首页> 外文OA文献 >PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA HAGABEON PADA MASYARAKAT ETNIS BATAK PERANTAUAN : Studi Analisis Deskriptif pada Masyarakat Etnis Batak di Kota Bandung
【2h】

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA HAGABEON PADA MASYARAKAT ETNIS BATAK PERANTAUAN : Studi Analisis Deskriptif pada Masyarakat Etnis Batak di Kota Bandung

机译:巴塔克族社区监测中人身社会文化的变迁:万隆市巴塔克族社区的描述性分析研究

摘要

Masyarakat etnis Batak yang berdomisili di kota Bandung antara lain di Gang Irit, Pasirlayung, Jalan Cikadut, Jalan Sindanglaya dan Jalan Cibiru Hilir adalah masyarakat yang mengalami perubahan sosial pada budaya hagabeon. Masyarakat etnis Batak di kota Bandung tidak lagi berpatokan teguh pada ajaran budaya hagabeon yang mengedepankan banyaknya jumlah anak yang harus berjumlah 17 untuk jenis kelamin laki-laki dan 16 untuk jenis kelamin perempuan. Banyak diantara mereka yang hanya mempunyai anak rata-rata 5-7 orang saja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran umum berbagai bentuk perubahan sosial budaya hagabeon yang terjadi dahulu hingga saat ini, kemudian menganalisis berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya hagabeon serta menganalisis dampak yang ditimbulkan. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif yang menggambarkan dan melukiskan suatu peristiwa yang terjadi dengan apa adanya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi, studi literature, dan diary methods. Hasil penelitian menunjukan bahwa telah terjadi perubahan sosial budaya hagabeon pada masyarakat etnis Batak di kota Bandung diantaranya masyarakat etnis Batak tidak lagi mementingkan pada jumlah keturunan tapi pada kesejahteraan keluarga. Perubahan sosial budaya hagabeon yang terjadi pada masyarakat etnis Batak dikarenakan tuntutan ekonomi pada sebuah keluarga sehingga ciri khas dalam keluarga etnis Batak saat ini mulai memudar. Penelitian ini dapat diimplementasikan pada pembelajaran sosiologi yaitu pada materi perubahan sosial. ;udBataknese people who live in Bandung, on Irit Alley, Pasirlayung, Cikadut street, Sindanglaya street and Cibiru Hilir street is a society which experiencing changes in Hagabeon culture. Bataknese society in Bandung is no longer cling in Hagabeon culture teachings which hold in the high esteem to the large number of children which should be 17 for boys and 16 for girls. There are many of them who only have 5 - 7 children in average. The purpose of this research is to know about general overview of various socio-cultural changes forms which occurred in the past and in this days, then analyze some causative factors of Hagabeon socio-cultural changes and analyze the impacts which appear caused by them. The approach of this research is qualitative approach with descriptive method which illustrated the phenomenon which happens as it happens. The technique of the data collection in this research is using participatory observation, deep interview, documentation study, literature study and diary methods. The result of this research shows me that there were a Hagabeon social-cultural changes on Bataknese people in Bandung, for instance, Bataknese people didn't concern anymore to the number of their children, in fact, they put family prosperity as their priority. Hagabeon social-cultural changes which occur on Bataknese people is because there is an economic demands in their family, so the characteristics on Bataknese family in these days began to disappear. This research can be implemented in sosiology learning as a social changes matter.
机译:居住在万隆市内的Batak族裔社区,尤其是在Gang Irit,Pasirlayung,Jalan Cikadut,Jalan Sindanglaya和Jalan Cibiru Hilir等人中,经历了人形文化的社会变革。万隆市的Batak族裔社区不再严格遵守hagabeon文化的教义,该教义强调了许多儿童必须总共有17名男性和16名女性。他们中许多人平均只有5-7个孩子。这项研究的目的是找到对直到现在为止发生的各种形式的Hagabeon社会文化变化的一般描述,然后分析导致Hagabeon社会文化变化的各种因素并分析其影响。该研究方法采用描述性方法来定性,该描述性方法描述并描述事件的发生。本研究中的数据收集技术使用参与性观察,深入访谈,文献研究,文献研究和日记方法。结果表明,万隆市的巴塔克族社区的居民区发生了社会文化变化,包括巴塔克族社区不再关注后代的数量,而是关注家庭福利。由于对家庭的经济需求,在巴塔克族社区发生的暴动的社会文化变化,使得巴塔克族家庭的特征现在开始消失。这项研究可以在社会学学习中进行,即在物质社会变革上进行。 udBataknese人居住在万隆,位于Irit Alley,Pasirlayung,Cikadut街道,Sindanglaya街道和Cibiru Hilir街道上,是一个经历了哈嘉拜恩文化变化的社会。万隆的Bataknese社团不再遵守Hagabeon文化的教义,该教义受到众多儿童的崇高敬意,男孩应该是17岁,女孩应该是16岁。他们中许多人平均只有5-7个孩子。本研究的目的是了解过去和现在发生的各种社会文化变化形式的概述,然后分析Hagabeon社会文化变化的一些成因,并分析由其引起的影响。本研究的方法是定性方法,采用描述性方法来说明发生的现象。本研究中的数据收集技术是使用参与式观察,深度访谈,文献研究,文献研究和日记方法。这项研究的结果表明,万隆的巴塔克尼族人发生了哈加aga社会文化的变化,例如,巴塔克尼族人不再关心子女的数量,事实上,他们把家庭的繁荣放在首位。巴塔克内斯人发生的哈卡贝恩社会文化变化是因为其家庭中有经济需求,因此这些日子里巴塔克内斯家庭的特征开始消失。这项研究可以作为社会变革问题在社会学学习中进行。

著录项

  • 作者

    Murniyati Siti;

  • 作者单位
  • 年度 2016
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号