balok sebelum dilapisi glass fiber. Beban maksimum rata-rata pada BN (Balok Normal), BBGF 4 (Balok Beton Glass fiber 4 Lapis) dan BBGF 5 (Balok Beton Fiber Glass 5 Lapis)udberturut-turut adalah 23,2 kN, 23,6 kN dan 24,4 kN. Presentase kenaikan beban maksimum BBGF 4 dan BBFG 5 terhadap BN berturut-turut adalah 1,72 % dan 5,17 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jumlah lapisan mempengaruhi kekakuan pada balok tersebut.
展开▼