Sistem beton pracetak yang akan direncanakan terhadap beban gempa (beban siklik) tetap harus mengacu pada konsep desain kapasitas dengan menerapkan falsafah strong column - weak beam untuk menjaga agar tidak berubahnya aliran ???gaya dalam??? pada sistem, terutama pada daerah komponen balok-kolom. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa nilai kekakuan hubungan balok-kolom pada sambungan model takik akibat beban siklik lateral. Benda uji sambungan balok kolom dibuat sebanyak tiga buah, satu untuk sambungan monolit dan dua untuk sambungan pracetak model takik (30 cm dan 40 cm). Pembuatan benda uji sambungan balok kolom terdiri atas 2 tahap yaitu pengecoran pertama meliputi penegecoran bagian-bagian beton pracetak berupa bagian kolom dan bagian balok. Mutu beton rencana adalah f???c 25 MPa dan penegecoran kedua meliputi penyambungan bagian-bagian beton pracetak dengan metode grouting menggunakan sikagrout 215 (new). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diberikan beban siklik terhadap kedua model struktur, ternyata komponen balok-kolom tipe sambungan model takik (BTK 1 dan BTK 2) lebih mampu mempertahankan nilai kekakuannya hingga akhir pengujian, dimana nilai akhir kekakuan komponen balok-kolom tipe sambungan model takik (BTK 1 dan BTK 2) lebih tinggi dibandingkan konponen konvensional yaitu 0.16 kN/mm dan 0,15 kN/mm untuk komponen konvensional.
展开▼