首页> 外文OA文献 >Analisis kinerja indeks saham sektoral di bursa efek jakarta periode tahun 2004-2006, studi kasus: sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor properti, dan real estat, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi dan sektor keuangan
【2h】

Analisis kinerja indeks saham sektoral di bursa efek jakarta periode tahun 2004-2006, studi kasus: sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor properti, dan real estat, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi dan sektor keuangan

机译:分析2004-2006年雅加达证券交易所各行业股指的表现,案例研究:农业部门,采矿部门,房地产部门和房地产,基础设施部门,公用事业和运输以及金融部门

摘要

Perekonomian Indonesia dalam tiga tahun terakhir menunjukkanudperkembangan yang membaik, diantaranya adalah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), penurunan tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, pertumbuhan IHSG dan peningkatan nilai kapitalisasi pasar BEJ. Menurut Tandelilin (2001),udfaktor-faktor ekonomi makro secara empiris terbukti mempunyai pengaruh terhadap perkembangan investasi di beberapa negara. Diantara faktor-faktor ekonomi makro tersebut, faktor yang paling mempengaruhi pertimbanganudinvestasi dalam saham adalah faktor suku bunga acuan SBI, tingkat SBI 1 bulan pada tahun 2005 mencapai angka 12.25%, dan pada akhir tahun 2006 menjadi 9.75% (www.bi.go.id). Secara umum, penurunan tingkat suku bunga bank akanudmenyebabkan beralihnya investasi dari deposito ke saham, sehingga investasi pada saham menjadi pilihan yang menarik. Seperti dikatakan Sulistyastuti (2002), penurunan tingkat suku bunga SBI akan diikuti penurunan tingkat suku bungaudkomersial yang berlaku di pasar. Rendahnya tingkat suku bunga komersial akan tidak menguntungkan bagi orang untuk menyimpan uang di bank, sehingga orang akan lebih tertarik untuk berinvestasi di saham dengan return yang lebih tinggi.udInvestasi pada saham berarti melakukan pilihan pada saham yang dapat memberikan return yang tinggi dengan resiko tertentu. Untuk dapat melakukan pilihan dengan baik, seorang investor tidak hanya memperhatikan return, akanudtetapi juga harus memperhatikan unsur resiko dari saham tersebut. Sebelum melakukan keputusan investasi, seorang investor akan melakukan analisa terhadap kinerja dari suatu saham atau portofolio tertentu. Ada tiga metode pengukuranudkinerja portofolio yang dikenal selama ini, yaitu Sharpe performance measure, Treynor performance measure, dan Jensen differential return measure (Jones, 2004). Ketiga metode tersebut menggunakan unsur resiko yang berbeda dalamudmengukur kinerja portofolio. Metode Sharpe menggunakan unsur standar deviasi (resiko non-sistematik), sedangkan metode Treynor dan Jensen menggunakan unsur beta (resiko sistematik). Menurut Kritzman (1993), metode Sharpe lebihuddianjurkan untuk tipe investor yang lebih memperhatikan resiko non-sistematik, seperti resiko usaha, resiko keuangan, atau resiko likuiditas. Sementara metodeudTreynor dan Jensen lebih dianjurkan untuk tipe investor yang lebih memperhatikan resiko sistematik, seperti resiko pasar, resiko nilai tukar, atau resiko suku bunga.udDiantara berbagai sektor industri saham di BEJ, salah satu yang menarik untuk dicermati adalah saham-saham yang berasal dari indeks sektor pertanian, pertambangan, properti, infrastruktur, dan keuangan. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor-sektor yang mengalami peningkatan nilai indeks dalam satu tahun terakhir. Selain itu, sektor-sektor tersebut merupakan sektor ekonomi yang terkait dengan hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi pilihan utama bagi investor.udPenelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja dari lima indeks saham sektoral di BEJ, yaitu indeks saham pertanian, pertambangan, properti, infrastruktur, dan keuangan dengan menggunakan alat ukur kinerja portofolioudyaitu metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan hasil ukur kinerja indeks saham dengan hasil ukur kinerja indeks pasar IHSG. