首页> 外文OA文献 >Model pemasaran berbasis hubungan pada agribisnis: kasus pada saluran pemasaran di jawa barat
【2h】

Model pemasaran berbasis hubungan pada agribisnis: kasus pada saluran pemasaran di jawa barat

机译:基于农业综合企业的关系营销模型:以西爪哇的营销渠道为例

摘要

Pulau Jawa merupakan pulau paling padat penduduknya, dengan 61% dari populasi Indonesia di mana Jawa Barat adalah provinsi dengan populasi terbesar yaitu 41 juta jiwa (18,1%) dan peringkat kedua adalah provinsi Jawa Timur dengan 37,5 juta jiwa (15,8%) serta di posisi ketiga provinsi Jawa Tengah sebanyak 32,4 juta jiwa (13,6%). Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, Jawa Barat merupakan wilayah dengan beragam budaya dan bahasa daerah atau dialek serta berkarakteristik kontras dengan dua identitas yaitu masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah JABODETABEK (sekitar Jakarta) dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan.udFakta di atas mencerminkan besarnya ragam budaya di Indonesia dengan karakteristik dan adat istiadat yang berbeda satu dengan yang lain. Bagaimana mereka berinteraksi dan seperti apa hubungan sosial yang terjadi dan kemudian bisa berlanjut dalam hubungan bisnis adalah suatu hal yang menarik untuk diketahui. udDalam masyarakat Indonesia, banyak nilai sosial (modal sosial) seperti budaya gotong royong, kelembagaan bagi hasil, berbagai bentuk kearifan lokal (local wisdom) yang dimiliki semua etnis dan dapat dikembangkan sebagai bagian dari budaya ekonomi modern. Modal sosial telah teruji oleh sejarah sebagai mekanisme penting baik dalam upaya mencapai pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat. Beberapa peneliti mengatakan penelitian tata niaga pertanian dari kaca mata ilmu ekonomi hanya mengungkap bentuk dan struktur rantai tata niaga, harga dan fluktuasinya, biaya dan margin tata niaga, integrasi pasar, efisiensi pasar, efektivitas pemasaran, transmisi harga, dan lain-lain. Sementara manusia yang terlibat menggerakkan aktivitas tersebut jarang diteliti dan ditulis yaitu para pelaku yang menggerakkan arus barang dari hilir ke hulu.udDisertasi ini bertujuan memahami mereka yang terlibat menggerakkan aktivitas tersebut secara lebih mendalam yang mempengaruhi perilakunya dalam berbisnis, khususnya dari bagaimana bentuk, tingkatan, serta keterikatan di antara mereka dan persoalan modal sosial yang mereka miliki. Seperti yang dikatakan Sahyuti (2008) modal sosial perlu dipahami secara baik karena mampu mengurangi dampak ketidaksempurnaan (imperfect) kelembagaan pasar yang umum dijumpai pada perdagangan hasil-hasil pertanian.udPenelitian dilakukan di wilayah Jawa Barat serta Jakarta dan sekitarnya. