首页> 外文OA文献 >Kajian pengawasan peredaran bahan asal hewan (bah) studi kasus pada suku dinas peternakan perikanan dan kelautan kotamadya jakarta utara
【2h】

Kajian pengawasan peredaran bahan asal hewan (bah) studi kasus pada suku dinas peternakan perikanan dan kelautan kotamadya jakarta utara

机译:动物源(集水器)材料流通监督研究-以北雅加达市渔业和海洋牲畜服务部门为例

摘要

Indonesia yang merupakan negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan sesuai dengan yang telah digariskan dalam propenas yang pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sektor peternakan yang merupakan salah satu dari beberapa sektor yang dibangun diharapkan dapat memberikan sumbangan pada pembangunan yang sedang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. ud Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Jakarta, maka terjadi pula peningkatan kebutuhan pangan warga Jakarta terutama yang berasal dari hewan dan ikan. Berdasarkan kondisi di atas, maka wilayah Jakarta Utara merupakan salah satu pasar komoditas ternak, Bahan Asal Hewan (BAH) dan ikan yang cukup besar. Pengawasan terhadap lalulintas peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) menjadi sulit karena banyaknya pintu masuk daging dan ternak.udBerdasarkan pada keadaan ini penulis melakukan penelitian tentang Kajian Pengawasan Peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) di Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara. Dari observasi pendahuluan teridentifikasi berbagai permasalahan sebagai berikut : a) terdapat Bahan Asal Hewan (BAH) yang tidak Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) yang beredar di pasar secara gelap atau ilegal; b) kurang dilibatkannya masyarakat konsumen, pemerhati, pihak pasar jaya dan pedagang sebagai stakeholder dalam pengawasan masuknya Bahan Asal Hewan (BAH); c) kurangnya pengetahuan masyarakat dan pedagang tentang Bahan Asal Hewan yang ASUH; d) adanya penjualan Bahan Asal Hewan yang tidak ASUH di luar pasar.udBerdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1) Faktor-faktor apa yang mempengaruhi peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) yang ilegal dan tidak ASUH di wilayah Jakarta Utara; 2) Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pengawasan peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) di Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara. 3) Rekomendasi apa yang harus diambil untuk mewujudkan pengawasan peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) yang ASUH di wilayah Jakarta Utara.udTujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah : a) Mengetahui faktor-faktor penyebab peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) yang ilegal di wilayah Jakarta Utara; b) Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengawasan peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) di Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara. c) Mencari rekomendasi yang tepat untuk mewujudkan pengawasan peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) yang ASUH di wilayah Jakarta UtaraudLokasi penelitian adalah Kotamadya Jakarta Utara dengan objek penelitian ini pengawasan peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) pada Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Seksi Pengawasan Penertiban. Penelitian dilakukan dari bulan Juni hingga Oktober 2005. udMetode penelitian ini adalah dengan metode exploratory research yaitu wawancara dengan ahli dan survey dengan kuesioner. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengisian kuisioner. Responden adalah pakar terkait, petugas pengawas, pedagang dan masyarakat pembeli. Data sekunder diperoleh dari literatur dan studi pustaka. Teknik pengambilan contoh menggunakan purposive sampling, yaitu responden seperti pakar atau ahli menggunakan sensus pada responden yang mempunyai kesempatan yang sama yaitu staf Seksi Pengawasan Penertiban dan Ka. Sie Kecamatan dan confinient sampling terhadap masyarakat pembeli dan pedagang. