首页> 外文OA文献 >TRADISI HAJAT LEMBUR AMPIH PARE DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MEMBUAT MODEL PELESTARIAN TRADISI LISAN PADA MASYARAKAT
【2h】

TRADISI HAJAT LEMBUR AMPIH PARE DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG DAN PEMANFAATANNYA UNTUK MEMBUAT MODEL PELESTARIAN TRADISI LISAN PADA MASYARAKAT

机译:SITURAJA区,Sumedang区的AMPIH加班传统及其在社区保留口头传统保留模型中的应用

代理获取
本网站仅为用户提供外文OA文献查询和代理获取服务,本网站没有原文。下单后我们将采用程序或人工为您竭诚获取高质量的原文,但由于OA文献来源多样且变更频繁,仍可能出现获取不到、文献不完整或与标题不符等情况,如果获取不到我们将提供退款服务。请知悉。

摘要

Penelitian ini dilatarbelakangi fakta bergesernya eksistensi tradisi lisan yang erat kaitannya dengan sistem nilai pengetahuan, sejarah, hukum, adat istiadat, kedudukan sosial, dan sistem kepercayaan di masyarakat. Tradisi lisan yang sarat nilai ini perlu untuk dipertahankan, dibangkitkan, bahkan dikembangkan kembali. Tradisi hajat lembur ampih pare (HLAP) merupakan salah satu wujud rasa syukur masyarakat Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang kepada Sang Pencipta setelah panen padi dengan proses utama penyimpanan padi. Masalah dirumuskan dalam dua pertanyaan penelitian: (1) Bagaimanakah proses pelaksanaan tradisi lisan HLAP Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang? (2) Model seperti apakah yang dapat dikembangkan dari pelaksanaan tradisi lisan HLAP Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang untuk pelestarian tradisi lisan di masyarakat? Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan wawancara kepada para tokoh, pihak pemerintahan, praktisi pendidikan, generasi muda dan masyarakat umum di wilayah Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. Data diolah secara tekstual dan kontekstual dengan metode etnografi dan fenomenologi. Dari hasil observasi dan wawancara ditemukan bahwa tradisi HLAPmerupakan sebuah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan satu hari satu malam dengan tahapan: (1) gontra sawala, (2) pawai obor, (3) pagelaran kesenian tradisional, (4) proses utama ampih pare, (5) makan bersama, (6)kesenian tradisional.Dari hasil analisis data ditemukan tujuh unsur kebudayaan: a) Peralatan kehidupan manusia dalam pawai obor, tampilan kesenian, ampih pare, makan bersama, dan seni tayub; b) Mata pencaharian dalam ampih pare; c) Sistem kemasyarakatan dalam semua kegiatan; d) Sistem bahasa, baik lisan maupun tulisan dalam semua tahapan kegiatan; e) Kesenian dengan berbagai jenisnya dalam tampilan dan pagelaran kesenian serta kegiatan ampih pare; f) Sistem pengetahuan; dan g) Sistem religi dalam semua tahapan hajat lembur ampih pare. Hasil kajian dimanfaatkan sebagai dasar untuk membuat model pelestarian tradisi lisan di masyarakat. Selama ini model pelestarian HLAP hanya dilaksanakan dalam bentuk rutinitas pelaksanaan, dalam bidang pendidikan belum dilaksanakan secara optimal. Model ini berupa model pelatihan dalam pendidikan nonformal dan pembelajaran dalam pendidikan formal dengan pendekatan teori pohon (mengembangkan budaya tanpa mengabaikan prinsip dasar kebudayaan asal). Model ini perlu ditindaklanjuti berbagai pihak seperti pemerintah, tokoh adat, masyarakat, generasi muda dan pihak terkait lainnya sehingga tujuan pelestarian dapat tercapai.