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menguji perbedaan dari ketiga metode pengukuran kinerja portofolio dalam mengukur kinerja indeks saham sektoral di BEJ. Pengujian dilakukan dengan alat uji statistik uji t sampel berpasangan (paired samples t test). Pada uji ini digunakan tingkat kepercayaan 95% atau a=0,05. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah memberikan informasi indeks saham sektoral yang memiliki kinerja terbaik berdasarkan hasil uji t. udHasil ukur kinerja indeks saham menunjukkan indeks saham pertanian dan indeks saham pertambangan mampu menggungguli IHSG secara dominan pada tahun 2005. Indeks pertanian mampu mengungguli IHSG selama sembilan bulan menurut metode Treynor dan Jensen, dan unggul selama delapan bulan menurutudmetode Sharpe. Perkembangan kinerja indeks sektor pertanian tidak sejalan dengan perkembangan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor ini pada tahun 2005. PDB sektor pertanian menurun sebesar 0,1% dari tahun 2004 menjadiudsebesar 2,7%. Perkembangan kinerja indeks pertanian diperkirakan berasal dari pertumbuhan subsektor perkebunan. Perkembangan serupa dialami oleh indeks pertambangan, indeks ini mampu mengungguli IHSG selama delapan bulanudmenurut metode Treynor dan Jensen, dan unggul enam bulan menurut metode Sharpe. Perkembangan kinerja indeks pertambangan sejalan dengan pertumbuhan PDB sektor ini di tahun 2005. Indeks pertambangan mencatat pertumbuhan sebesar 3,1%. Pertumbuhan terutama ditopang oleh pertumbuhan yang cukup tinggi pada subsektor pertambangan tanpa minyak dan gas serta subsektor penggalian karena adanya peningkatan permintaan.udIndeks sektor properti dan indeks keuangan mengalami kinerja yang cukup baik di tahun 2004. Indeks sektor properti mampu unggul selama sembilan bulan menurut metode Treynor dan Jensen, dan unggul empat bulan menurut metodeudSharpe. Perbedaan ukuran resiko yang digunakan oleh ketiga metode merupakan salah satu penyebab perbedaan kinerja tersebut. Indeks sektor keuangan di tahun 2004 mengungguli IHSG selama delapan bulan menurut metode Treynor danudJensen, dan unggul tujuh bulan menurut metode Sharpe. Perkembangan PDB sektor keuangan di tahun 2004 turut mempengaruhi kinerja indeks ini. Pada tahun 2004 sektor keuangan mencatat pertumbuhan sebesar 7,7%. Pertumbuhanudterutama dipengaruhi oleh pertumbuhan subsektor bank dan lembaga keuangan non bank serta subsektor sewa bangunan. Pada tahun 2006, hanya indeks sektor infrastruktur yang mampu mengungguli IHSG secara dominan. Indeks ini mampuudunggul tujuh bulan menurut metode Treynor dan Jensen, dan unggul tiga bulan menurut metode Sharpe.udSecara keseluruhan dalam tiga tahun periode penelitian, indeks pertanian mengungguli IHSG selama 18 bulan menurut metode Sharpe dan unggul 24 bulan menurut metode Treynor dan Jensen. Indeks pertambangan unggul 17 bulanudmenurut metode Sharpe dan unggul 22 bulan menurut metode Treynor dan Jensen. udIndeks properti sedikit lebih rendah dibandingkan indeks pertanian dan pertambangan. Indeks properti hanya unggul 12 bulan menurut metode Sharpe dan unggul 21 bulan menurut metode Treynor dan Jensen. Indeks infrastrukturudtidak berbeda jauh dengan indeks properti dimana indeks hanya mampu unggul 13 bulan menurut metode Sharpe dan unggul 18 bulan menurut metode Treynor dan Jensen. Indeks keuangan relatif lebih baik dari indeks properti dan infrastruktur dimana indeks mampu unggul 16 bulan menurut metode Sharpe dan unggul 19 bulan menurut metode Treynor dan Jensen. udHasil uji t sampel berpasangan (paired samples t test) pada indeks pertanian, pertambangan, dan properti menunjukkan bahwa metode Treynor dan Jensen merupakan dua metode yang mempunyai rata-rata kinerja yang