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan analisis Stakeholder secara deskriptif, sedangkan analisis kuantitatif menggunakan analisis faktor dengan program SPSS.udHasil penelitian menunjukkan bahwa petugas pengawas dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 82 persen dan 18 persen sisanya berjenis kelamin perempuan. Proporsi usia petugas 46-55 tahun dan 36-45 tahun masing-masing mempunyai persentase yang sama yaitu sebesar 47 persen serta sisanya sebesar enam persen berusia antara 25-35 tahun. Berdasarkan pendidikan terakhir, petugas pengawas dengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 29 persen, berpendidikan Diploma sebanyak 29 persen, Sarjana 36 persen, serta petugas dengan pendidikan terakhir Pascasarjana sebanyak delapan persen. Petugas yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah sebanyak 65 persen dengan jabatan sebagai Staf dan 35 persen sisanya menjabat sebagai sebagai Kepala Seksi. Petugas yang bekerja selama 16-25 tahun sebanyak 59 persen, selanjutnya petugas yang bekerja selama 5-15 tahun dengan komposisi sebesar 35 persen dan sisanya sebesar enam persen petugas yang sudah bekerja lebih dari 25 tahun. ud Komposisi jenis kelamin responden pedagang dalam penelitian ini sebanyak 81 persen berjenis kelamin laki-laki dan 19 persen sisanya adalah berjenis kelamin perempuan. Komposisi usia responden pedagang menunjukkan bahwa 43 persen responden pedagang berusia 25-35 tahun, 19 persen berusia 36-45 tahun, 24 persen berusia 46-55 tahun, dan 14 persen sisanya berusia lebih dari 55 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, sebagian besar responden pedagang berpendidikan akhir SD dengan uraian berpendidikan Diploma 5 persen, berpendidikan SLTA sebesar 38 persen, selanjutnya 10 persen berpendidikan SLTP, dan sebanyak 47 persen berpendidikan SD. udKomposisi jenis kelamin masyarakat/pembeli, dapat dilihat sebanyak 85 persen didominasi jenis kelamin perempuan dan 15 persen berjenis kelamin laki-laki. Komposisi usia masyarakat/pembeli sebagian besar responden pembeli yaitu mencapai 60 persen berusia 36-45 tahun, 25 persen berusia 25-35 tahun, dan sisanya sebesar 15 persen 46-55 tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat/pembeli, sebanyak 35 persen responden berpendidikan terakhir SD, 40 persen berpendidikan SMP, dan 25 persen sisanya berpendidikan akhir SMA.udTingkat pengetahuan peredaran BAH menurut persepsi pedagang dan masyarakat dengan menggunakan analisis modus bahwa pedagang dan masyarakat memiliki persepsi yang sama dengan menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan 2, pernyataan 3, pernyataan 4, pernyataan 5, pernyataan 10 dan pernyataan 11. Pedagang dan masyarakat memiliki perbedaan persepsi terhadap pernyataan 1, pernyataan 6, pernyataan 7 dan pernyataan 13 . udUntuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi antara pedagang dan masyarakat pada tiga belas indikator tingkat pengetahuan terhadap peredaran BAH di Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara dilakukan pengujian dengan analisis Mann Whitney dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (alpa = 5 %). Hasil perhitungan analisis Mann Whitney untuk tiga belas indikator tingkat pengetahuan terhadap pengawasan Bahan Asal Hewan (BAH) menunjukkan P-Value sebesar 0,6265 yang bernilai lebih dari 0.05 sehingga menujukkan penerimaan terhadap hipotesis nol dengan kata lain pengetahuan pedagang dan masyarakat terhadap daging yang tidak ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) adalah sama saja.udSelanjutnya secara umum pedagang di wilayah Jakarta Utara tidak setuju terhadap penjualan BAH yang tidak ASUH sebesar 33,33 persen dan sangat tidak setuju dengan persentase yang lebih besar lagi yaitu sebesar 66,67 persen sehingga dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil