ANALISIS KROMOSOM DAN STOMATAudTANAMAN SALAK BALI ud(udSalacca zalacca var. amboinensis ud(udBecc.ud)udMogeaud)ud, SALAK PADANG SIDEMPUAN ud(udS. sumatrana ud(udBecc.ud)udud)udDANudSALAK JAWA ud(udS. zalacca var. zalacca ud(udBeccud)ud Mogeaud)udud)

摘要

Salak ud(udSalacca zalacca ud(udGaertner ud(udVossud)udud)ud merupakan tanaman asliudIndonesia. Buahnya banyak digemari masyarakat karena rasanya manis,udrenyah dan kandungan gizi yang tinggi. Salak mempunyai nilai ekonomis danudpeluang pasar yang cukup luas, baik di dalam negeri maupun ekspor. PulauudJawa sebagai salah satu pusat keragaman kultivar salak, mempunyai potensiudyang cukup besar untuk menghasilkan varietas-varietas unggul yang lebihudbernilai ekonomis dan kompetitif ud(ud Nandariyah et al., 2004ud)ud.udHampir di setiap daerah di Indonesia terdapat tanaman salak, baik yangudtelah dibudidayakan ataupun yang masih tumbuh liar. Salak ditemukanudtumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan.udSebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok,udyakni: salak Jawa ud(udSalacca zalacca ud(udGaertnerud)ud Vossud)udyang berbiji 2-3 butir,udsalak Bali ud(udSalacca amboinensis ud(udBeccud)ud Mogeaud)udyang berbiji 1- 2 butir, danudsalak Padang Sidempuan ud(udSalacca sumatrana ud(udBeccud)udMogeaud)udyang berdagingudmerah.udUpaya perakitan kultivar-kultivar salak unggul baru perlu dilakukanuduntuk memenuhi permintaan konsumen yang selalu berkembang danudmengantisipasi kendala-kendala budidaya yang potensial. Jumlah kultivarudsalak unggul masih relatif terbatas. Ketersediaan kultivar-kultivar unggul baruudakan sangat mendukung pengembangan budidaya salak. Indonesia merupakanudsalah satu pusat keragaman tanaman salak sehingga mempunyai potensiudsumberdaya genetik yang besar untuk mendukung program pemuliaan salakudud(udParjanto et al., 2003ud)ud.udUpaya perakitan varietas unggul dapat dilakukan melalui kegiatanudpemuliaan tanaman dan salah satu faktor penentu keberhasilan programudperakitan varietas unggul adalah tersedianya keragaman genetik. Usaha untukudmenimbulkan keragaman genetik dapat dilakukan melalui teknik poliploidisasi, mutasi, ataupun teknik-teknik yang lain dan untuk mendukungudkegiatan pemuliaan tersebut diperlukan upaya untuk mengkaji keragamanudgenetik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengkajiudkeragaman genetik, salah satunya dengan analisis berdasarkan susunanudgenetik, khususnya susunan kromosom, sehingga informasi genetik suatuudindividu dapat diketahui.udPeloqin ud(ud1981ud)ud dalam Parjanto et al, 2003 mengemukakan bahwaudtemuan-temuan baru di bidang sitogenetika dapat berguna untuk mendukungudprogram pemuliaan tanaman, baik secara tidak langsung yaitu berupaudpeningkatan pengetahuan susunan genetik suatu jenis tanaman, maupun secaraudlangsung yang berupa penerapan teknik sitogenetika untuk perbaikan sifatudtanaman.udBerdasarkan hasil analisis sifat morfologi kromosom tanaman salak,udmaka rumus kariotipe salak adalah 2n = 28 = 11 m + 1 m ud(udSATud)ud + 2 sm,udyaitu terdiri dari sebelas pasang kromosom metasentrik, satu pasangudkromosom metasentrik dengan satelit kromosom dan dua pasang kromosomudsubmetasentrik ud(udParjanto et al., 2003ud)ud dengan bahan tanaman berasal dariudsalak pondoh Sleman. Oleh karena itu perlu diperlukan penelitian terhadapudkultivar salak yang lain untuk menambah pengetahuan mengenai variasiudud(udperbedaanud)ud susunan genetik tanaman salak.