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan di wilayah Jawa Barat serta Jakarta dan sekitarnya memiliki kecukupan objek yang diteliti mengenai produsen, dan pedagang (pengepul, pedagang besar, bandar, grosir dan pengecer) komoditas pertanian. Penelitian ini melibatkan 205 responden sebagai sumber informasi. Respoden adalah pengambil keputusan atau pimpinan perusahaan (produsen komoditas pertanian atau peternakan) dan pedagang buah-buahan, sayur-sayuran, dan ayam potong broiler. udKerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan atas beberapa hasil penelitian sebelumnya seperti (1) Kepercayaan dan Komitmen dalam Hubungan Bisnis kolaboratif yang melibatkan Perusahaan di Selandia Baru (Palakshappa dan Gordon, 2005), (2) Memahami Peran Kemampuan Relasional dalam Hubungan Pembeli dan Penjual (Smirnova dan Kushch, 2006), (3) Kepercayaan antarpribadi dalam Hubungan Pembeli dan Penjual di B2B (Akrout dan Akrout, 2007), (4) Model Konseptual untuk Hubungan Pengecer dan Vendor Berdasarkan Teori Kepercayaan dan Komitmen (Smith, 2008), serta (5) Hubungan Langsung Kepercayaan dan Komitmen antara Penjual, Distributor, dan Pelanggan (Wang, 2009).udVariabel-variabel indikator yang digunakan untuk menjelaskan masing-masing variable latent serta sumbernya secara rinci dijabarkan. Terdapat 33 variabel indikator yang diukur dengan skala ordinal dengan 5 strata, di mana masing-masing strata memiliki label untuk mempertegas stratanya (Lickert). Sesuai dengan model konseptual yang telah dijelaskan, maka untuk menduga nilai koefisien model tersebut yang menunjukkan besarnya pengaruh masing-masing peubah laten eksogenous terhadap laten endogenous, serta besarnya kontribusi masing-masing variabel indikator terhadap variabel latennya digunakan kaidah Structural Equation Model (SEM). Analisis SEM merupakan analisis yang berbasis pada Confirmatory Factor Analysis (CFA), suatu metode yang menggabungkan analisis korelasi, analisis regresi, analisis lintas dan analisis faktor.udPemodelan dilakukan sesuai dengan langkah pemodelan Suharjo (2007). Ini dijelaskan sebagai berikut: (1) Pengembangan Model, pada tahap ini, merupakan prinsip menganalisis hubungan kausal antara variabel eksogen dan endogen, sekaligus memeriksa validitas dan reliabilitas penelitian, (2) Mengkostruksikan Diagram Lintas, diagram ini berfungsi untuk menunjukkan alur hubungan kausal antara variabel eksogen dan endogen. Untuk melihat alur hubungan kausal dibuat beberapa model, kemudian diuji dengan menggunakan SEM untuk mendapatkan model yang paling tepat dengan kriteria Goodness of Fit, dan mengkonversi Diagram Lintas tersebut ke dalam Persamaan. (3) Mempergunakan model umum persamaan Pengukuran dan Struktural. (4) Menentukan Jenis Matriks Input, dalam penelitian ini digunakan matriks kovarians, karena tujuan dari analisis ini adalah pengujian suatu model yang telah mendapatkan justifikasi teori. (5) Identifikasi Model, permasalahan yang sering muncul di dalam model struktural adalah pendugaan parameter, baik berupa Un-Identified atau Under-Identified yang menyebabkan proses