AbstrakTelah dilakukan analisis lanjut data Riskesdas tahun 2007 dengan tujuan untuk mengetahui prevalensidan hubungan antara jarak rumah dengan sumber pencemaran di luar rumah terhadap asma. Analisisdilakukan tahun 2014 di Jakarta selama 3 bulan. Analisis statistik meliputi univariat dan bivariatmenggunakan uji chi square, dengan nilai kekuatan hubungan dari nilai ORcrude (Odds Ratio). Dependenvariabel asma dan independen variabel jarak rumah dengan sumber pencemaran di luar rumah (kejalan raya/rel KA, ke TPS/TPA, ke industri/pabrik, dan lokasi kota/desa). Hasil menunjukkan bahwaprevalensi asma di Indonesia berdasarkan diagnosis petugas kesehatan atau gejala klinis yangdirasakan sebesar 2,51%. Faktor risiko lingkungan yang paling berisiko adalah jarak rumah ke industri/pabrik lebih dari 50 meter berisiko untuk menderita asma sebesar 30,2 kali, dengan tingkat kemaknaan(p) 0,005. Sedang lokasi rumah berada di perdesaan dengan mendapatkan penanggulangan sebesarnilai OR (95% CI) 0,03 dan tingkat kemaknaan (p) 0,003. Berdasarkan temuan, disarankan kepadaKementerian Kesehatan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa jarak rumah ke sumberpencemaran berisiko menyebabkan asma. Perlunya penyuluhan tentang bahaya dari kedekatan rumahdengan sumber pencemaran kaitan dengan penyakit. Perlu penelitian lebih lanjut menggunakan variabellingkungan hasil pengukuran sehingga dapat lebih baik.Kata Kunci: lingkungan, sumber pencemaran, luar rumah, asma?AbstractFurther analysis of data Riskesdas 2007 has been conducted, with the aim to determine the prevalenceand the relationship between home distance to outdoors pollution sources to occurance of asthma.The analysis was conducted in 2014 in Jakarta for 3 months. Statistical analysis include univariate andbivariate using chi square test, with the value of the strength of the relationship of the value ORcrude (OddsRatio). The dependent variables is asthma and independent variables distance between home and asource of outdoors pollution. The results showed that the prevalence of asthma in Indonesia based onthe diagnosis of health or clinical symptoms felt by 2.51%. The risk factors most influential environmentis home to a range of industrial / factory of more than 50 meters at risk of developing asthma by 30.2times, with a significance level (p) 0.005. Average house is in a rural location with a gain reduction in theamount of OR (95% CI) of 0.03 and a significance level (p) 0.003. Based on the findings, it is suggestedto the Ministry of Health to disseminate to the public that the distance from the house to the source ofthe pollution risk of causing asthma. The need for education about the dangers of the proximity of thehouse to the sources of pollution linked to the disease. Further studies using environment variables sothat the measurement results can be better.
展开▼