analisis kuesioner, pedagang tidak pernah menjual daging ayam, sapi, kerbau atau kambing yang tidak layak konsumsi di pasar.udBerdasarkan hasil analisis faktor terhadap 37 indikator pernyataan yang dianggap mempengaruhi pengawasan peredaran BAH di Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kotamadya Jakarta Utara maka diperoleh sembilan faktor yang dianggap berpengaruh terhadap petugas pengawas Sudin di lapangan yaitu : Faktor Operasional, Faktor Kepemimpinan, Faktor Kompensasi, Faktor Tanggung Jawab, Kemampuan Kerja, Faktor Penghargaan, Faktor Sarana Kerja, Faktor Fasilitas, Faktor Managemen.ud Berdasarkan sembilan faktor terbentuk dapat menerangkan variasi indikator-indikator untuk kinerja faktor yang terbentuk sebesar 95,947 persen dengan tingkat varians terbesar adalah pada faktor satu dengan total persentasi varian sebesar 20,129 persen dan terendah adalah pada faktor sembilan dengan persentase varian sebesar 3,27 persen. udHasil wawancara mendalam dengan stakeholder Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara dinyatakan oleh 1) Riana Faiza, (Kepala Suku Dinas Peternakan Perikanan dan Kelauatan Kotamadya Jakarta Utara) untuk menjalankan perda yang ada perlu dilakukan suatu tindakan sanksi bagi pedagang yang melakukan pelanggaran seperti sanksi awal berupa peringatan tertulis dan penyitaan daging, apabila masih melakukan hal yang sama dilanjutkan dengan sanksi hukum dan diajukan ke pengadilan untuk mewujudkan perlindungan terhadap konsumen akan konsumsi BAH dan perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengawasan perlu ditambah anggaran untuk menciptakan pengawasan yang diharapkan. 2) Qathamash (Ketua MUI Jakarta Utara), sosialisasi BAH yang halal dirasakan masih kurang menyentuh sampai kepada masyarakat sehingga perlu ditingkatkan dimana konsumsi BAH berlangsung setiap hari berarti setiap hari juga pemotongan hewan dilakukan, baik sapi, kambing, ayam dan lainnya. Dengan ini disarankan untuk tetap dilibatkan dari pihak MUI untuk mengawasi setiap aktifitas ini dari segi kehalalannya. 3) Pance Harahap (Pengurus Pasar Jaya Kecamatan Koja Jakarta Utara), pedagang BAH yang tidak asuh umumnya berada di luar pasar yang biasanya tidak terawasi oleh petugas sehingga diharapkan kerjasama yang sinergi antara petugas pasar dengan petugas sudin dengan meningkatkan pengetahuan teknis karena pada umumnya setiap hari yang berhadapan langsung dengan pedagang di pasar adalah petugas pasar. 4) Pridy Soekarto (Pengurus Harian YLKI), konsumen tidak berdaya karena tekanan ekonomi ditambah tidak mengetahui perbedaan BAH yang ASUH dan yang tidak ASUH. Bikin daftar pasar yang relatif ASUH sehingga masyarakat pergi ke pasar tersebut. Diharapkan tanggung jawab moril dari pemerintah dan pelaku usaha seperti supermarket untuk memberi konsumsi yang benar kepada masyarakat dengan memberi pembelajaran BAH yang ASUH. 5) Zaenal Abidin (Kasubag Tata Usaha Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner DKI Jakarta), pengawasan harus terprogram. Kebijakan oleh pemerintah dirasakan sudah cukup hanya aplikasi di lapangan yang tidak memahami teknis karena petugas-petugas di lapangan itu sangat heterogen, sehingga tidak menguasai teknis pengawasan itu sendiri. Pengawasan harus bersifat kontinu sebagai kunci dilakukan terus menerus jangan ada waktu yang kosong memungkinkan pada pedagang untuk dapat menjual daging yang tidak ASUH. 6) Agung Priambodo (Kasie Pengawasan Pengendalian Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta), pelaksanaan tugas pengawasan telah dilakukan dengan maksimal dengan pelibatkan petugas dari instansi terkait di tingkat provinsi dan dengan mensosialisaikan BAH yang ASUH dengan ciri-ciri daging yang baik lewat leaflet yang ditempel di pasar-pasar. Pelaksanaan pengawasan ini dilakukan hingga larut malam dan subuh dini hari yang dilakukan secara berkesinambungan.