pendugaan tidak menghasilkan penduga yang unik dan model tidak dapat dipercaya. Gejala yang muncul adanya masalah identifikasi antara lain: terdapat standar Error dari penduga parameter yang terlalu besar, ketidakmampuan program menyajikan matriks informasi yang seharusnya disajikan, pendugaan parameter tidak dapat diperoleh, muncul angka ragam error yang negatif, dan terjadi korelasi yang tinggi -1 atau 1. (6) Penetapan Kriteria Kesesuaian Model, untuk mendapatkan hasil analisis yang valid diperlukan beberapa asumsi dalam pendugaan parameter dan pengujian hipotesis. Asumsi pendugaan parameter dan pengujian hipotesis di antaranya adalah antar unit pengamatan saling bebas, data merupakan contoh acak dari populasinya dan pola hubungan antarvariabel seluruhnya linier. Analisis SEM sangat sensitif terhadap sebaran data sehingga penyimpangan yang besar terhadap multinormal akan berpengaruh pada pengujian Chi-Square. Kesesuaian model terhadap indeks-indeks tersebut di atas harus memenuhi ukuran kriteria kesesuaian model yang baku. Peranti lunak yang digunakan dalam analsis SEM ini adalah LISREL 8.7. Sedangkan metode yang digunakan dalam pendugaan koefisien adalah Unweighted Least Square (ULS).udHasil pendugaan nilai koefisien model yang menyatakan pengaruh masing-masing variabel laten eksogenous terhadap laten endogenous serta kontribusi variabel indikator terhadap latennya dapat diuraikan sebagai berikut. Dari hasil analisis diperoleh nilai CR dan CV, di mana semua nilai CR dari model pengukuran menunjukkan nilai di atas 0.6 sebagai batas minimum. Dari hasil ini disimpulkan bahwa variabel indikator yang digunakan cukup handal untuk menjelaskan variabel latennya. Sementara dari nilai CV masing-masing model pengukuran, minimum nilai yang dipersyaratkan adalah 0.5. Terdapat nilai yang kurang dari nilai minimum tersebut, yakni pada variabel laten komunikasi. Hal ini disebabkan oleh rendahnya nilai koefisien variabel indikator pertemuan rutin informal dan informasi yang up to date. udHasil pendugaan dan pengujian terhadap model struktural menunjukkan bahwa nilai p-Value=0.000 dan RMSEA= 0.073. Artinya, secara keseluruhan model empiris dapat diterima sesuai dengan kriteria yang disyaratkan oleh Joreskog et al. (1996), meski nilai P-Value kurang dari 0.05. Dari sini dapat disimpulkan bahwa koefisien model dapat digunakan sebagai penduga besarnya kontribusi atau pengaruh peubah laten eksogen terhadap laten endogen.udUntuk menjelaskan model struktural tersebut penulis melakukan pembahasan secara bertahap dengan proses hubungan. Dengan kata lain, kausalitas yang terjadi antar peubah laten dijelaskan secara rinci sebagai berikut: (1) Komitmen, Peubah laten endogen Komitmen dipengaruhi oleh peubah eksogen Manfaat Hubungan dan Terminated Cost. Dari hasil analisis ditunjukkan bahwa aspek manfaat hubungan dengan nilai koefisien 0.90 dan