---------- The study is based on the changing situation towards the existence of oral tradition which has closed relation with the system of knowledge, history and beliefs in society. This valuable oral tradition should be maintained, recovered and even reinvented. The tradition of hajat lembut ampih pare (HLAP) is one of grateful expression performed by people in Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang to their Creature after harvesting rice with restoring the rice as the main activity. The research questions were formulated as follows: (1). How oral tradition process of HLAP is performed in Kecamatan Situraja Kabupaten Sumeadng? (2). What kind of model can be developed from HLAP oral tradition performance in Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang in society? The study used a qualitative approach. The data were collected by using an observation and interview technique with public leaders, government, young people and people in Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. The data were deeply investigated with descriptive study and then contextually analyzed with ethnography and phenomenology method. From the observation and interview, it is found that the tradition of HLAP is a series of program which is performed one day and one night with the following sequences: (1). Gantra sawala, (2). Torch parade, (3). Traditional art performance, (4). Main activity ampih pare, (5). Eaten together (6)Traditional art performance. From the data analysis, it finds that there are cultural elements: a). Human life equipments in torch parade, art performance, ampih pare, eating together and tayub art performance; b). Human making life in Ampih Pare c). Social system in all activites; (d). Language system, both oral or written in all activities; (e). Art in various performances and in Ampih Pare ; (f). Knowledge system; and (g). Religious system in all step activities Hajat Lembur Ampih Pare. The study is used as a basis of oral tradition conservational model in society. Model for preservation of HLAP tradition is carried out in the form of routine execution. The education sector hasn’t been involved optimally, which is training model in non-formal education and learning in formal education by using a tree model (developing a culture without abandoning basic principles of original culture). The model should be followed up by stakeholders, such as government, public leader, society, young generation in the sake of cultural conservation.
机译:这项研究的动机是,口头传统的存在与社会的知识,历史,法律,习俗,社会地位和信仰体系的价值体系密切相关。这些维护价值的口头传统需要得到维护,激发甚至发展。 Pare Ampih加班(HLAP)的传统是对Sumedang区Situraja区的人们在收获稻米后的主要过程,向造物主表示感谢。这个问题由两个研究问题提出:(1)在Sumedang摄政区Situraja区实施HLAP的口头传统的过程是什么? (2)在Sumedang摄政区Situraja区实施HLAP的口头传统可以开发出什么样的模式,以维护社区的口头传统?该研究采用定性描述方法进行。通过观察和访谈技术,向苏梅当区Situraja街道的领导人,政府,教育工作者,年轻一代和公众收集了数据。使用人种学和现象学方法在文本和上下文中处理数据。从观察和访谈中发现,高级别行动计划的传统是一系列的活动,一天又一个晚上,分阶段进行:(1)锯木拉贡特拉(2),火炬游行,(3)传统艺术表演,(4)表演的主要过程,(5) )一起吃饭;(6)传统艺术从数据分析的结果中发现了文化的七个要素:a)传递火炬的人的生活设备,艺术品展示,有力,一起吃饭和tayub艺术; b)削水果的生计; c)所有活动中的社会制度; d)在所有活动阶段的口语和书面语言系统; e)各种艺术作品,包括艺术作品的外观,表演和同等活动; f)知识系统; g)宗教制度处于削价和加班津贴的所有阶段。研究的结果被用作创建一个模型来维护社区口头传统的基础。到目前为止,HLAP保存模型仅以常规实施的形式实施,在教育领域还没有得到最佳实施。该模型是采用树理论方法(发展文化而不忽略原始文化的基本原理)的非正规教育和正规教育学习的训练模型。该模型需要政府,传统领导人,社区,年轻人和其他有关方面等各方的跟进,以实现保护目标,这项研究是基于对口头传统存在的变化情况的研究。与社会的知识,历史和信仰体系有着密切的联系。这种宝贵的口头传统应该得到维护,恢复甚至重新发明。温柔,无忧无虑(HLAP)的传统,是Sumedang区Situraja区的人们在收割稻谷后恢复他们的主要活动时对他们的生物表示的感谢之一。研究问题概括如下:(1)。在Sumeadng摄政区Situraja街道如何进行HLAP的口头传统程序? (2)。从社会上苏美当摄政区Situraja街道的HLAP口头传统表现可以开发出什么样的模型?该研究采用定性方法。数据是通过对苏梅当摄政区的公共领导人,政府,年轻人和Situraja区的人们进行观察和访谈的技术收集的。通过描述性研究对数据进行了深入研究,然后使用人种学和现象学方法进行了背景分析。从观察和访谈中可以发现,HLAP的传统是一系列程序,按一天的顺序和一个晚上的顺序执行:(1)。 Gantra sawala,(2)。火炬游行(3)。传统艺术表演,(4)。主要活动功能强大,(5)。一起吃饭(6)传统艺术表演。从数据分析中,发现有文化因素:a)。人类的生活装备,包括火炬游行,艺术表演,强大的表演,一起吃饭和泰图艺术表演; b)。在Ampih Pare的人类制造生活c)。所有活动中的社会制度; (d)。所有活动的口语或书面语言系统; (e)。各种表演和Ampih Pare中的艺术; (F)。知识体系;和(g)。所有步骤活动中的宗教系统Hajat Ampih Pare加班。该研究被用作社会保守口头传统模式的基础。保持HLAP传统的模型以例行执行的形式进行。教育部门的参与尚未达到最佳状态,这是使用树模型(在不放弃原始文化的基本原理的情况下发展一种文化)来训练非正规教育的模型和在正规教育中学习的模型。该模型应由利益相关者跟进,例如政府,公共领导人,社会,为了文化保护的年轻一代。

著录项

  • 作者

    Sulasyati E.;

  • 作者单位
  • 年度 2015
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号