首页> 外文OA文献 >ALOKASI BIAYA OVERHEAD KEPADA LINE OF BUSINESS BERDASARKAN 'AB COSTING' DALAM PERHITUNGAN SUKU BUNGA KREDIT (KASUS PT BANK BUKOPIN, JAKARTA)
【2h】

ALOKASI BIAYA OVERHEAD KEPADA LINE OF BUSINESS BERDASARKAN 'AB COSTING' DALAM PERHITUNGAN SUKU BUNGA KREDIT (KASUS PT BANK BUKOPIN, JAKARTA)

机译:基于“ AB成本”的信用费用率计算的营业成本间接费用分配(以雅加达PT BANK BUKOPIN为例)

摘要

Sejak diluncurkannya Deregulasi dibidang perbankan, pertumbuhan perbankan begitu pesat. Konsekuensi logis atas pertumbuhan tersebut adalah adanya tingkat persaingan yang ketat pada bisnis bank. Di sektor kredit, dalarn mengatasi persaingan yang ketat, Bank dituntut untuk tiddak hanya memberikan "pelayanan yang prima" saja, lebih dari itu bank dituntut juga untuk dapat memberikan suku bunga kredit yang relatif lebih rendah dari pada pesaingnya.ududSecara umum besar kecilnya suku bunga kredit dipengaruhi oleh biaya dana (cost affund) dan biaya overhead. Biaya dana sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar, sehingga relatif sulit untuk mengkontrolnya (menekannya). Sedang biaya overhead merupakan biaya yang tirnbul karena aktivitas internal operasional bank, sehingga relatif mudah untuk mengkontrolnya (menekannya). Bank Bukopin, khususnya di kantor pusat memiliki 14 unit bisnis atau line of business (LoB) sebagai target marketnya. Dalarn upaya untuk menghasilkan suku bunga kredit yang rendah, beban operasional di Bank Bukopin dibagi (dialokasikan) kepada masing-masing LoB, sehingga dalam perhitungan harga pokok penjualannya (HPP) biaya overhead menjadi rendah.ududDalam pembebanan biaya overhead kepada masing-masing LoB, Bank Bukopin hanya menggunakan satu tolok ukur saja sebagai aktivitasnya yaitu biaya tenaga ketja langsung. Menurut para ahli metoda tersebut dapat menirnbulkan distorsi, yaitu perhitungan HPP kurang akurat hasilnya. Para ahli memperkenalkan suatu metoda yang dapat memberikan hasil yang lebih akurat, yaitu metoda AB Costing. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan menggambarkan cara perhitungan HPP berdasar AB Costing sekaligus mengetahui perbedaan atau distorsi dari perhitungan HPP perusahaan. Selanjutnya mengidentifikasi manfaat lainnya yang dapat memberikan implikasi terhadap keputusan manajemen. Metoda penelitian bersifat deskriptif studi kasus di PT Bank Bukopin di Kantor Pusat Jakarta, yang dilakukan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan Agustus sampai dengan Oktober 1998. Dalam penelitian tersebut diperlukan data realisasi biaya dana, biaya overhead dan outstanding kredit selama Januari sampai denganudApril 1998.ududDari hasil penelitian diketahui bahwa dalam perhitungan alokasi biaya overhead yang dilakukan perusahaan, terdapat biaya yang tidak dibebankan kepada LoB dengan pertimbangan tertentu, yaitu sebesar Rp. 5.488.529.559,-, sehingga total biaya overhead yang dibebankan kepada LoB dan cabang dengan tolok ukur satu aktivitas, biaya tenaga kerja langsung adalah Rp. 11.016.229.811,- sedangkan dalam perhitungan alokasi biaya overhead AB Costing seluruh biaya overhead dibebankan (tidak ada dasar untuk tidak dibebnkan, karena pendekatannya aktivitas atau sumber daya yang dikonsumsi karena adanya aktivitas tersebut) kepada LoB dan cabang sebesar Rp. 16.498.759.297,- dengan menggunakan 8 aktivitas