nilai bersama nilai koefisien 0.92 memiliki kontribusi yang sangat dominan dan signifikan mempengaruhi komitmen, sedangkan kontribusi Terminated Cost bernilai 0.07 dan tidak signifikan. (2) Kepercayaan ditunjukkan oleh upaya dari pihak yang bermitra untuk menepati dan konsisten menjalankan kewajiban sesuai dengan apa yang telah dijanjikan. Pada model ini, kepercayaan dipengaruhi oleh Komunikasi (koefisien 0,79) dan Kompetensi (koefisien 0,23). Terlihat bahwa kepercayaan sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang merupakan interaksi yang terjadi baik secara formal ataupun informal, baik secara pribadi ataupun organisasi atau lembaga. (3) Nilai-nilai bersama, dalam penelitian ini dipengaruhi oleh dua variabel laten yaitu kepercayaan dan komitmen. Dari hasil analisis ditunjukkan bahwa kontribusi dari keduanya berbeda. Pengaruh komitmen (koefisien 0.92) memiliki pengaruh yang lebih dominan dibandingkan dengan kepercayaan (koefisien 0.20). (4) Pengambilan Keputusan Ketidakpastian, pada penelitian ini dipengaruhi oleh komitmen, nilai bersama dan kepercayaan. Hasil pendugaan koefisien model memperlihatkan bahwa komitmen (koefisien 0.51), nilai bersama (koefisien 0.17) dan kepercayaan (koefisien 0.21) memiliki pengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan ketidakpastian. (5) Kerja sama, dari model hubungan yang dikaji, kerja sama dalam bisnis hanya dipengaruhi oleh pengambilan keputusan dalam ketidakpastian (koefisien 0.89). Terlihat di sini bahwa suatu kerja sama hanya akan terjadi apabila mitra mampu memberikan kepastian bahwa kerja sama yang akan dilakukan akan dapat berjalan dengan risiko yang paling minim. (6) Penciptaan Nilai nilai Hubungan, hasil analisis menunjukkan penciptaan nila i-nilai bersama sangat dominan dicerminkan oleh upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan nilai koefisien 0.89, sedangkan upaya meningkatkan kepuasan pelanggan berada pada urutan kedua (dengan koefisien 0.82). Hasil ini dapat mengartikan bahwa tujuan utama terjadinya kerja sama adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pasar atau pelanggan. (7) Orientasi Pasar, hasil analisis ini membuktikan bahwa orientasi pasar yang dimiliki oleh pihak-pihak yang menjalin pemasaran hubungan mengutamakan kepuasan pelanggan dengan nilai koefisien terbesar yakni 0.82. Pada tingkatan berikutnya, upaya untuk mencari peluang-peluang agar lebih baik daripada kompetitor dengan nilai koefisien 0.79 hampir sama dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan nilai koefisien 0.78. Kedua indikator ini pada dasarnya mencermikan suatu upaya yang sungguh-sungguh atau komitmen yang tinggi dari setiap pihak guna menjamin tetap terjalinnya kerja sama. (8) Performa Bisnis, merupakan komponen yang paling penting dan menjadi tujuan akhir bagi sebuah perusahaan. Hasil analisis ini adalah bahwa performa bisnis