首页>
外文OA文献
>PENGELOLAAN LINGKUNGAN AREAL TAMBANG BATUBARAud(Studi Kasus Pengelolaan Air Asam Tambang (Acid Mining Drainage) di PT. Bhumi RantauudEnergi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan)
【2h】
PENGELOLAAN LINGKUNGAN AREAL TAMBANG BATUBARAud(Studi Kasus Pengelolaan Air Asam Tambang (Acid Mining Drainage) di PT. Bhumi RantauudEnergi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan)
bsrtakudKegiatan pertambangan batubara berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan. Salah satu kerusakan lingkunganudadalah munculnya Air Asam Tambang (AAT) atau Acid Mining Drainage (AMD). AAT dicirikan dengan pH air yangudsangat rendah (pH antara 3-5), warna perairan yang kuning kemerahan, dan berpengaruh buruk terhadap biota air. AATudmuncul dari adanya singkapan tanah yang mengandung pirit, bereaksi dengan udara dan air hujan. Reaksi AAT Reaksiudpertama adalah reaksi pelapukan dari pirit disertai proses oksidasi. Pirit dioksidasi menjadi sulfat dan besi ferro (Pyrite +udoxygen + water → ferrous iron + sulfate + acidity). Reaksi lanjutan dari pirit oleh besi ferri lebih cepat (2-3 kali)uddibandingkan dengan oksidasi dengan oksigen dan menghasilkan keasaman yang lebih banyak (Pyrite + ferric iron +udwater → ferrous iron + sulfate + acidity). Penanganan secara prefentif (menghindari singkapan batuan pirit) adalahudpengelolaan yang paling baik. Jika Air Asam Tambang sudah terjadi, pengelelolaan dilakukan dengan beberapa langkah.udPertama; pengaliran air asam tambang, Kedua, pemompaan ke tempat perlakukan, ketiga; penetralan air asam tambanguddi kolam pengendap.
展开▼