首页> 外文OA文献 >Analisis persepsi dan willingness to pay konsumen terhadap produk steak wagyu (studi kasus restoran steak hotel di wilayah jakarta selatan)udud
【2h】

Analisis persepsi dan willingness to pay konsumen terhadap produk steak wagyu (studi kasus restoran steak hotel di wilayah jakarta selatan)udud

机译:分析消费者对和牛牛排产品的支付意愿和支付意愿(以雅加达南部地区的牛排餐厅为例) ud

摘要

Pembangunan sektor peternakan di Indonesia berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi, meningkatkan kesejahteraan peternak, menciptakan kesempatan kerja serta mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Produk yang dihasilkan dari sektor peternakan seperti daging sapi dan olahannya memiliki keunggulan yakni diminati oleh masyarakat Indonesia, sehingga konsumsi daging sapi di Indonesia mengalami peningkatan. Salah satu perusahaan swasta agribisnis terpadu yang menjalankan program penambahan jumlah bibit sapi produktif adalah PT. Japfa Comfeed, Tbk. Perseroan Terbatas (PT) Japfa Comfeed melalui divisi peternakan yakni PT, Santosa Agrindo, memiliki usaha pembibitan dan penggemukan sapi. Salah satu jenis yang dikembangkan melalui usaha pembibitan sapi adalah jenis wagyu. Restoran yang menyediakan menu steak wagyu salah satunya adalah Restoran Steak Hotel. Perkembangan restoran tersebut memiliki beberapa kendala antara lain informasi daging sapi wagyu belum banyak diketahui oleh konsumen serta tingginya harga produk steak wagyu jika dibandingkan dengan steak lainnya. Hal tersebut menyebabkan persepsi konsumen terhadap hidangan steak wagyu masih beragam. Penelitian mengenai faktor utama pembentuk persepsi konsumen terhadap produk steak wagyu memiliki implikasi dalam pengembangan produk steak wagyu sesuai dengan persepsi konsumen serta dan willingness to pay steak wagyu. udPenelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta Selatan yakni pada bulan Januari 2011 hingga Februari 2012. Lokasi penelitian yakni Restoran Steak Hotel di Jalan Bakti No. 15, Senopati, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui penyebaran kuesioner dan wawancara tatap muka dengan konsumen steak wagyu dan non-wagyu dan dilakukan di Restoran Steak Hotel. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 orang. Skala pengukuran yang dipakai dalam menilai jawaban responden adalah skala Likert. Teknik pengolahan dan analisis data yang telah dikumpulkan terdiri dari analisis deskriptif, analisis model regresi logistik untuk menganalisa pengaruh persepsi terhadap sikap kenaikan dan penurunan harga steak wagyu dan non-wagyu serta analisis konjoin untuk mengukur nilai hypothetical WTP.udAnalisis demografi menunjukkan pengunjung Restoran Steak Hotel terdiri dari 50% pria dan 50% wanita. Berdasarkan usianya sebagian besar responden merupakan kelompok usia produktif dan berada pada kisaran usia 26-35 tahun. Tingkat pendidikan responden cukup tinggi, jika ditotal maka jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana dan Pascasarjana sebesar 83%. Responden sebagian besar bekerja sebagai pegawai swasta (61%). Pengeluaran perbulan responden lebih dari Rp. 4000.000,00 yang menunjukkan sebagian besar konsumen Restoran Steak Hotel berada pada kelas menengah ke atas (47%). Jumlah pembelian steak sebagian besar berada pada kelompok yang melakukan pembelian steak 1 porsi per bulan (51%) dan jumlah anggaran per bulan Rp. 200.000 (36%). Responden memperoleh informasi pertama kali mengenai steak wagyu melalui teman (61%). Berdasarkan jenis steak alternatif, sebagian responden memilih steak daging non-wagyu.udAnalisis regresi logistik menunjukkan responden yang akan mengurangi pembelian jika harga steak wagyu meningkat atau yang menjawab Ya sebesar 39% dan yang menjawab Tidak sebesar 61%. Variabel persepsi yang mempengaruhi keputusan untuk mengurangi pembelian steak wagyu jika harga steak wagyu naik yakni variabel rasa (X1) dan variabel informasi mengenai steak wagyu (X6). Berdasarkan penelitian dapat diketahui responden yang akan menambah pembelian jika harga steak wagyu turun atau yang menjawab Ya sebesar 47% dan yang menjawab Tidak sebesar 53%. Variabel persepsi yang mempengaruhi keputusan untuk menambah pembelian steak wagyu jika harga steak wagyu turun yakni variabel tekstur (X2), variabel kandungan kadar lemak steak wagyu (X5), variabel informasi yang menarik (X8) dan variabel harga steak tergantung restoran (X11). udAnalisis regresi logistik menunjukkan responden yang akan mengurangi pembelian jika harga steak non-wagyu meningkat atau yang menjawab Ya sebesar 28% dan yang menjawab Tidak sebesar 78%. Variabel persepsi yang mempengaruhi keputusan untuk menambah pembelian steak non-wagyu jika harga steak non-wagyu meningkat yakni variabel juicyness (X4) dan variabel informasi yang menarik minat (X8). Variabel lainnya tidak berpengaruh secara nyata. Berdasarkan penelitian dapat diketahui responden yang menambah pembelian jika harga steak non-wagyu turun atau yang menjawab Ya sebesar 37% dan yang menjawab Tidak sebesar 63%. Variabel persepsi yang mempengaruhi keputusan untuk menambah pembelian steak non-wagyu jika harga steak non-wagyu meningkat yakni variabel tekstur (X2), variabel tingkat keempukan (X3), variabel kadar lemak (X5), variabel informasi yang menarik (X8) dan variabel harga bahan baku (X14). udPengertian WTP dalam penelitian ini adalah besarnya kontribusi preferensi konsumen dari suatu atribut produk steak terhadap kesediaan untuk membeli produk tersebut. Hasil perhitungan menunjukakn bahwa responden memberikan penilaian kepentingan relatif untuk membeli sebesar 87,127% kepada atribut kualitas steak wagyu. Responden memberikan penilaian kepentingan relatif terhadap atribut sumber informasi sebesar 12,873%. Preferensi konsumen steak wagyu ditentukan oleh faktor kunci berupa kualitas steak, dengan nilai kegunaan paling tinggi yakni kadar lemak. udImplikasi