yang paling mendasar yaitu meningkatnya skala usaha dengan koefisien 0.87. Meningkatnya skala usaha ini diharapkan dapat menjamin peningkatan keuntungan jangka panjang dengan nilai koefisien 0.86. Meningkatnya skala usaha dan keuntungan jangka panjang secara logis akan meningkatkan nilai perusahaan dengan koefisien 0.74 dan pada akhirnya kelangsungan usaha akan semakin terjamin dengan koefisien 0.65.udFakta yang ditemukan di lapangan adalah pola keterkaitan yang terjadi tidak semata-mata didasarkan pada proses jual beli atas keinginan rasional untuk mendapatkan keuntungan secara finansial jangka pendek dari pihak-pihak yang terkait guna keberlangsungan usahanya, namun terjadinya hubungan juga ditujukan untuk mendapatkan nilai-nilai bersama yang meliputi rasa nyaman, peningkatan citra dan keuntungan holistik jangka panjang maupun melibatkan aspek psikologis yang mentransformasikan sebagian tujuan finansial menjadi aspek yang lebih bersifat emosional dan sosial. Temuan ini mengungkapkan fakta bahwa dalam bekerja sama ada dua nilai yang menjadi tujuan. Pertama adalah keuntungan secara finansial dan kedua adalah tujuan secara psikologis yang dicerminkan oleh rasa nyaman yang merupakan fungsi sosial dari usaha yang dilakukan sehingga aspek ekonomi dan teknis yang seharusnya menjadi prioritas utama untuk dikedepankan dalam membangun kepercayaan, tereduksi oleh aspek sosial.udDari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disarikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: (a) Hasil temuan menunjukkan bahwa pola keterkaitan yang terjadi dalam produk pertanian tidak semata didasarkan pada proses transaksi jual beli (transactional relationship) semata, di mana aspek keuntungan secara finansial menjadi tujuan utama, namun juga melibatkan aspek psikologis yang mentransformasikan sebagian tujuan finansial menjadi aspek yang lebih bersifat emosional dan sosial. (b) Faktor utama yang mengawali terjadinya hubungan pemasaran secara umum bukan semata didasarkan atas nilai rupiah yang menjadi titik kesepakatan terjadinya perpindahan kepemilikan atas komoditas yang diperjual-belikan, namun didasarkan atas komitmen dan kepercayaan. ud
机译:爪哇岛是人口最稠密的岛屿,占印度尼西亚人口的61%,其中西爪哇省是人口最大的省份,人口为4100万人(占18.1%),其次是东爪哇省,人口为3750万人(占15.8%) %),并在中爪哇省排名第三,有3,240万人(13.6%)。作为印度尼西亚人口最多的省份,西爪哇省是一个文化和地区语言或方言多种多样的地区,具有两种身份形成鲜明对比的特征,即主要居住在JABODETABEK地区(雅加达附近)的城市社区和生活在农村地区的传统社区。上面的事实反映出印度尼西亚文化的多样性,其特征和习俗互不相同。他们如何相互作用以及发生什么样的社会关系,然后可以在业务关系中继续发展是一件很有趣的事情。在印尼社会中,许多民族共同拥有并可以发展为现代经济文化的一部分的许多社会价值(社会资本),例如相互合作的文化,利益共享的机构,各种形式的当地智慧。社会资本已被历史考验为实现经济增长和社会公平的重要机制。一些研究人员说,从经济学的角度对农业贸易体系的研究仅揭示了贸易链的形式和结构,价格和波动,贸易成本和利润率,市场整合,市场效率,营销效果,价格传导等。虽然很少有人从事涉及这些活动的人员的研究和写作,即将货物流从下游转移到上游的参与者,但本文旨在了解那些更深入地影响这些活动的人员,这些活动会影响他们的经商行为,尤其是从形状,水平,以及他们与社会资本问题之间的依恋关系。正如Sahyuti(2008)所说,社会资本需要得到充分的理解,因为它能够减少农产品贸易中常见的市场制度不完善的影响,在西爪哇地区,雅加达及其周边地区进行了研究。