首页> 外文OA文献 >PENGARUH PEMBELAJARAN SERVIS DAN KOORDINASI MATA-KAKI udTERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS SEPAKTAKRAW PADA udSISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI III SUKOHARJO udTAHUN PELAJARAN 2008/2009
【2h】

PENGARUH PEMBELAJARAN SERVIS DAN KOORDINASI MATA-KAKI udTERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS SEPAKTAKRAW PADA udSISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI III SUKOHARJO udTAHUN PELAJARAN 2008/2009

机译:学习服务和费用协调的作用顺序学习服务的结果苏克哈尔乔三世州立第八中学州立中学的学生2008/2009学年

摘要

Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik udyang berbeda dengan pelajaran lainnya. Pendidikan jasmani merupakan udpendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pendidikan. udMelalui aktivitas gerak diharapkan akan dapat membantu perkembangan dan udpertumbuhan siswa secara keseluruhan baik fisik, mental, sosial dan emosional. i udAip Syarifuddin dan Muhadi (1992: 4) berpendapat, “Pendidikan jasmani adalah udproses melakukan aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik uduntuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan uddan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta nilai dan udsikap yang positif bagi setiap warga negara dalam rangka mencapai tujuan udpendidikan”. Sedangkan Toho Cholik M. & Rusli Lutan (2001: 2) menyatakan: udPendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. udPendidikan jasmani merupakan salah satu sub sistem-sub sistem udpendidikan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses udpendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui udgerakan fisik. Telah menjadi peryataan umum bahwa pendidikan jasmani udsebagai satu sub sitem pendidikan mempunyai peran yang berarti dalam udmengembangkan kualitas manusia Indonesia. ud udPendidikan jasmani mempunyai manfaat penting terhadap perkembangan uddan pertumbuhan anak. Adang Suherman, (2000: 23) menyatakan, Tujuan udpendidikan jasmani diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: (1) udperkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4) udperkembangan sosial”. Upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani, maka dalam udpendidikan jasmani diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang terangkum uddalam kurikulum pendidikan jasmanim menurut jenjang sekolah. Menurut udDepdiknas (2004: 19-20) bahwa, “Materi pokok pendidikan jasmani untuk udSekolah Menengah pertama (SMP) dikelompokkan menjadi enam aspek yaitu: (1) permainan dan olahraga, (2) aktivitas pengembangan, (3) uji diri/senam, (4) udaktivitas ritmik, (5) akuatik dan, (6) aktivitas luar sekolah”. ud Ruang lingkup materi pendidikan jasmani meliputi berbagai macam udcabang olahraga. Berdasarkan jenisnya materi pendidikan jasmani dibedakan udmenjadi dua kelompok yaitu materi pokok dan materi pilihan. Di dalam materi udpokok terdapat beberapa nomor cabang olahraga yang wajib diajarkan kepada udsiswa yang meliputi: atletik, senam, permainan. Sedangkan materi pilihan udpendidikan jasmani sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa udsesuai dengan kemampuan, situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Macam-udmacam cabang olahraga pilihan antara lain renang, pencak silat, bulutangkis, tenis udmeja, tenis, sepaktakraw, dan olahraga tradisional. udSepaktakraw merupakan salah satu materi pilihan yang dikembangkan di udlingkungan sekolah seperti SD, SMP/MTs, SMA atau SMK. Namun tidak setiap udsekolah mengembangkan permainan sepaktakraw. Hal ini