Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning ( PBL )udTipe Enam Topi Berfikir ( Six Thinking Hats )udTerhadap Peningkatan Berfikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pknud( Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Pelanggaran HAM di Kelas XI IPS – 1udSMA Negeri 1 Soreang )

摘要

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil observasi awal di kelas XI IPSudSMAN 1 SOREANG yang memiliki beberapa masalah pada saat prosesudpembelajaran. Salah satunya yaitu rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa padaudmata pelajaran PKn, hal tersebut terlihat dari proses kegiatan belajar mengajarudberlangsung siswa cenderung pasif saat pelajaran berlangsung hingga pelajaranudselesai. Hal tersebut menuntut guru untuk membuat inovasi baru agar pembelajaranudlebih baik lagi. Rumusan masalah dalam penelitian ini mencakup bagaimanakahudperencanaan pembelajaran, bagaimanakah pelaksanaan proses pembelajaran, apa sajaudkendala yang dihadapi dan bagaimana cara yang dilakukan untuk mengatasi kendalauddalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem BasedudLearning (PBL) tipe Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). Pendekatan yanguddigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakanuddalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan utamaudadalah untuk mengetahui bagaimana hasil dari penggunaan model pembelajaranudProblem Based Learning (PBL) tipe Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) dalamudpembelajaran PKn terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dan memberdayakanudguru yang bersangkutan agar mampu melakukan perbaikan dalam menanganiudpermasalahan dalam proses pembelajaran. Sedangkan yang menjadi subjek penelitianudadalah siswa kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Soreang. Pelaksanaan pembelajaranuddengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) tipe Enam TopiudBerpikir (Six Thinking Hats) dilaksanakan melalui tiga kali pertemuan. Hasiludpembelajaran PKn dengan menggunakan model Problem based learning (PBL) tipeudEnam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) pada umumnya meningkat. Hasil observasiudpada kegiatan pembelajaran dengan berfokus kepada guru mengalami peningkatanuddalam setiap pertemuannya, pertemuan pertama memberikan hasil 40 % (cukup),udhasil yang didapat dalam observasi pertemuan kedua yaitu 63 % (baik). Hasil yangudoptimal diperoleh pada pertemuan ketiga, yaitu diperoleh hasil 96 % (sangat baik).udHasil observasi pada kegiatan pembelajaran dengan berfokus kepada kemampuanudsiswa mengidentifikasi mengalami peningkatan dalam setiap pertemuannya,udpertemuan pertama memberikan hasil 56 % (cukup), hasil yang didapat dalamudobservasi pada pertemuan kedua yaitu 63 % (baik). Hasil yang optimal diperolehudpada pertemuan ketiga, yaitu diperoleh hasil 92% (sangat baik). Hasil observasi padaudkegiatan pembelajaran dengan berfokus kepada kemampuan siswa menggambarkanuddan menjelaskan mengalami peningkatan dalam setiap pertemuannya, pertemuanudpertama memberikan hasil 49 % (cukup), hasil yang didapat dalam observasi pada udpertemuan kedua yaitu 58 % (baik). Hasil yang optimal diperoleh pada pertemuanudketiga, yaitu diperoleh hasil 83 % (sangat baik). Hasil observasi pada kegiatanudpembelajaran dengan berfokus kepada kemampuan siswa menganalisis mengalamiudpeningkatan dalam setiap pertemuannya, pertemuan pertama memberikan hasil 56 %ud(cukup), hasil yang didapat dalam observasi pada pertemuan kedua yaitu 58 %ud(cukup). Hasil yang optimal diperoleh pada pertemuan ketiga, yaitu diperoleh hasilud92% (sangat baik). Hasil observasi pada kegiatan pembelajaran dengan berfokusudkepada kemampuan siswa mengevaluasi mengalami peningkatan dalam setiapudpertemuannya, pertemuan pertama memberikan hasil 54 % (cukup), hasil yanguddidapat dalam observasi pada pertemuan kedua yaitu 65 % (baik). Hasil yang optimaluddiperoleh pada pertemuan ketiga, yaitu diperoleh hasil 86 % (sangat baik). Hasiludobservasi pada kegiatan pembelajaran dengan berfokus kepada kemampuan siswaudberfikir obyektif mengalami peningkatan dalam setiap pertemuannya, pertemuanudpertama memberikan hasil 51 % (cukup), hasil yang didapat dalam observasi padaudpertemuan kedua yaitu 65 % (baik). Hasil yang optimal diperoleh pada pertemuanudketiga, yaitu diperoleh hasil 90 % (sangat baik). Hal tersebut menunjukkan bahwaudmetode Enam Topi Berpikir (Six Thinking Hats) berhasil meningkatkan kemampuanudberpikir kritis siswa terutama pada mata pelajaran PKn. Sedangkan kendala yanguddihadapi ialah kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran menggunakan metodeudEnam Topi Berpikir (Six Thinking Hats). Upaya untuk mengatasi kendala tersebutudyaitu guru berusaha memahami dengan benar tentang makna dan langkah-langkahudpembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tipeudEnam Topi Berpikir (Six Thinking Hats)dan guru berusaha mengembangkan formatudRPP dengan baik.