STUDI PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DENGAN SISTEMudPENAMPUNGAN AIR HUJAN KOMUNAL DI MAGIRSARI

摘要

Provinsi DIY merupakan daerah yang mengalami krisis air. Akses terhadap air bersih padaudmusim penghujan lebih mudah daripada ketika musim kemarau. Sumber air yang ada tidakudbersifat kontinu. Kondisi geografis Magirsari yang berada di perbukitan menyebabkanudpendistribusian air mengalami kesulitan. Salah satu usaha yang telah dilakukan untuk membantuudmemenuhi kebutuhan air penduduk Magirsari adalah pembangunan bak penampungan air hujan,udnamun jumlah dan volume bak yang ada belum mampu mencukupi kebutuhan air penduduk,udjarak antar bak penampung air hujan yang terlalu jauh juga masih menyulitkan penduduk dalamudmengakses air yang ditampung di bak, untuk membangun penampungan air hujan pada tiap –udtiap rumah diperlukan biaya yang mahal. Dari permasalahan tersebut dilakukan perancanganudsistem penampungan air hujan komunal yang dapat membantu memenuhi kebutuhan air bersihudwarga Magirsari dengan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan penampungan airudhujan individu.udData primer terdiri dari luas atap, dan topografi daerah dari 32 rumah di Magirsari. Data primeruddiperoleh dengan pengukuran langsung di lapangan. Data sekunder terdiri dari data jumlahudpenduduk dan ternak yang diperoleh dari RT dan data hujan yang diperoleh dari BalaiudPengolahan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo Opak berupa data hujan dari stasiun hujanudTegaltirto. Pengolahan data hujan dilakukan dengan menggunakan metode analisis distribusiudpeluang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan sebaran Normal, sebaran Log Normal,udsebaran Gumbel, dan sebaran Log Pearson tipe III.udDari hasil perhitungan direncanakan delapan bak penampungan air hujan komunal untukudmemenuhi kebutuhan air 22 rumah dalam 8 kelompok. Penampungan air hujan komunal mampuudmencukupi kebutuhan air selama 4 – 7 bulan dengan menggunakan hujan periode ulang 1,1udtahun, dan 8 – 11 bulan dengan menggunakan hujan periode ulang 2 tahun. Hasil perbandinganudbiaya menunjukkan bahwa pada 11 rumah bak komunal lebih murah jika dibandingkan denganudbak individu, sedangkan 11 rumah sisanya menunjukkan bak komunal lebih mahal jikauddibandingkan dengan bak individu, namun bak individu kurang bisa diandalkan pada kondisiudhujan tertentu dikarenakan volume bak yang kecil, sehingga perlu dilakukan analisis lanjutanuduntuk menghitung besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan air ketika bakudmengalami kekosongan.ud