首页>
外文OA文献
>REPRESENTASI PEREMPUAN JAWA DALAM KUMPULANudKOMIK PANJI KOMING: KOCAKNYA ZAMAN KALA BENDHUud(Studi Semiotik Representasi Perempuan Jawa Dalam Kumpulan Komik PanjiudKoming: Kocaknya Zaman Kala Bendhu )
【2h】
REPRESENTASI PEREMPUAN JAWA DALAM KUMPULANudKOMIK PANJI KOMING: KOCAKNYA ZAMAN KALA BENDHUud(Studi Semiotik Representasi Perempuan Jawa Dalam Kumpulan Komik PanjiudKoming: Kocaknya Zaman Kala Bendhu )
Komik strip merupakan salah satu media yang tidak hanya menampilkan humorudtetapi juga kritik terhadap keadaan sosial dan politik masyarakat. Komik strip sebagaiudsalah satu output media tidaklah netral tetapi mengusung ideologi yang dianutnya.udIdeologi media tidak lepas dari tempat media tersebut berada. Budaya yang dianut olehudmasyarakat ikut mempengaruhi pembentukan ideologi media. Salah satu komik stripudyang sangat kental menganut unsur budaya adalah Panji Koming. Dengan setting jamanudMajapahit, Panji Koming erat kaitannya dengan budaya Jawa.udDalam masyarakat Jawa yang menerapkan konsep-konsep patriarki, ideologiudberangkat dari pengalaman, sudut pandang, kepentingan dan nilai-nilai dari laki-laki.udKemudian proses pemaknaan yang diambil oleh masyarakat terhadap perempuanudmengalami pereduksian yang menempatkan perempuan pada posisi pinggiran dan lakilakiudpada posisi utama. Berangkat dari pernyataan tersebut peneliti tertarik untukudmengetahui representasi perempuan Jawa dalam komik strip Panji Koming.udMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika Roland Barthes.udMetode ini menggunakan dua tahapan proses signifikansi yaitu denotasi dan konotasiuduntuk melihat mitos apa yang dihadirkan dalam representasi perempuan Jawa dalamudkomik strip Panji Koming.udDari hasil proses signifikansi didapatkan komik strip Panji Koming membawaudmitos domestikasi, citra perempuan Jawa yang ideal dan mitos keselarasan sosial yangudmenjadi cita-cita masyarakat Jawa. Di sini Panji Koming membawa ideologi dominanudyaitu ideologi patriarki. Namun, komik ini juga tidak hanya menampilkan ideologiuddominan, ada juga sebuah bentuk resistensi atau perlawanan dari kelas subordinat, diudmana perempuan Jawa digambarkan bekerja di ruang publik dan berani berpendapat sertaudberargumen menyatakan perasaannya.udDari sini terlihat bahwa media merupakan arena pertarungan antara dua kelasudyaitu kelas dominan dan kelas subordinat.
展开▼