disebabkan beberapa udalasan, di antaranya sepaktakraw kurang membudaya jika dibandingkan dengan udolahraga permainan seperti bolavoli, sepakbola atau bola basket. Disisi lain udbiasanya sekolah tidak memiliki area untuk membuat lapangan permainan udsepaktakraw, sehingga lebih mengutamakan area untuk cabang olahraga yang udwajib diajarkan dalam pendidikan jasmani seperti lapangan bolavoli atau bola udbasket. Meskipun sepaktakraw kurang berkembang di lingkungan sekolah, tetapi udpada event-event tertentu seperti PORSENI atau POPDA antar tingkat Sekolah udDasar (SD) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adanya event-event seperti udPORSENI atau POPDA, sehingga masih ada sekolah yang mengembangkan udpermainan sepaktakraw di lingkungan sekolahnya. udUpaya meningkatkan keterampilan bermain sepaktakraw harus dilakukan udlatihan secara sistematis dan kontinyu. Hal yang mendasar yang harus uddikembangkan agar siswa memiliki keterampilan bermain sepaktakraw menguasai udmacam-macam teknik dasar sepaktakraw. Macam-macam teknik dasar udsepaktakraw di antaranya: sepak sila, sepak kuda, sepak badak, sepak cungkil, udheading, memaha, mendada, menapak, sepak mula, smash, dan blocking. Servis atau disebut sepak mula merupakan teknik dasar sepaktakraw yang udmemiliki peran penting untuk mendapatkan point atau nilai. Servis dilakukan oleh udtekong yang mendapat lemparan dari apit kanan atau kiri. Untuk mendapatkan udpoint melalui servis, maka harus dilakukan dengan keras dan tajam dan diarahkan uddalam permainan lawan yang sulit dijangkau. Dalam Peraturan Permainan dan udPenuntun Pelatih Sepak Takarw (2001: 34) dijelaskan, “Servis adalah suatu gerak udkerja yang penting dalam permainan sepaktakraw, karena point hanya dapat uddibuat oleh regu yang melakukan servis”. Servis merupakan cara pertama untuk udmendapatkan point atau nilai. Untuk melakukan servis yang keras dan tajam udtidaklah mudah, dibutuhkan cara belajar yang baik dan tepat. udServis sepaktakraw merupakan suatu keterampilan yang sulit dan memiliki udunsur gerakan yang kompleks. Upaya meningkatkan kemampuan servis udsepaktakraw bagi siswa sekolah harus diterapkan cara mengajar yang tepat. Jika udsuatu keterampilan sulit dan gerakannya kompleks, maka harus dilakukan dengan udcara yang mudah. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 68) menyatakan, ud“Perluasan isi atau materi maksudnya adalah penyusunan aktivitas belajar secara udprogresif dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang sederhana ke yang udkompleks”. udBerdasarkan hal tersebut, maka untuk memberi kemudahan dalam udpembelajaran servis sepaktakraw dapat dilakukan dengan cara bola dilambungkan udsendiri dan bola dilempar (diumpan). Pembelajaran servis dengan cara bola uddilambungkan sendiri dan dengan bola dilempar merupakan bentuk pembelajaran udyang memiliki karakteristik berbeda. Pembelajaran servis sepaktakraw dengan uddengan cara bola dilambungkan sendiri merupakan bentuk pembelajaran yang uddilakukan dari cara yang mudah, sehingga kontrol bola sepenuhnya dilakukan udoleh tekong (server). Sedangkan pembelajaran servis sepaktakraw dengan bola uddilempar merupakan bentuk pembelajaran yang yang berorientasi pada udkarakteristik permainan sebenarnya. Dari kedua bentuk pembelajaran servis udsepaktakraw tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, udsehingga belum ditehaui tingkat efektifitasnya terhadap peningkatan kemampuan servis sepaktakraw. Karena kemampuan servis sepaktakraw tidak