berbeda secara signifikan. Rata-rata kinerja indeks menurut metode Treynor adalah 0,7942, sementara menurut metode Jensen rata-rata kinerja adalah 0,2142. Rata-rata kinerja kedua metode ini signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilaiud0,003. Kedua metode mempunyai kekuatan hubungan (korelasi) sebesar 0,56. udPada indeks pertambangan, rata-rata kinerja menurut metode Treynor adalah sebesar 0,2469, sementara menurut metode Jensen rata-rat0a kinerja indeks sebesar 0,0692. Rata-rata kinerja kedua metode ini signifikan pada tingkat kepercayaanud95% dengan nilai 0,007. Kedua metode pada indeks ini mempunyai korelasi 0,731.udPada indeks properti, rata-rata kinerja menurut metode Treynor adalah sebesar 0,2770, sementara menurut metode Jensen rata-rata kinerja indeks sebesar 0,0754.udRata-rata kinerja kedua metode pada indeks ini signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai 0,011. Kedua metode pada indeks ini mempunyai korelasi 0,851.udPada indeks infrastruktur dan indeks keuangan metode Sharpe dan metode Jensen merupakan dua metode yang menunjukkan rata-rata kinerja yang berbeda secara signifikan. Pada indeks infrastruktur, rata-rata kinerja menurut metodeudSharpe adalah sebesar 0,0946, sementara menurut metode Jensen rata-rata kinerja adalah -0,0185. Rata-rata kinerja kedua metode ini pada indeks infrastrukturudsignifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai 0,002. Kedua metode pada indeks ini mempunyai korelasi 0,465. Pada indeks keuangan, rata-rata kinerja menurut metode Sharpe adalah sebesar 0,1292, sementara menurut metode Jensenudrata-rata kinerja adalah -0,0014. Rata-rata kinerja kedua metode ini pada indeks keuangan signifikan pada tingkat kepercayaan 95% dengan nilai 0,000. Kedua metode pada indeks ini mempunyai korelasi 0,649.udBerdasarkan hasil uji t sampel berpasangan, maka didapatkan dua perbandingan metode yang paling signifikan diantara kelima indeks sektor saham.udMetode Treynor dan Jensen merupakan dua metode yang signifikan dalam mengukur kinerja indeks pertanian, pertambangan, dan properti. Metode Sharpe dan Jensen merupakan dua metode yang signifikan dalam mengukur kinerjaudindeks infrastruktur dan indeks keuangan. Untuk menentukan indeks saham yang mempunyai kinerja terbaik maka kemudian dilakukan perbandingan nilai mean, korelasi, dan signifikansi uji t tersebut pada masing-masing indeks. Indeks saham pertanian merupakan indeks saham terbaik menurut metode Treynor dan Jensen dengan mean 0,5799, korelasi 0,559 dan signifikansi 0,003. Nilai ini relatif lebih baik dari dua indeks lainnya. Indeks saham pertambangan mempunyai mean 0,1776, korelasi 0,731, dan signifikansi 0,007. Sementara indeks saham propertiudmempunyai mean 0,2016, korelasi 0,851, dan signifikansi 0,011. Menurut metode Sharpe dan Jensen, indeks saham keuangan merupakan indeks saham terbaik dengan mean 0,1307, korelasi 0,649, dan signifikansi 0,000. Hasil ini lebih baikuddari kinerja indeks infrastruktur yang mempunyai mean 0,1132, korelasi 0,465, dan signifikansi 0,002.udImplikasi manajerial dari penelitian ini adalah pertama, untuk tipe investor institusi yang lebih mempertimbangkan resiko sistematik seperti resiko pasar, resiko nilai tukar, atau resiko suku bunga dapat memilih indeks saham pertanianuddalam membentuk portofolio atau menanamkan modalnya pada salah satu saham dalam indeks pertanian. Hal ini karena hasil uji t metode Treynor dan Jensen, menunjukkan indeks pertanian berkinerja lebih baik dari indeks pertambangan danudindeks properti. Sementara untuk tipe investor institusi yang lebih mempertimbangkan resiko non-sistematik seperti resiko usaha, resiko keuangan, atau resiko likuiditas dapat memilih indeks saham keuangan karena hasil uji tudmetode Sharpe dan Jensen menunjukkan indeks ini berkinerja lebih baik dari indeks infrastruktur.
