首页> 外文OA文献 >Respon Pemerintah Republik Indonesia (Pusat dan Daerah) Dalam Menyikapi Konflik Suku Anak Dalam Merujuk Pada Nilai-Nilai United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples (UNDRIP) (Studi kasus: Sengketa dan Kekerasan Oleh PT.Asiatic Persada Terhadap Suku Anak Dalam Di Provinsi Jambi)
【2h】

Respon Pemerintah Republik Indonesia (Pusat dan Daerah) Dalam Menyikapi Konflik Suku Anak Dalam Merujuk Pada Nilai-Nilai United Nations Declaration on the Rights of Indigenous Peoples (UNDRIP) (Studi kasus: Sengketa dan Kekerasan Oleh PT.Asiatic Persada Terhadap Suku Anak Dalam Di Provinsi Jambi)

机译:印度尼西亚共和国政府(国家和地区)在回应部落冲突儿童参与“联合国土着人民权利宣言”(UNDRIp)价值观方面的回应(案例研究:pT.asiatic persada对该省部落儿童的争议和暴力行为)占碑)

摘要

Permasalahan perebutan tanah ulayat oleh masyarakat adat dengan investor selalu mengiringi investasi pada sektor tambang mineral, batu bara, dan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Kebijakan pembangunan yang sentralistik dan bergerak dari atas ke bawah menimbulkan permasalahan ketersingkiran masyarakat adat tersebut dari tanah ulayat serta perampasan hak sosial, budaya, ekonomi, dan politik bahkan hilangnya nyawa dari salah satu anggota masyarakat adat. Berdasarkan permasalahan diatas penulis menggunakan konsep hak asasi manusia dalam teori liberal untuk menganlisa bagaimana negara yang demokratis seperti Indonesia dapat menjunjung tinggi dan menjamin hak-hak asasi bagi setiap warga negaranya tanpa terkecuali. Kemudian konsep House Countrry dilema digunakan untuk menggambarkan bagaiamana pemerintah bimbang untuk melindungi masyarakat adat karena sebagai negara tuan rumah biasanya disepakati untuk tidak mengintervensi kegiatan perusahaan asing yang beroperasi di negara tuan rumah. Dengan konsep human security digunakan penulis untuk menganalisa bagaiaman perlawanan yang dilakukkan untuk menuntut pemerintah segera mengembalikan hak-hak masyarakat adat sebagai bentuk realisasi, karena pemerintah Indonesia telah menyetujui dan menandatangani deklarasi yang dikeluarkan oleh PBB serta mendapat kesepakatan internasional utuk melindungi seluruh masyarakat adat di dunia yang bernama UNDRIP. Berdasarkan hasil penelitian penulis, LSM menyuarakan tuntutan demi kembalinya hak-hak masyarakat adat, yang akhirnya dibentuk beberapa peraturan menteri sebelum disahkan undang-undang untuk perlindungan masyarakat adat.
机译:土著人民与投资者争夺习惯土地的问题始终伴随着对印度尼西亚矿物,煤炭和棕榈油种植园领域的投资。集中的发展政策自上而下地引起了以下问题:将这些土著人民排除在乌拉特地区之外,以及剥夺社会,文化,经济和政治权利,甚至剥夺土著人民之一的生命。基于上述问题,作者运用自由主义理论中的人权概念来分析像印度尼西亚这样的民主国家如何能够无一例外地为每个公民维护和保障人权。然后,以“国家禁酒令”困境的概念来说明政府对于保护土著人民的举动是否优柔寡断,因为作为东道国,通常同意不干预在东道国经营的外国公司的活动。关于人类安全的概念,作者使用它来分析如何抗拒要求政府立即将土著人民的权利作为一种实现方式,因为印度尼西亚政府已经同意并签署了联合国发布的宣言,并获得了保护世界上所有土著人民的国际协议。名为UNDRIP。根据作者的研究结果,非政府组织提出了要求归还土著人民权利的要求,这些要求最终是在通过法律保护土著人民之前由若干部级法规形成的。

著录项

  • 作者

    Guspin Sefriansyah;

  • 作者单位
  • 年度 2017
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号