首页>
外文OA文献
>PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASIudMENGGUNAKAN BUSINESS SYSTEM PLANNING DAN udUSULAN PERBAIKAN PROSES BISNIS DI LINI PRODUKSIudDENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING ud(STUDI KASUS: PT. SRIKANIA CITRA MANDIRI)
【2h】
PERANCANGAN ARSITEKTUR INFORMASIudMENGGUNAKAN BUSINESS SYSTEM PLANNING DAN udUSULAN PERBAIKAN PROSES BISNIS DI LINI PRODUKSIudDENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING ud(STUDI KASUS: PT. SRIKANIA CITRA MANDIRI)
Berdasarkan perkembangan dunia industri yang semakin pesat, seluruhudperusahaan yang bergerak dalam sektor industri manufaktur dituntut untukudmelakukan seluruh kegiatan bisnisnya secara efisien dan seefektif mungkin, agarudpangsa pasar yang sudah dimiliki dapat dipertahankan maupun untuk merebutudpangsa pasar baru. udPT. Srikania Citra Mandiri (PT. SCM) adalah salah satu perusahaan yangudbergerak dalam sektor industri manufaktur pada produksi pembuatan sparepartudmotor yang memiliki fokus pada produksi sparepart motor berbahan karet (rubber).udProses bisnis PT. SCM belum memiliki suatu sistem informasi yang terintegrasiudantar departemen, maka diperlukan adanya suatu acuan dalam alurudpengembangan informasi untuk memudahkan dalam memetakan aliran informasi.udSelain itu, pada proses produksi PT. SCM masih terdapat proses yang tidakudmemiliki nilai tambah dan menimbulkan pemborosan pada sistem produksi. udPemodelan arsitektur informasi dapat dilakukan dengan menggunakan metodeudBusiness System Planning (BSP), sehingga tujuan organisasi secara keseluruhanuddapat terwujud. Sedangkan perbaikan pada proses produksi dapat dilakukanuddengan menggunakan konsep pendekatan Lean Manufacturing dan metode yangudakan digunakan untuk proses implementasi lean manufacturing adalah ValueudStream Mapping (VSM). udBerdasarkan hasil pengolahan arsitektur informasi, diperoleh outputudarsitektur informasi dalam persepsi proses bisnis dan arsitektur informasi dalamudpersepsi basis data. Lalu hasil identifikasi pemborosan dengan menggunakanudmetode VALSAT, diperoleh bahwa pemborosan (waste) yang memiliki bobot palingudbesar yaitu menunggu (waiting) dan diperoleh tools yang akan dipakai untukudmengeliminasi waste tersebut yaitu Process Activity Mapping (PAM). Dari hasiludPAM waktu yang dibutuhkan untuk seluruh proses pada produksi step belakangudmotor honda adalah 1978,28 detik. Terdapat 679,67 detik yang tergolong padaudaktivitas yang memiliki nilai tambah (VA), sedangkan untuk aktivitas yang tidakudbernilai tambah sama sekali (NVA) memiliki waktu sebesar 750 detik dan untukudaktivitas yang tidak bernilai tambah tetapi masih dibutuhkan memiliki waktuudsebesar 548,56. Dari hasil identifikasi waste, usulan perbaikan pada waste iniudadalah dengan melakukan penggabungan proses dan eliminasi, hal ini akanudberpengaruh pada lead time produksi secara keseluruhan. Setelah digambarkanuddengan future state value stream mapping, terlihat perbedaan total NVA padaudcurrent state VSM sebesar 870 detik menjadi 720 detik. Sedangkan untuk total VA,udpada current state map VSM memiliki total VA yaitu 558,23 detik, pada future stateudmap VSM berkurang menjadi 531,92 detik.udududKata Kunci : Pemborosan, Arsitektur Informasi, Business System Planning, Lean udManufacturing, Value Stream Mapping, VALSAT, Process ActivityudMapping
展开▼