机译:过去三年中,印尼经济呈现出改善的态势,包括国内生产总值(GDP)的增长,通货膨胀率下降,SBI利率,JCI增长和BEJ市值上升。根据Tandelilin(2001)的研究,经验性的宏观经济因素已显示出对多个国家投资发展的影响。在宏观经济因素中,影响投资考虑最大的因素是SBI基准利率,2005年的1个月SBI利率达到12.25%,到2006年底为9.75%(www.bi.go 。ID)。通常,银行利率的下降将导致投资从存款转向股票,从而使股票投资成为一种有吸引力的选择。正如Sulistyastuti(2002)所说,在SBI利率下降之后,市场上普遍存在的商业/商业利率下降。较低的商业利率将不利于人们在银行存钱,因此人们将对投资回报率更高的股票更感兴趣,投资股票意味着选择可以带来一定风险的高回报率的股票。为了能够做出正确的选择,投资者不仅要关注回报,而且还必须关注股票的风险因素。在做出投资决定之前,投资者将分析特定股票或投资组合的表现。有三种已知的投资组合绩效评估方法,分别是Sharpe绩效评估,Treynor绩效评估和Jensen微分收益评估(Jones,2004年)。三种方法使用不同的风险要素来衡量投资组合的绩效。 Sharpe方法使用标准差元素(非系统性风险),而Treynor和Jensen方法使用beta元素(系统性风险)。根据Kritzman(1993)的观点,对于那些更加关注非系统性风险(例如业务风险,财务风险或流动性风险)的类型的投资者而言,Sharpe方法更可取。尽管对于那些更关注系统风险(例如市场风险,汇率风险或利率风险)的投资者类型,建议使用udTreynor和Jensen的方法,但在JSX的各个股票行业中,值得关注的有趣事情之一是:从农业,采矿,房地产,基础设施和金融部门的指数得出。这些部门是过去一年中指数值上升的部门。此外,这些行业是与许多人的生活息息相关的经济行业,因此成为投资者的首选,本研究旨在分析JSX上五个行业股票指数的表现,即农业,矿业,房地产,基础设施股票指数,以及使用投资组合绩效评估工具(即Sharpe,Treynor和Jensen方法)进行融资。通过将股票指数表现的测量结果与CSPI市场指数表现的测量结果进行比较来进行测量。此外,本研究还旨在检验三种衡量投资组合绩效的方法在衡量JSE部门股票指数绩效方面的差异。测试通过配对样本t检验完成。在该测试中,置信度为95%或a = 0.05。这项研究的最终目标是根据t检验结果提供具有最佳性能的行业股指信息。股指绩效评估显示,2005年农业股指和采矿股指数能够超过JCI。根据Treynor和Jensen方法,农业指数的表现优于JCI 9个月,而根据Sharpe的方法,农业指数则优于JCI 8个月。农业部门指数表现的发展与该部门2005年的国内生产总值(GDP)的增长不一致。农业部门的GDP比2004年下降了0.1%,降至2.7%。预期农业指数绩效的发展将来自种植业子行业的增长。采矿指数经历了类似的发展,根据Treynor和Jensen方法,该指数的表现优于JCI八个月,而根据Sharpe方法,该指数领先六个月。矿业指数表现的发展与该行业在2005年的GDP增长是一致的。矿业指数录得3的增长。,1%。增长主要是由于需求增长导致没有石油和天然气的采矿子行业和采矿子行业的相当高的增长,2004年房地产行业指数和金融指数表现良好,根据Treynor方法,房地产行业指数连续9个月表现出色和Jensen,并按照 udSharpe方法提前四个月。三种方法使用的风险大小差异是性能差异的原因之一。根据Treynor和udJensen方法,2004年金融业指数的表现优于JCI八个月,而根据Sharpe方法,金融指数领先七个月。 2004年金融部门GDP的发展也影响了该指数的表现。 2004年,金融业增长了7.7%。增长主要受银行分部门,非银行金融机构和房屋租赁分部门增长的影响。在2006年,只有基础设施行业指数能够胜过JCI。