Arista Heny Untari. H 0809015. 2013. “Analisis Nilai Tambah padaudIndustri Abon dan Dendeng Sapi di Kecamatan Jebres Kota Surakarta”. Dibimbingudoleh Dr. Ir. Eny Lestari, M.Si dan Erlyna Wida Riptanti, SP., MP. FakultasudPertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.udNilai tambah terhadap produk hasil pertanian diperoleh dari adanya prosesudpengolahan. Industri pengolahan merupakan salah satu sektor perekonomian yangudmemberikan kontribusi perekonomian dalam suatu daerah. Abon dan dendengudmerupakan produk olahan dari hasil peternakan, khususnya daging sapi. Usahaudpengolahan abon dan dendeng sapi ini banyak dikembangkan di Kota Surakarta,udmengingat bahwa Kota Surakarta menjadi salah satu kota tujuan wisata. Pengolahanudhasil pertanian dapat meningkatkan nilai tambah pada hasil pertanian tersebut.udPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai tambah per bahan baku danudper tenaga kerja pada industri abon dan dendeng sapi di Kecamatan Jebres KotaudSurakarta, perbedaan secara statistik pada nilai tambah per bahan baku dan perudtenaga kerja antara industri abon dan dendeng sapi di Kecamatan Jebres KotaudSurakarta, besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, dan efisiensi usaha pada industriudabon dan dendeng sapi di Kecamatan Jebres Kota Surakarta.udMetode dasar penelitian ini adalah adalah metode deskriptif analitik.udMetode pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, yaitu KotaudSurakarta. Teknik pengambilan responden dengan metode sensus, yaitu semuaudsubyek penelitian dianalisis. Metode analisis yang digunakan adalah (1) nilai tambahudbruto, nilai tambah netto, nilai tambah per bahan baku, dan nilai tambah per tenagaudkerja, (2) t-test untuk mengetahui perbedaan secara statistik antara nilai tambah perudbahan baku dan nilai tambah per tenaga kerja. (3) analisis biaya, penerimaanudkeuntungan, dan efisiensi usaha.udHasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai tambah: a) nilai tambah perudbahan baku pada industri abon sapi Rp 17.323,76, sedangkan nilai tambah per bahanudbaku pada industri dendeng sapi Rp 19.120,63; b) nilai tambah per tenaga kerja padaudindustri abon sapi sebesar Rp 8.953,57, sedangkan nilai tambah per tenaga kerjaudsebesar Rp 5.823,70; (2) t-test: nilai tambah per tenaga kerja abon sapi tidak berbedaudnyata dengan nilai tambah per tenaga kerja dendeng sapi. Industri pengolahan dagingudsapi menjadi abon maupun dendeng sapi memiliki nilai tambah per bahan baku yangudtidak berbeda nyata. (3) analisis usaha: a) biaya total pada industri abon sapi sebesarudRp 68.889.848,13/bulan, sedangkan pada industri dendeng sapi lebih kecil yaitu Rpud5.003.506,70/bulan; b) penerimaan pada industri abon sapi sebesar Rpud76.686.666,67/bulan, sedangkan pada industri dendeng sapi lebih kecil, yaitu Rpud6.127.500,00/bulan; c) keuntungan pada industri abon sapi sebesar Rpud7.796.818,54/bulan, sedangkan pada industri dendeng sapi lebih kecil, yaitu Rpud1.123.993,31/bulan; d) efisiensi usaha yang ditunjukkan oleh nilai R/C ratio padaudindustri abon sapi sebesar 1,14, sedangkan pada industri dendeng sapi lebih tinggiudyaitu sebesar 1,16.
展开▼