Metodologi Istinbath Fikih Zakat Indonesia udStudi Terhadap Fatwa-Fatwa Zakat Majelis Ulama Indonesia)

摘要

Penelitian ini merupakan gagasan pengembangan ushul fikih (metodologi) terhadap fikih zakat Indonesia dari metodologi yang berorientasi teks menuju konteks (empiris) yang selama ini kurang ditonjolkan sehingga mempengaruhi pengembangan fatwa – fatwa fikih zakat Indonesia yang dirasakan fatwa – fatwa zakat tersebut belum menjawab kebutuhan hukum perzakatan di Indonesia. Padahal faktor perubahan sosial, modernisasi hukum dan dinamika ijtihad menutuntut adanya perubahan metodologi. Agar penelitian ini tidak terlalu melebar maka kajian ini dibatasi kepada: (1). Mengeksplorasi bentuk fatwa-fatwa MUI tentang zakat di Indonesia (2). Mengetahui urgensi dirumuskankan metodologi istinbath fikih zakat Indonesia. (3). Merumuskan metodologi istinbath fikih zakat Indonesia. (4). Merumuskan relevansi dan aplikasi kontekstualisasi mazhab dan maqashid al-syariah terhadap kebutuhan fatwa fikih zakat Indonesia.udJenis penelitian ini adalah gabungan penelitian lapangan dan penelitian perpustakaan melalui pendekatan ushul fikih (filosofis), sosiologis dan historis. Teori digunakan penelitian ini yaitu : Teori modernisasi hukum, teori perubahan sosial, teori hubungan ushul fikih dengan fikih dan teori maqashid al-syariah. Hasil temuan penelitian ini merumuskan : Pertama, fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang zakat, Sejak tahun 1982 - 2012 terbilang relatif sedikit terdiri dari sembilan fatwa ditipologikan kepada : Fatwa sumber-sumber zakat, fatwa asnaf-asnaf zakat dan fatwa pengelolaan zakat. Dilihat dari rentang waktu yang cukup panjang tersebut, seharusnya fatwa-fatwa zakat Indonesia tumbuh dan berkembang mengakomodasi kebutuhan – kebutuhan hukum fikih zakat Indonesia. Namun realitasnya fatwa tersebut belum menjawab kebutuhan hukum yang dimaksud. Kedua, urgensi dirumuskannya metodologi istinbath fikih zakat Indonesia adalah: (1). Pembaruan metodologi fikih zakat Indonesia yang selama ini cenderung didominasi metodologi mazhab tertentu (2). Merespon kebutuhan hukum fikih zakat kontemporer (3). Penyatuan khilafiyah. (4). Efektivitas pengelolaan zakat Indonesia. Ketiga, metodologi istinbath fikih zakat Indonesia dirumuskannya sebuah konstruk ushul fikih baru dengan metodologi kontekstualisasi mazhab dan maqashid al-syariah. Kontekstualisasi mazhab adalah ijtihad yang didasarkan kepada mengakomodasi semua mazhab yang sesuai dengan konteks sosial dan budaya keindonesiaan. Sedangkan maqashid al-syariah memprioritaskan pendapat ulama atau melakukan ijtihad baru pada pertimbangan tujuan syariah. Keempat, relevansi fatwa yang ada belum secara menyeluruh menggunakan metodologi kontekstualisasi mazhab dan maqashid syariah secara sistematis dan menyeluruh. Sementara wacana, diskusi, dialog berkembang membutuhkan fatwa-fatwa baru, seiring dengan dinamika perkembangan zakat di Indonesia. Aplikasi metodologi fikih zakat Indonesia dengan format kontekstualisai mazhab di Indonesia dan maqashid syariah adalah sebuah keharusan dan kebutuhan. Berbagai kasus dapat diterapkan melalui metodologi ini mulai dari pengembangan sumber-sumber zakat, mustahik zakat dan manajemen pengelolaan zakat.