进行此站点选择的目的是,在西爪哇地区和雅加达及其周边地区,有足够的对象被研究过,涉及农产品的生产者和贸易商(收集者,批发商,经销商,批发商和零售商)。这项研究涉及205名受访者作为信息来源。接收者是决策者或公司负责人(农业或牲畜商品的生产者),以及水果,蔬菜和肉鸡块的商人。本研究中使用的概念框架是基于先前的研究结果而开发的,例如:(1)涉及新西兰公司的合作业务关系中的信任和承诺(Palakshappa和Gordon,2005年),(2)了解关系能力在买方关系中的作用以及卖方(Smirnova and Kushch,2006),(3)B2B中对买卖双方关系的人际信任(Akrout和Akrout,2007),(4)基于信任和承诺理论的零售商与卖方之间关系的概念模型(Smith,2008), (5)卖方,分销商和客户之间的直接信任和承诺关系(Wang,2009)。ud用于解释每个潜在变量及其来源的指标变量已得到详细说明。共有33个指标变量,这些变量以5个阶层的序数尺度进行测量,其中每个阶层都有一个标签来强调其阶层(Lickert)。根据已描述的概念模型,然后为了估计模型的系数值,该系数值显示每个外生潜变量对内生潜变量的影响的大小以及每个指标变量对其潜变量的贡献的大小,使用结构方程模型(SEM)。 SEM分析是基于确认因子分析(CFA)的分析,该方法结合了相关分析,回归分析,交叉分析和因子分析,并按照Suharjo(2007)的建模步骤进行建模。解释如下:(1)在此阶段,模型开发是分析外生变量与内生变量之间的因果关系,并检查研究的有效性和可靠性的原理,(2)构造交叉图,此图用于显示变量之间因果关系的流程外生的和内生的。为了查看因果关系流程,我们建立了几种模型,然后使用SEM进行测试,以得到拟合优度标准最合适的模型,并将横截面图转换为方程式。 (3)使用测量和结构方程的通用模型。 (4)确定输入矩阵的类型,在本研究中使用协方差矩阵,因为此分析的目的是测试已获得理论证明的模型。 (5)模型识别,结构模型中经常出现的问题是参数估计,其形式为“未识别”或“未识别”,这会导致估计过程无法生成唯一的估计器,并且无法信任模型。识别问题引起的症状包括:参数估计器的标准误差太大,程序无法显示应显示的信息矩阵,无法获得参数估计,出现负错误数,并且相关性高为-1或1 (6)确定模型适用性标准,以获得有效的分析结果,在估计参数和检验假设时需要几个假设。关于参数估计和假设检验的假设包括相互依存的观察单位,数据是总体的随机示例,变量之间的关系模式完全是线性的。 SEM分析对数据的分布非常敏感,因此与多法线的较大偏差会影响卡方检验。该模型对上述索引的适用性必须满足标准拟合模型的大小标准。 SEM分析中使用的软件为LISREL 8.7。虽然用于估计系数的方法是未加权最小二乘(ULS),但模型系数的估计结果描述了每个外生潜变量对内生潜势的影响以及指标变量对潜势的贡献。从CR和CV值获得的分析结果中,测量模型中的所有CR值均显示0.6以上的最小限值。从这些结果可以得出结论,所使用的指标变量足够可靠,足以解释潜在变量。从每个测量模型的CV值来看,最小要求值为0.5。存在一个小于最小值的值,该最小值是通信的潜在变量。这是由于非正式例会和最新信息的指标变量系数较低。结构模型的估计和测试结果表明,p值= 0.000,RMSEA = 0.073。也就是说,总体而言,经验模型可以根据Joreskog等人要求的标准来接受。 (1996),即使P值小于0.05。由此可以得出结论,该模型的系数可以作为外生潜变量对内生潜变量的贡献或影响程度的预测指标,为解释结构模型,作者对关系过程进行了逐步讨论。换句话说,潜在变量之间发生的因果关系详细解释如下:(1)承诺,内生潜在变量承诺受关系收益和终止成本的外生变量影响。从分析中可以看出,系数值为0.90且系数的联合值为0.92的关系的收益方面具有非常显着的贡献并显着影响承诺,而终止成本的贡献为0.07而并不显着。 (2)伙伴通过各方努力履行承诺并始终如一地履行义务,表明了信任。在此模型中,信任受沟通(系数0.79)和能力(系数0.23)的影响。看来,信任受到沟通的强烈影响,沟通是个人或组织或机构中正式或非正式的互动。 (3)在这项研究中,共享价值受两个潜在变量的影响,即信任和承诺。分析表明,两者的贡献是不同的。与信任(系数0.20)相比,承诺的影响(系数0.92)具有更主要的影响。 (4)决策不确定性,在本研究中受承诺,共享价值和信任的影响。对模型系数的估计结果表明,承诺(系数0.51),共享值(系数0.17)和信任(系数0.21)对不确定性决策有重要影响。 (5)合作,从关系模型研究,业务合作仅受不确定性决策的影响(系数0.89)。从这里可以看出,只有在合作伙伴能够确定将要进行的合作能够以最小风险运行的情况下,合作才会发生。 (6)关系价值的创造,分析表明,共享价值的创造非常占主导地位,反映在满足客户需求的努力中,系数为0.89,而在提高客户满意度方面的努力排名第二(系数​​为0.82)。这些结果可能意味着合作的主要目标是努力满足市场或客户需求。 (7)市场取向,该分析结果表明,建立关系营销的各方所拥有的市场取向优先考虑客户满意度,其最大系数值为0.82。在下一个层次上,寻找机会要好于竞争对手(系数为0.79)的努力与满足客户需求的努力(系数为0.78)几乎相同。这两个指标基本上反映了各方为确保持续合作所做的认真努力或高度承诺。 (8)业务绩效是最重要的组成部分,也是公司的最终目标。该分析的结果是,最基本的业务绩效正在以0.87的系数增加业务规模。扩大该业务的规模有望保证长期利润的增长,系数为0.86。业务规模的增长和长期利润的增加将在逻辑上增加公司的价值,系数为0.74,最终业务连续性将更安全,系数为0.65。合理地从有关各方获取短期财务利益以实现其业务的可持续性,但这种关系还旨在获得共享的价值,包括舒适度,形象增强和整体长期利益以及涉及改变某些财务目标的心理方面变得更具情感和社会意义。这一发现揭示了一个事实,即在一起工作时有两个价值观成为目标。首先是财务利益,其次是心理目标,这是由舒适感所反映的,舒适感是所从事业务的社会功能,因此应以社会方面来减少应作为建立信任的主要重点的经济和技术方面。得出的结论可以归纳如下:(a)研究结果表明,农产品中发生的关系模式不仅基于买卖的交易过程(交易关系),而财务收益是主要目标,涉及心理方面,这些方面将一些财务目标转变为更具情感和社会意义的方面。 (b)总体上建立销售关系的主要因素不仅是基于盾的价值,而盾的价值是转让商品所有权转移的协议要点,而是基于承诺和信任。 ud

著录项

  • 作者

    Ahmady Muchlis;

  • 作者单位
  • 年度 2012
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号