hanya uddibutuhkan bentuk pembelajaran yang baik dan tepat, tetapi harus didukung udkemampuan fisik yang baik. M. Sajoto (1995: 8) menyatakan, “Kondisi fisik udadalah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi udseorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat udditunda-tunda atau ditawar-tawar lagi”. Sedangkan Sudjarwo (1993: 41) bahwa, ud“Keterkaitan antara kemampuan fisik dan teknik tidak dapat dipisahkan. udPenguasaan teknik yang baik hanya dapat dilakukan apabila memperoleh uddukungan kemampuan fisik yang baik pula”. udKemampuan servis sepaktakraw dapat dilakukan dengan baik perlu uddidukung kemampuan fisik yang baik pula. Salah satu unsur kondisi fisik yang udmendukung gerakan servis sepaktakraw di antaranya koordinasi mata-kaki. udKoordinasi mata-kaki berperan dalam gerakan servis sepaktakraw terutama pada udsaat bola dilambungkan apit kanan atau apit kiri, kemudian dengan segera kaki udtekong menyepak bola dan diarahkan ke daerah permainan lawan. Oleh karena itu, uddalam membelajaran servis sepaktakraw dengan bola dilambungkan sendiri dan uddilempar harus didukung koordinasi mata-kaki agar servis dapat dilakukan dengan udbaik. Apakah benar tingkat koordinasi mata-kaki dapat mendukung kemampuan udservis sepaktakraw. Nampaknya hal ini perlu dibukikan, karena koordinasi mata-udkaki bukan merupakan satu-satunya komponen kondisi fisik yang dapat udmempengaruhi kemampuan servis sepaktakraw, tetapi masih ada faktor lain yang uddapat mendukung kemampuan servis sepaktakraw seperti, keseimbangan, udkelincahan, power, penguasaan teknik dan lain sebagainya. Sehingga baik udtidaknya koordinasi mata-kaki yang dimiliki siswa belum dapat dijadikan tolok udukur kemampuan servis sepaktakraw berbeda. Upaya mengetahui pengaruh udpembelajaran servis sepaktakraw antara bola dilambungkan sendiri dan dilempar udserta pengaruh koordinasi mata-kaki terhadap kemampuan servis sepaktakraw, udmaka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam bak secara teori maupun udpraktek melalui penelitian eksperimen. ud Penelitian eskperimen ini dilakukan pada siswa putra kelas VIII SMP udNegeri III Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009. Ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri III Sukoharjo, pembelajaran udsepaktakraw merupakan salah satu cabang olahraga pilihan yang dikembangkan di udsekolah tersebut melalui kegiatan ekstrakurikuler. Selain dikembangkan melalui udkegiatan eksterkurikuler, permainan sepaktakraw juga diberikan kepada seringkali udsiswa SMP Negeri III Sukoharjo Dari pembelajaran permainan sepaktakraw di udSMP Negeri III Sukoharjo tahun pelajaran 2008/2009 belum diketahui udkemampuan servisnya. Terbatasnya waktu dan sarana pembelajaran udmengakibatkan penguasaan teknik dasar sepaktakraw masih rendah, pada event-udevent seperti POPDA khususnya cabang permainan sepaktakraw jarang sekali udsiswa dari SMP Negeri III Sukoharjo ikut serta dalam event tersebut. Upaya udmeningkatkan penguasaan teknik dasar servis sepaktakaw siswa SMP Negeri III udSukoharjo, maka harus dilakukan pembelajaran secara baik dan teratur dengan udbentuk pembelajaran yang tepat. Bentuk pembelajaran untuk meningkatkan udkemampuan servis sepaktaktraw dapat dilakukan dengan cara dilambungkan udsendiri dan dapat dilakukan dengan cara dilempar. Untuk mendukung udketerampilan servis sepaktakraw harus memiliki koordinasi mata-kaki. Pemberian udbentuk pembelajaran yang tepat dan didukung koordinasi mata-kaki, maka dapat udmeningkatkan kemampuan servis sepaktakraw. Untuk mengetahui bagaimana udpengaruh pembelajaran servis sepaktakraw antara dilambungkan sendiri dan uddilempar serta pengaruh koordinasi mata-kaki, maka perlu dilakukan penelitian uddengan judul, “Pengaruh Pembelajaran Servis dan Koordinasi Mata-Kaki terhadap udHasil Belajar Servis Sepaktakraw pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri III udSukoharjo Tahun pelajaran 2008/2009”.