根据Treynor和Jensen方法,该指数的能力为7个月,通过Sharpe方法,该指数的能力为3个月;总体而言,在研究期的三年中,根据Sharpe方法,农业指数的表现优于CSPI 18个月,而通过Treynor和Jensen方法,农业指数的表现领先24个月。根据Sharpe方法,开采指数要高出17个月,根据Treynor和Jensen方法,开采指数要高出22个月。 ud财产指数略低于农业和矿业指数。根据Sharpe方法,房地产指数仅领先12个月,而根据Treynor和Jensen方法,房地产指数仅领先21个月。基础设施指数与房地产指数相差无几,房地产指数根据Sharpe方法仅能胜过13个月,而Treynor和Jensen方法则能胜过18个月。金融指数相对优于房地产和基础设施指数,根据夏普方法,该指数能够胜出16个月,而根据Treynor和Jensen方法,该指数能够领先19个月。农业,矿业和房地产指数的成对样本检验结果表明,Treynor和Jensen方法是两种平均性能显着不同的方法。根据Treynor方法的平均性能指数为0.7942,而根据Jensen方法的平均性能指数为0.2142。这两种方法的平均性能在置信度为95%时显着,值为 ud0.003。两种方法的相关强度均为0.56。在挖掘指数中,根据Treynor方法的平均性能为0.2469,而根据詹森(Jensen)方法的平均性能为0.0692。这两种方法的平均性能在ud95%的置信度水平(0.007的值)下很重要。该指数中的这两种方法均具有0.731的相关性;在性能指数中,根据Treynor方法的平均性能为0.2770,而根据詹森(Jensen)方法的平均性能为0.0754。这在95%置信水平下具有0.011的显着性。两种方法在该指数上的相关性均为0.851,在基础设施指数和金融指数中,夏普法和詹森法是两种方法,它们表现出明显不同的平均性能。在基础结构索引上,根据 udSharpe方法的平均性能为0.0946,而根据Jensen方法的平均性能为-0.0185。这两种方法在基础架构指数上的平均性能在置信度为95%和0.002的情况下非常重要。两种方法在该指数上的相关性均为0.465。在财务指标上,根据Sharpe方法的平均表现为0.1292,而根据Jensen方法的平均表现为-0.0014。这两种方法在财务指数上的平均表现在置信度为95%的情况下(值为0,000)非常显着。两种方法在该指数上的相关性均为0.649。根据配对样本t检验的结果,发现了五个股票行业指数中最重要的两种比较方法。特雷诺和詹森的方法是衡量农业,矿业和指数指标表现的两种重要方法。属性。 Sharpe和Jensen方法是衡量基础设施指数和财务指数表现的两种重要方法。为了确定具有最佳性能的股票指数,然后对每个指数进行t检验的均值,相关性和显着性比较。根据Treynor和Jensen方法,农业股票指数是最好的股票指数,平均值为0.5799,相关系数为0.559,显着性为0.003。该值相对优于其他两个索引。采矿股指数的平均值为0.1776,相关系数为0.731,显着性为0.007。房地产股指的平均值为0.2016,相关性0.851和显着性0.011。根据Sharpe和Jensen方法,金融股票指数是最佳股票指数,平均值为0.1307,相关系数为0.649,显着性为0.00。这些结果要好于基础设施指数表现,后者的平均值为0.1132,相关系数为0.465,显着性为0.002。本研究的管理意义首先是针对那些考虑系统风险(例如市场风险,汇率风险或利率风险可以选择农业股票指数来形成投资组合或投资于农业指数中的一只股票。这是因为Treynor和Jensen t检验的结果表明,农业指数的表现要好于采矿指数和财产指数。同时,考虑到非系统风险(例如业务风险,金融风险或流动性风险)的机构投资者可以选择金融股票指数,因为Sharpe和Jensen方法的测试结果表明,该指数的表现要好于基础设施指数。

著录项

  • 作者

    Kristanto Yunivan;

  • 作者单位
  • 年度 2007
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号