机译:印度尼西亚是一个发展中国家,目前正在按照宣传中概述的内容积极开展发展,这实质上旨在改善人民的生活水平。畜牧部门是已建成的几个部门之一,预期将为满足社区的粮食和营养需求而正在开展的发展做出贡献。 随着雅加达人口的增加,雅加达人的食物需求也增加了,特别是动植物和鱼类的食物需求。根据上述条件,雅加达北部地区是大型牲畜商品市场,动物起源材料(BAH)和鱼类之一。由于有大量的肉类和牲畜进入,对动物源材料(BAH)的流通进行监督变得困难,因此,作者在雅加达市北部渔业和海事服务处对动物源材料(BAH)的流通进行了研究。根据初步观察,发现各种问题如下:a)有不安全,健康,完整和清真的动物来源材料(ASUH)在市场上非法或非法流通; b)消费者社区,观察员,贾亚市场和作为利益相关者的贸易商没有参与监督动物起源材料(BAH)的进入; c)缺乏社区和商人对原始动物起源材料的了解; d)在市场之外销售非ASUH动物起源材料根据上述问题的发现,问题可以表述为:1)哪些因素影响了北雅加达地区非法和非ASUH动物起源(BAH)的流通; 2)哪些因素会影响北雅加达市渔业和海事服务办公室对动物源材料(BAH)流通的监管。 3)应该采取什么建议来实现对雅加达北部地区ASUH材料流通的监督,研究的目标是:a)确定导致非法动物源材料(BAH)流通的因素在北雅加达地区; b)确定影响北部雅加达市渔业和海事服务办公室动物源材料(BAH)流通监管的因素。 c)寻找适当的建议,以实现对北雅加达地区动物源材料(BAH)流通的监督。研究地点是北雅加达市,本研究的目的是对畜牧和海洋畜牧部的动物源材料(BAH)流通进行监督。订单控制。该研究于2005年6月至2005年10月进行。该研究方法为探索性研究方法,即与专家访谈和问卷调查。收集的数据是原始数据和辅助数据。主要数据来自访谈和填写调查表。受访者是相关的专家,主管,贸易商和购买社区。二级数据来自文献和文献研究。抽样技术采用了有目的的抽样方法,在这种抽样方法中,专家或专家之类的受访者使用了机会相同的受访者普查,即普查控制区人员和Ka。对社区购买者和交易者进行分区抽样。使用定性和定量方法分析获得的数据。定性分析使用描述性的利益相关者分析,定量分析使用SPSS程序的因子分析,结果显示,男性主管占82%,其余18%为女性。 46-55岁和36-45岁的军官比例分别为47%和6%,其余年龄在25-35岁之间。根据最新的教育,高中以上学历的主管是29%,文凭学历是29%,学者是36%,研究生学历是8%。参加本研究的人员中,有65%担任职员,其余35%担任科长。工作16-25年的军官占59%,然后工作5-15年的军官占35%,其余6%的军官工作25年以上。在这项研究中,商人受访者的性别构成为81%是男性,其余19%是女性。贸易商受访者的年龄构成表明,43%的贸易商受访者年龄在25-35岁之间,其中19%为36-45岁,24%为46-55岁,其余14%为55岁以上。根据最新的教育水平,大多数商人答复者接受了小学教育,其中有5%的文凭教育,38%的高中教育,进一步的10%初中教育和47%的小学教育。可以看出,社区/购买者的性别构成中,女性占主导地位的比例高达85%,男性占15%。社区/购买者的年龄组成大多数受访者中60%的年龄在36-45岁之间,25%的年龄在25-35岁之间,其余15%的年龄在46-55岁之间。根据社区/购买者的受教育程度,多达35%的受过小学教育的受访者,40%的受过初中教育,其余的25%的受过高中教育。BAH知识的流通水平是根据贸易商和社区的看法使用的,分析者认为贸易商和社区具有相同的看法通过声明不同意声明2,声明3,声明4,声明5,声明10和声明11。