机译:体育是一门具有与其他学科不同特征的学科。体育是一种将运动作为教学媒介的活动。通过这项运动的活动,有望在身体,心理,社交和情感上帮助学生的发展和整体成长。 Udip Syarifuddin和Muhadi(1992:4)指出:``体育教育是进行体育活动的过程,这些体育活动经过系统地设计和安排,以刺激成长和发展,增强体育技能,智力和性格形成及价值观的能力,并为实现教育目标对每个公民的积极态度”。而Toho Cholik M.和Rusli Lutan(2001:2)指出:体育是一般教育的一部分。体育是教育的子系统之一。体育可以定义为旨在通过体育运动实现教育目标的教育过程。人们普遍认为,体育作为教育子系统在提高印度尼西亚人民的素质方面具有重要作用。体育对于儿童的成长和成长具有重要的益处。 Adang Suherman,(2000:23)指出,体育教育的目标分为四类:(1)体育发展,(2)运动发展,(3)精神发展,(4)社会发展。为达到体育教育目标而进行的努力,然后在体育课中教授了几种体育活动,这些体育活动根据学校水平在体育课程中进行了概述。根据教育部(2004:19-20)的说法,“初中体育(SMP)的主题分为六个方面,即:(1)游戏和体育,(2)开发活动,(3)自测/体操,(4)有节奏的活动,(5)水上运动和,(6)校外活动”。体育教材的范围包括各种体育分支。根据体育教材的类型,将其分为主题和选材两类。在该主题中,必须教给学生许多运动,包括:田径,体操,游戏。而体育作为学生可以进行的课外活动的物质选择取决于每个学校的能力,情况和条件。各种各样的体育运动包括游泳,pencak silat,羽毛球,网球,网球,sepaktakraw和传统运动。 Depakakraw是在学校环境(例如小学,初中,高中或职业学校)中开发的精选材料之一。但是,并不是每所学校都开发出七巧板游戏。这是由于某些原因,包括sepaktakraw,与排球,足球或篮球等体育比赛相比,sepaktakraw的地位不那么牢固。另一方面,学校通常没有创建运动场的区域,因此它们优先考虑在体育教育中需要排球的区域,例如排球场或足球市场。尽管sepaktakraw在学校环境中发展较差,但是在某些情况下,例如小学和初中或初中之间的PORSENI或POPDA。发生了诸如POPPORTS或POPDA之类的事件,因此仍然有一些学校在其学校环境中开发sepaktakraw游戏。必须有系统地,持续地进行提高七夕比赛技巧的努力。为了使学生具有七巧板的演奏技巧,必须掌握的基础知识是要掌握各种七巧板的基本技术。各种基本技术包括以下内容:筒仓,足球,犀牛足球,足球蛋糕,去头,大腿,胸部,踩踏,足球,粉碎和阻挡。服务或首先称为足球是一项基本的Sepaktakraw技术,在获取积分或价值方面具有重要作用。维修是由右手或左手掷出一脚乌德孔进行的。为了通过服务获得一点帮助,它必须艰难而敏锐,并在难以达到的对手游戏中进行指挥。在游戏规则和足球Takarw教练指南(2001:34)中进行了解释“服务是在Sepaktakraw游戏中的一项重要工作,因为积分只能由服务团队提出。”服务是获得观点或价值的第一种方法。艰苦卓绝的服务并不容易,它需要一种良好而适当的学习方法。侍命补习是一项困难的技能,具有复杂的动作要素。必须采用正确的教学方法来努力提高向学生提供服务的能力。如果技能很困难并且动作很复杂,那么必须以简单的方式完成。 Rusli Lutan和Adang Suherman(2000:68)指出:“内容的扩展意味着学习活动的准备是从容易到困难或从简单到复杂的逐步发展。”在此基础上,为了便于学习隔膜球,可以通过自己扔球和扔(喂)球来进行保养。在自连接球中以及在抛球时进行服务学习是一种具有不同特征的学习形式。通过安装球本身来学习Sepaktakraw服务是一种简单的学习方式,因此服务器(服务器)可以完全控制球。同时,用球 uddilempar进行的Sepaktakraw服务学习是一种针对游戏真实特征的学习形式。在两种形式的服务学习udsepaktakraw中,每种都有优点和缺点,因此尚未达到sepaktakraw服务的有效性。因为sepaktakraw的服务技能不仅需要良好且适当的学习形式,而且还必须具有良好的身体能力。 M. Sajoto(1995:8)指出,“身体状况是努力提高运动员表现所必不可少的先决条件之一,甚至可以说,这是一项不可或缺的基本必要条件”。而Sudjarwo(1993:41)认为,“物理能力和技术之间的关系不可分离。 “只有具备良好的身体能力,才能熟练掌握技术。”需要适当的身体能力,才能适当地完成藤本植物的服务。支持隔膜运动的身体状况的一个要素包括眼脚协调性。眼脚协调在Sepaktakraw服务动作中发挥作用,尤其是当球左右挥起时,乌德孔脚立即将球踢向对方的比赛区域。因此,在学习用球自我充气和投掷的七叶树维修服务时,必须通过眼脚协调来支持,这样才能很好地进行维修。眼睛和脚部的协调水平确实可以支持七叶树的能力吗?似乎需要证明这一点,因为人与人之间的协调并非是可能影响七叶树服务能力的身体状况的唯一组成部分,但是还有其他一些因素可以支持七叶树服务能力,例如平衡,平衡,力量,精通技术等等。因此,至少学生所拥有的双眼协调能力不能被用作不同的Sepaktakraw服务能力的基准。努力确定自举和抛球之间的藤蔓维修学习效果以及眼脚协调对藤蔓维修能力的影响,需要在理论上和实践中通过实验研究对udmaka进行更深入的研究和检验。这项实验研究是在2008/2009学年对SMP Negeri 3 Sukoharjo的VIII级男生进行的。从SMP Negeri III Sukoharjo中体育教学的实施情况来看, udsepaktakraw学习是学校通过课外活动开发的一项选定运动。除了通过课外活动发展,从2008/2009学年在Sukoharjo第三州的学习Sepaktakraw游戏的同时,还向Sukoharjo第三州立中学的学生提供了Sepaktakraw游戏。有限的时间和学习方法导致他们无法掌握基本的Sepaktakraw技术,在诸如POPDA等事件中,特别是sepaktakraw游戏分支中,很少有SMP Negeri III Sukoharjo的学生参加该活动。努力提高对SMP Negeri III Sukoharjo的学生的sepaktakaw服务基本技术的掌握,必须做得很好,并以适当的学习形式定期学习。可以通过自我调整来完成提高Sepaktaktraw服务能力的学习形式,也可以通过抛出来完成。要支持Sepaktakraw的服务技能,必须有双眼协调。通过眼脚协调提供适当的学习形式可以提高sepaktakraw的服务能力。为了弄清楚Sepaktakraw服务学习在自我和自我投掷之间的影响以及眼脚协调的影响,有必要进行以下研究:“服务学习和眼脚协调对VIII级男学生Sepaktakraw服务学习的成就的影响”。 Negeri III udSukoharjo 2008/2009学年。

著录项

  • 作者

    UTOMO RONNY WAHYU;

  • 作者单位
  • 年度 2010
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号