Perubahan iklim menyebabkan masalah pemanasan global dan juga memiliki dampak pada peningkatan beban energi bangunan. Desain Arsitek berperan penting dalam merancang bangunan dengan memperhatikan dampak lingkungan, suhu, angin dan cahaya. Radiasi matahari menyebabkan beban tinggi energi listrik untuk AC, sehingga para arsitek sebagai perancang harus mampu meminimalkan radiasi panas masuk kedalam bangunan. Selain itu, sinar matahari akan dapat masuk ke dalam bangunan sehingga beban energi listrik untuk pencahayaan buatan dapat diminimalkan juga. Desain bangunan hemat energi adalah hal yang perlu diperhatikan, dengan mempertimbangkan kenyamanan dalam beraktifitas sehingga produktivitas kerja meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pencahayaan pada bangunan perkantoran di Makassar. Arsitektur hemat energi didasarkan pada gagasan meminimalkan penggunaan energi tanpa merubah fungsi bangunan, kenyamanan, dan produktivitas pengguna ruang. Penelitian ini menganalisa beban energi penerangan listrik dengan merancang model pencahayaan dan memperhatikan standar iluminasi yang telah direkomendasikan. Metode penelitian kuantitatif adalah dengan menggunakan program ecotect, untuk mengetahui tingkat iluminasi dan konsumsi energy bangunan perkantoran. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemanfaatan pencahayaan alami, model desain pencahayaan dan spesifikasi lampu yang digunakan, dapat meminimalkan konsumsi energi pada bangunan tetapi memperhitungkan tingkat iluminasi pada ruang kerja kantor.
展开▼