交易者和公众对声明1,声明6,声明7和声明13的看法不同。要在北雅加达市渔业和海事服务办公室的BAH流通知识的十三项指标中发现交易者与公众的看法是否存在差异,请使用Mann Whitney分析进行检验,置信度为95%(Alpa = 5%)。曼·惠特尼(Mann Whitney)对动物起源材料(BAH)监管知识水平的十三项指标的分析计算结果显示,P值为0.6265,该值大于0.05,因此表明接受零假设(即交易商和公众对于不是ASHEST的肉的知识) (安全,健康,整餐和清真食品)相同。此外,在雅加达北部地区的一般商人不同意将不道德的bah的销量提高33.33%,并强烈反对以66%的比例出售, 67%,因此可以说,根据问卷分析的结果,贸易商从不出售不适合在市场上消费的鸡肉,牛肉,水牛或山羊;基于对影响渔业服务部BAH流通监管的37个声明指标的因子分析结果,和北雅加达市海事局,九楼被认为对本部门主管具有影响力的参与者是:运营因素,领导因素,薪酬因素,责任因素,工作能力,报酬因素,工作设施因素,设施因素,管理因素。根据形成的九个因素可以解释差异由95.947%构成的因子的绩效指标,方差最大的是因子1,方差的总百分比为20.129%,最低的是因子9的因子,方差的百分比为3.27%。 1)Riana Faiza(北雅加达市渔业和海事办公室负责人)陈述了对北雅加达渔业和海洋牲畜服务办公室的利益相关者进行深入采访的结果,以执行现行法规,要求对违反制裁等行为的商人进行制裁早期以书面警告和没收肉类的形式,如果仍在做同样的事情,随后进行法律制裁,并提交法院以实现消费者对BAH消费的保护,则在实施监督时需要加以考虑,有必要增加预算以建立预期的监督。 2)Qathamash(北雅加达MUI主席),人们感到清真BAH的社会化仍然缺乏与社区的联系,因此需要在每天进行BAH消费的地方增加清真BAH的社会化,这也意味着要宰杀动物,包括牛,山羊,鸡和其他动物。与此相关的是,建议保持MUI的参与,以清真方面的方式监督这些活动。 3)Pance Harahap(北雅加达,Koja街道,Pasar Jaya管理公司),非熟练的BAH交易员通常不在市场范围内,通常不受官员监督,因此,通过提高技术知识,预计市场官员和sudin官员之间的合作是协同的,因为通常每天直接与市场交易员打交道的是市场官员。 4)Pridy Soekarto(YLKI执行委员会),由于经济压力,消费者无助,而且不知道BAH ASUH和ASAH之间的区别。列出相对而言的ASUH市场,以便人们进入这些市场。期望政府和超市等企业的道德责任通过提供对ASUH的学习来向社区提供正确的消费。 5)Zaenal Abidin(DKI雅加达兽医公共卫生实验室行政主管)必须进行监督。人们认为,政府的政策足以仅在实地应用而无需了解技术方面,这是因为实地官员之间的差异很大,因此他们本身并不掌握技术监督。监督必须是连续的,因为密钥是连续执行的,因此没有空闲时间允许交易者能够出售未灰化的肉。 6)Agung Priambodo(雅加达省DKI畜牧和渔业服务办公室控制部监督司司长),通过让省级有关机构的官员参与进来并通过使传单具有良好的肉质特征,使原始BAH社会化,最大限度地执行了监督任务在市场上发布。监督一直持续到深夜和清晨。

著录项

  • 作者

    Sianturi Irfan L.P;

  • 作者单位
  • 年度 2006
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号