首页> 外文OA文献 >Studi perbandingan hukum pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana menurut kitab undang-undang hukum acara pidana (KUHAP) dan menurut hukum acara pidana Jepang (Japan Criminal Procedure Code)
【2h】

Studi perbandingan hukum pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana menurut kitab undang-undang hukum acara pidana (KUHAP) dan menurut hukum acara pidana Jepang (Japan Criminal Procedure Code)

机译:根据刑事诉讼法典(KUHAP)和日本刑事诉讼法典(Japan刑事诉讼法典)规定的检察机关在起诉刑事案件中的法律比较研究

摘要

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui. Persamaan, perbedaan, kelebihan dan kekurangan pengaturan kewenangan kejaksaan dalam penuntutan perkara pidana menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dengan Hukum Acara Pidana Jepang (Japan Criminal Procedure Code) Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif bersifat diskriptif, Dengan cara memandingkan antara dua system hukum yang berbeda pada suatu Negara. Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui studi kepustakaan baik berupa buku-buku, dan dokumen, Tehnik analisa data yang digunakan penulis adalah tehnik analisa kualitatif dengan model interaktif (interactive model of analysis) yaitu dilakukan dengan cara interaksi, baik antara komponennya maupun dengan proses pengumpulan data dalam proses yang berbentuk siklus. Berdasarkan pembahasan dihasilkan 2 (dua) simpulan, yaitu pertama persamaan kewenangan kejaksaan di Indonesia dan di Jepang adalah melakukan penuntutan, sedangkan perbedaan kewenangan kejaksaan di Indonesia dan di Jepang adalah dalam kewenangan penyidikan perkara dari pertama sampai terakhir. Kedua, Kelebihan sistem penuntutan yang dimiliki Kejaksaan Republik Indonesia menganut dua sistem yaitu, Mandatory Prosecutorial System dan Discretionary Prosecutorial System sedangkan di Jepang hanya menganut Discretionary Prosecutorial System, dan Kelemahan sistem penuntutan Kejaksaan Republik Indonesia adalah dalam hal Mandatory Prosecutorial System karena dalam sistem ini jaksa menangani suatu perkara hanya berdasarkan alat-alat bukti yang sudah ada dan tidak terhadap hal-hal yang diluar yang sudah ditentukan. Sedangkan Jepang jika semua orang melakukan tindak pidana dengan alasan tertentu yang dapat memaafkan tindakan tersebut maka sistem ini dapat dimanfaatkan sebagian orang tertentu untuk melakukan tindak pidana. ABSTRACT This study aims to find out the similarities, differences, advantages, and disadvantages of attorney regulation authority in the prosecution of criminal cases according to The Book of Act Criminal Procedure Law (KUHAP) and The Criminal Procedural Law of Japan (Japan Criminal Procedure Code). This research is the study of descriptive normative law which performed by comparing between two different legal systems that exist in a country. The data types which used are secondary data. Secondary data sources that are used include the primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials. The data collection techniques which used are through the study of literature both in the form of books and documents. Data analysis techniques that used by the author are qualitative analysis techniques with an interactive model that is performed with an interaction, both in the components and the process of collecting data from the form of process cycles. Based on the study, generated 2 (two) conclusions, first, the similarities between the prosecutor's authority in Indonesia and in Japan is in the conduct of the prosecution, while the difference in the prosecutor's authority in Indonesia and in Japan is within the authority of the first investigation of the case until last investigation. Second, the advantages of the prosecution system that adopted by the Attorney General of the Republic of Indonesia has two systems, they are Mandatory Prosecutorial System dan Discretionary Prosecutorial System while in Japan only adopted Discretionary Prosecutorial System. Then, the disadvantages of the prosecution system in the Attorney General of the Republic of Indonesia are in the point of Prosecutorial Mandatory System. In this system the prosecutor handling a case based only on the existing evidence and not on things that are beyond from the case. While in Japan if all the people committing crimes with a specific reason that can excuse such action so this system can be used by certain people to commit criminal acts.
机译:摘要本研究旨在寻找答案。根据《刑事诉讼法》(KUHAP)与日本《刑事诉讼法》(日本《刑事诉讼法》),检察官在起诉刑事案件方面的权限的异同,优缺点,特长和短项是本研究的描述性规范性法律研究,将两者进行了比较一个国家的其他法律制度。使用的数据类型是辅助数据。使用的辅助数据源包括主要法律材料,次要法律材料和三次法律材料。所使用的数据收集技术是通过图书馆研究以书本和文档的形式进行的,作者所使用的数据分析技术是一种定性分析技术,具有交互式的分析模型,该分析模型是通过交互的方式进行的,在组件和收集过程之间进行交互循环过程中的数据。在讨论的基础上,得出了两(两个)结论,首先是起诉印度尼西亚和日本的检察官权力是否平等,而印度尼西亚和日本的检察官办公室的权力差异则是案件调查权从头到尾。其次,印度尼西亚共和国的起诉检察制度遵循强制性检察制度和自由裁量检察制度这两个制度,而日本仅采用了自由裁量检察制度,印度尼西亚共和国的起诉制度的弱点在于强制检察制度,因为在该制度中检察官由检察官处理案件仅基于现有证据,而不是预定证据以外的事项。而日本如果每个人都可以出于某种原谅理由而犯罪,那么该系统可以被某些人用来犯罪。摘要本研究旨在根据《刑事诉讼法》(KUHAP)和《日本刑事诉讼法》(日本刑事诉讼法),找出起诉刑事案件中律师监管机构的异同,优缺点。 )。这项研究是对描述性规范性法律的研究,是通过比较一个国家中存在的两种不同法律体系而进行的。使用的数据类型是辅助数据。使用的辅助数据源包括主要法律材料,次要法律材料和三次法律材料。所使用的数据收集技术是通过研究文学形式的书籍和文件。作者使用的数据分析技术是具有交互模型的定性分析技术,该交互模型通过交互执行,无论是在组件还是从过程周期的形式收集数据的过程中。根据这项研究,得出2(两个)结论,首先,检方在印度尼西亚和日本的检察机关之间的相似之处在于检方的行为,而印度尼西亚和日本在检察官的机关之间的差异在检察机关的权限之内。案件的第一次调查,直到最后一次调查。其次,印度尼西亚共和国总检察长采用的起诉制度的优势有两个制度,分别是强制性检察制度和酌处性检察制度,而在日本仅采用了酌处性检察制度。那么,印度尼西亚共和国总检察长的起诉制度的弊端就在于检察强制性制度。在这个系统中,检察官仅根据现有证据而不是根据超出案件范围的事物来处理案件。而在日本,如果所有人都有特定的理由犯罪,可以原谅此类行为,那么某些人就可以使用该系统实施犯罪行为。

著录项

  • 作者

    Wibowo Taufiq;

  • 作者单位
  • 年度 2010
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 {"code":"id","name":"Indonesian","id":20}
  • 中图分类
  • 入库时间 2022-08-31 14:47:31

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号