Dalam rangka mengembangkan pertumbuhan industri otomotif, Indonesia sedang giat menciptakan mobil listrik. Hal ini dilakukan menanggapi prediksi perkembangan mobil yang segera meninggalkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan beralih ke listrik. Perkembangan mobil listrik memunculkan ide untuk membuat interior mobil dari komposit serat alam karena mobil listrik dituntut untuk memiliki bobot mobil yang lebih ringan daripada mobil konvensional agar tercipta konsumsi energi yang efisien. Komposit serat alam mempunyai kelebihan, yaitu densitas rendah, mudah diuraikan alam, sifat kekakuan tinggi, tidak mudah patah, jenis dan variasi banyak, hemat energi, memiliki sifat mekanik yang tinggi, da n biaya pembuatan yang relatif murah. Komponen yang dibuat dari komposit harganya dapat turun hingga 50% jika dibandingkan dengan produk bahan logam. Pada penelitian ini akan dikaji pembuatan interior mobil berupa door trim menggunakan komposit serat alam, yaitu Agave cantala atau serat cantula yang diperoleh dari ekstraksi daun tanaman Agave cantala roxb. Tanaman ini hidup pada tanah yang kering dan berkapur. Serat Agave cantala roxb merupakan salah satu jenis serat alam yang potensial dikembangkan dengan harga murah dan ramah lingkungan. Tanaman ini akan siap dipanen pada setelah tahun ke-2 dengan umur tanaman 15-30 tahun. Kandungan selulosa dalam serat cantula sekitar 64,23%, sehingga berpotensi sebagai bahan penguat komposit. Dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetetif dan mengidentifikasi dimana value konsumen dapat ditingkatkan serta memahami secara lebih baik hubungan pemasok, konsumen, dan perusahaan lain yang terlibat dalam industri perlu dilakukan analisis rantai nilai pada industri interior mobil listrik. Pada pemetaan serat cantula diketahui terdapat 4 aktor yang terlibat, yaitu produsen daun cantula, industri serat cantula, industri produk turunan serat cantula, dan konsumen interior mobil. Sedangkan berdasarkan perhitungan distribusi nilai tambah, didapatkan hasil bahwa kegiatan yang dilakukan pada setiap aktor adalah menguntungkan. Nilai tambah pada setiap aktor tersebut tidak terdistribusi secara merata. Industri yang menghasilkan produk mentah dan produk setengah jadi mempunyai nilai tambah yang sedikit apabila dibandingkan dengan industri door trim yang merupakan produk jadi yang siap dirakit pada mobil listrik. Selain itu, juga dilakukan analisis kelayakan produksi interior yang dipertimbangkan dari aspek teknis, ekonomi, dan bisnis. Adanya prospek mobil listrik yang akan berkembang di Indonesia menguatkan penilaian kelayakan proyek dari aspek pasar. Sedangkan identifikasi kelayakan bisnis menggunakan metode NPV, IRR, dan PP memberikan informasi mengenai kelaykan proyek secara ekonomi.
展开▼