sebagai tolok ukur yaitu Tenaga Kerja Rp. 7.124.230.144,54; Listrik Rp. 117.289.623,09; ATK Rp. 2.560.711.092,81; Komputer Rp. 156.266.458,52; Bangunan Rp.3.183.391.495,53; Kendaraan Rp. 212.207.979,12; Telepon Rp. 1.848.537.919,65; dan Inventaris Rp. 1.296.124.583,84.ududHasil lain yang perlu disampaikan adalah terdapat 11 LoB yang mengalami kekurangan pembebanan biaya overhead yaitu LoB VI (61.10%), LoB I (56.23%), LoB IBG (50.62%), LoB KUK (50.59%), LoB Mikro (42.04%), LoB II (33.96%), LoB VII (30.65%), LoB III (20.94%), LoB VIII (13.27%), LoB IX (8.4%) dan LoB X (6.10%). Kemudian terdapat 3 LoB yang mengalami kelebihan pembebanan biaya overhead yaitu LoB XI (42.49%), LoB V (9.68%) dan LoB IV (2.70%). Dampak lebih lanjut dari hal tersebut adalah terdapat distorsi dalam perhitungan harga pokok penjualan (HPP), dimana 11 LoB under dan 3 LoB over, dan ini berakibat langsung terhadap perubahan perolehan spread dari masing-masing LoB. Dan tentunya masingmasing LoB harus merubah pula pricing strateginya.ududBeberapa manfaat lain dengan mengirnplementasikan AB Costing adalah dapat diketahuinya tingkat efisiensi masing-masing LoB dalam mengelola kredit. Kemudian bisa pula mengatahui aktivitas-aktivitas mana yang mengkonsumsi sumberdaya yang banyak sehingga menambah besar biaya overhead. Dengan memperhatikan kelebihan-kelebihan metode AB Costing, maka sudah saatnya perusahaan mengirnplementasikan metode. Dan dalam mengoperasionalkannya dibutuhkan suatu komitmen yang kuat, khususnya koordinasi antar direktorat atau bagian yang terkait untuk tidak saling menghambat dan kemudian merubah administrasi pencatatan transaksi maupun adminnistrasi dokumentasi.udud
机译:自银行业实施放松管制政策以来,银行业务发展迅速。这种增长的逻辑结果是银行业务竞争的激烈程度。在信贷领域,要克服激烈的竞争,不仅要求银行提供“优质服务”,还要求银行提供相对低于其竞争对手的信贷利率。信贷利率受资金成本(成本趋势)和间接费用的影响。资金成本受市场状况的强烈影响,因此控制(抑制)资金相对困难。中等间接费用是由于银行运营的内部活动而产生的成本,因此相对容易控制(抑制)。 Bukopin银行,特别是在总部,拥有14个业务部门或业务线(LoB)作为目标市场。为了降低信贷利率,Bukopin银行的运营费用被划分(分配)到每个LoB,因此在计算销售成本(HPP)时,间接费用较低。 LoB,Bukopin银行仅使用一个基准作为其活动,即直接人工成本。据专家介绍,该方法可能会导致失真,即COGS的计算精度较低。专家介绍了一种可以提供更准确结果的方法,即AB Costing方法。基于这些问题,本研究旨在描述如何基于AB Costing来计算COGS,同时还要从计算COGS中了解差异或失真。接下来,确定可能对管理决策产生影响的其他好处。该研究方法是在雅加达总部的PT Bank Bukopin进行的描述性案例研究,从1998年8月至10月进行了3个月。在这项研究中,数据涉及1月至8月udApril期间资金成本,间接费用和未偿贷款的实现1998年。从研究结果可以知道,在公司计算间接费用分配时,出于某些考虑,未向LoB收取的费用总计为Rp。 5,488,529,559,因此,以单一活动基准向LoB和分支机构收取的总间接费用成本为Rp。 11,016,229,811,而在AB间接费用计算分配的计算中,所有间接费用都向LoB和Rp的分支机构收取(没有方法不收取费用,因为该方法是活动或由于活动而消耗的资源)。 16,498,759,297,使用8个活动作为基准,即工党Rp。 7,124,230,144,54;电气RP。 117,289,623.09; ATK Rp。 2,560,711,092.81;电脑Rp。 156,266,458,52;大楼Rp.3,183,391,495,53;车辆Rp。 212,207,979.12;电话Rp。 1,848,537,919.65;和Rp。 1,296,124,583.84。另一个需要交付的结果是,有11个LoB的开销成本不足,即LoB VI(61.10%),LoB I(56.23%),IBG LoB(50.62%),LoB KUK(50.59) %),微型LoB(42.04%),LoB II(33.96%),LoB VII(30.65%),LoB III(20.94%),LoB VIII(13.27%),LoB IX(8.4%)和LoB X(6.10% )。然后有3个LoB经历了额外的间接费用,分别是LoB XI(42.49%),LoB V(9.68%)和LoB IV(2.70%)。这样做的进一步影响是,在计算商品销售成本(COGS)时会出现失真,其中11个LoB不足而3个LoB超过了,这直接导致从每个LoB获得价差的变化。当然,每个LoB还必须更改其定价策略,实施AB Costing的其他好处还包括了解每个LoB在管理信贷方面的效率水平。然后,它还可以知道哪些活动消耗了大量资源,从而增加了间接费用。通过注意AB Costing方法的优点,现在是公司实施该方法的时候了。在实施过程中,它需要做出强有力的承诺,尤其是各首长级部门或相关部门之间的协调,不要互相妨碍,然后再更改事务记录的管理和文档管理。

著录项

  • 作者

    GLEN GLENARDI;

  • 作者单位
  • 年度 1998
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号