首页> 外文OA文献 >PERKEMBANGAN DOKTRIN UNIVERSALISME DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) YANG TIDAK DAPAT DIKURANGI (NON-DEROGABLE RIGHTS): STUDI TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DALAM PERKARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2003-2009
【2h】

PERKEMBANGAN DOKTRIN UNIVERSALISME DAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) YANG TIDAK DAPAT DIKURANGI (NON-DEROGABLE RIGHTS): STUDI TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA DALAM PERKARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2003-2009

机译:普遍主义和人权文件(不可剥夺的权利)的发展:印度尼西亚印度尼西亚共和国宪法法院的研究(2003年)

摘要

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menjelaskan penafsiran MKRI terhadap HAM yang tidak dapat dikurangi (non-derogable rights) dalam UUD NRI 1945, serta pandangan Hakim MKRI terhadap prinsip universalisme HAM. Penelitian dilaksanakan dengan metode normatif, menggunakan analisis konten atas data-data berupa (1) Putusan MKRI atas perkara pengujian undang-undang antara tahun 2003-2009, dan (2) Wawancara dengan 3 (tiga) dari 9 (sembilan) Hakim MKRI. Melalui penelitian ini diperoleh informasi ilmiah bahwa penafsiran MKRI atas HAM yang tidak dapat dikurangi (non-derogable rights) khususnya dalam UUD NRI 1945 Pasal 28I ayat (1) menunjukkan perbedaan signifikan dengan teks dalam UU tersebut. MKRI dalam putusan terhadap perkara pengujian undang-undang menyangkut HAM yang tidak dapat dikurangi, tampak bahwa hak asasi manusia yang diatur dalam Pasal 28A sampai dengan 28I UUD 1945 tunduk pada pembatasan she ngga tidak bersifat mutlak. Sementara itu, Pandangan Hakim MKRI terhadap prinsip universalisme HAM kurang diterima, sebaliknya prinsip relativisme budaya lebih menonjol dipergunakan. Mahkamah berpendirian meskipun HAM bersifat fundamental dan universal, namun dalam penerapannya tidaklah bersifat absolut. udBertolak dari hasil penelitian ini disarankan agar Penafsiran HAM yang tidak dapat dikurangi hendaknya tidak mengabaikan teks konstitusi dan disarankan pula agar pandangan relativisme budaya yang menonjol dianut oleh Hakim MKRI hendaknya dikemukakan dengan justifikasi yang lebih dalam sehingga tidak dipersepsikan sebagai pandangan yang sarat preferensi pribadi.
机译:这项研究旨在确定和解释MKRI对印度尼西亚1945年《宪法》中不可减少的人权(不可克减的权利)的解释,以及MKRI法官对普遍人权原则的看法。这项研究是使用规范方法进行的,使用了以下形式的数据内容分析:(1)MKRI关于2003-2009年司法审查案件的裁决,以及(2)采访9名(九名)MKRI法官中的三名(三名)。通过这项研究,获得了科学信息,特别是在1945年《印度尼西亚共和国宪法》第28I条第(1)款中,对MKRI的关于不可减少的人权(不可克减的权利)的解释与该法案的案文显示出重大差异。 MKRI在关于不能减少的有关人权的司法审查案件的判决中,似乎认为1945年《宪法》第28A至28I条规定的人权受到对Shega的限制,而并非绝对。同时,宪法法院法官关于普遍人权原则的观点被较少接受,相反,文化相对主义原则被更加突出地使用。法院认为,尽管人权是基本和普遍的,但人权的适用不是绝对的。从这项研究的结果出发,有人建议不能减少的人权解释不应忽视宪法文本,并且还建议以更深的理由提出MKRI法官所采用的重要的文化相对主义观点,这样就不应将其视为载有个人喜好的观点。

著录项

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号