manajerial dalam penelitian ini antara lain : (1) Melakukan sosialisasi dan memberikan informasi mengenai keunggulan produk steak wagyu melalui pembagian pamflet dan media jejaring sosial yang dimiliki restoran tersebut; (2) Menjaga cita rasa steak wagyu; (3) Melakukan paten resep steak yang dikembangkan oleh Restoran Steak Hotel untuk menjaga daya saing; (4) Melakukan edukasi konsumen mengenai kandungan gizi dan nutrisi steak wagyu dan non-wagyu; (5) Melakukan promosi harga hemat steak wagyu dengan jumlah terbatas; (6) Restoran Steak Hotel menjaga kualitas bahan baku hingga penyajian melalui SOP; (7) Menjamin ketersediaan bahan baku yang berkualitas dari pemasok dan memperhatikan daya simpan bahan baku terutama bahan baku yang memiliki daya awet yang rendah (high perishable material) seperti daging dan sayur mayur; (8) Perluasan usaha dilakukan pada lokasi yang dekat dengan konsumen yang tergolong kelas menengah ke atas. ud
机译:印度尼西亚畜牧业的发展在满足粮食和营养需求,改善农民福利,创造就业机会以及促进印度尼西亚经济增长方面发挥着作用。畜牧业生产的产品(例如牛肉)及其加工产品具有印度尼西亚人民所需要的优势,因此印度尼西亚的牛肉消费量增加了。 PT是一项执行增加牲畜生产数量计划的综合私营农业综合企业公司之一。 Japfa Comfeed,待定。有限公司(PT)Japfa Comfeed通过其家畜部门,即PT Santosa Agrindo,从事牛的育种和育肥业务。和牛是通过牛育种发展起来的一种类型。提供和牛牛排菜单的餐厅,其中之一就是Hotel Steak Restaurant。这家餐厅的发展有几个障碍,包括关于和牛牛肉的信息尚未为消费者所广泛了解,以及和牛牛排产品与其他牛排相比价格高昂。这导致消费者对和牛牛排菜肴的看法仍然多种多样。根据消费者的认知和支付意愿,对构成消费者对和牛牛排产品认知的主要因素的研究对和牛牛排产品的发展具有重要意义。这项研究是在2011年1月至2012年2月在雅加达南部地区进行的。研究的地点是Jalan Bakti No.的Hotel Steak Restaurant。雅加达南部塞诺帕蒂15号。这项研究是采用描述性方法,通过问卷调查和和牛与非和牛牛排消费者的面对面访谈,并在酒店牛排餐厅进行的。这项研究的受访者人数为100人。评估受访者的答案时所使用的量表是李克特量表。收集到的数据处理和分析技术包括描述性分析,逻辑回归模型分析(用于分析感知对和牛和非和牛牛排价格上涨和下跌的态度的影响)以及联合分析以测量WTP的假设值。由50%的男性和50%的女性组成。基于大多数受访者的年龄,是生产性年龄组,年龄在26-35岁之间。如果具有学士和研究生学历的受访者总数为83%,则受访者的教育水平很高。大多数受访者是私人雇员(61%)。受访者的每月支出超过Rp。 4000,000.00显示了大多数消费者,酒店牛排餐厅属于中上层阶级(47%)。购买牛排的数量大部分属于每月购买1份牛排(51%)的组,每月总预算为Rp。 200,000(36%)。受访者通过朋友(61%)首次获得了有关和牛牛排的信息。根据替代牛排的类型,一些受访者选择了非和牛肉牛排,Logistic回归分析显示,如果和牛牛排价格上涨,则愿意减少购买量的受访者,或者对“是”的回答为39%,对“不”的回答为61%。如果和牛牛排价格上涨,会影响决定减少和牛牛排购买量的感知变量是口味变量(X1)和有关和牛牛排的信息变量(X6)。根据研究可以发现,如果和牛牛排价格下跌,或者回答“是”的比例为47%,回答“否”的比例为53%,则受访者会增加购买量。如果和牛牛排价格下跌,则影响增加和牛牛排购买决定的感知变量是质地变量(X2),和牛牛排脂肪含量变量(X5),有趣的信息变量(X8)和牛排相关价格变量(X11)。 Logistic回归分析显示,如果非和牛牛排的价格上涨,或者将“是”的回答提高28%,将“否”的回答提高78%,则受访者将减少购买量。如果非和牛牛排的价格上涨,则影响增加非和牛牛排购买决策的感知变量即多汁性变量(X4)和感兴趣的信息变量(X8)。其他变量没有明显影响。根据研究,如果非和牛牛排的价格下降,或者回答“是”的人为37%,回答“否”的人为63%,则受访者会增加购买量。如果非和牛牛排的价格上涨,则会影响决定增加非和牛牛排购买量的感知变量,即质地变量(X2),嫩度水平变量(X3),脂肪含量变量(X5),有趣的信息变量(X8)和原材料价格变量(X14)。在这项研究中对WTP的理解是,消费者对牛排产品的偏好对购买产品意愿的贡献程度。计算结果表明,受访者对购买和牛牛排质量属性的相对重要性进行了评估,即购买87.127%。受访者对信息源属性的相对重要性进行了评估,为12.873%。和牛牛排消费者的喜好由牛排质量形式的关键因素决定,其可用性值最高,即脂肪含量。该研究的管理意义包括:(1)通过分发餐厅所拥有的小册子和社交网络,对和牛牛排产品的优越性进行社交和提供信息; (2)保持和牛牛排的味道; (3)申请酒店牛排餐厅为保持竞争力而开发的牛排配方的专利; (4)向消费者宣传和牛和非和牛牛排的营养和营养含量; (5)推广限量的和牛牛排; (6)牛排餐厅保持最高质量的原材料,直至通过SOP进行展示; (七)保证供应商提供优质的原材料,并注意原材料的保质期,特别是肉类和蔬菜等易腐烂性低的原材料; (8)扩展业务在靠近被归类为中上阶层的消费者的位置进行。 ud

著录项

  • 作者

    Rini Istifa;

  • 作者单位
  • 年度 2012
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号