DAMPAK ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) TERHADAP udSTRATEGI PERUSAHAAN KERAJINAN BORDIR INDONESIA ud( Studi kasus Perusahaan Kerajinan Bordir di Tasikmalaya – Indonesia )

摘要

Produk tekstil khususnya bordir hanya merupakan salah satu contoh udproduk China yang berharga murah. Di Indonesia, produk tekstil bordir dari China udmemang terdengar sangat merisaukan. Kekhawatiran muncul dari berbagai udkalangan, salah satunya para pengusaha bordir Tasikmalaya. Mereka merasa udbahwa produk bordir China merupakan ancaman tersendiri bagi industri bordir uddalam Negeri. Ancaman tersebut ternyata tidak saja dalam menjaga atau merebut udpasar ekspor, tetapi juga dalam menguasai pasar dalam Negeri. Masuknya produk udbordir China yang terkenal murah dan mempunyai kualitas yang baik udmenimbulkan adanya berbagai tuntutan yang menghendaki agar pemerintah udmelakukan sesuatu agar dapat melindungi industri dalam Negeri. Untuk udmenghadapi masalah ancaman impor tektil bordir dari China memang sangat uddiperlukan adanya koordinasi dari pemerintah melaui instansi yang terkait. udAdapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana latar udbelakang dari kerjasama ASEAN-China Free Trade Area, selanjutnya udmendeskripsikan sejauh mana kesiapan para pengusaha kerajinan bordir udTasikmalaya mengahadapi membanjirnya produk-prduk China dipasaran setelah uddiberlakukannya ACFTA, serta menganalisa dampak dari ACFTA terhadap udperusahaan-perusahaan kerajinan bordir di Tasikmalaya. Dengan hipotesis “Jika udancaman banjirnya produk China di Indonesia dapat disiasati oleh UMKM bordir udTasikmalaya dengan cara meningkatkan kualitas produk bordir Tasikmalaya maka udakan mampu bersaing dengan produk China”. udMetode yang digunakan adalah metode Deskriptif Analitis, yang bertujuan udmenggambarkan suatu fenomena dalam hal ini mengenai membludaknya produk udChina khususnya produk bordirnya yang mana lambat laun mulai menindas udproduk lokal di pasaran, sehingga membuat para produsen bordir di Tasikmalaya udterus berupaya membuat inovasi untuk menyainginya. Metode ini pada akhirnya udakan dapat dikomparasikan dengan prediksi realita masa yang akan datang. udHasil dari penelitian ini adalah: "Bombardir" produk China yang bebas udmasuk ke Indonesia lebih banyak mendatangkan kerugian daripada keuntungan. udKhususnya bagi para pelaku industri bordir lokal. Oleh sebab itu, jika kondisi itu udberlangsung terus menerus, ke depan dipastikan industri tesktil bordir lokal akan udgulung tikar. Setali tiga uang dengan kondisi tersebut, industri kerajinan bordir udbesar yang menjual produknya ke pasar ekspor juga akan mengalami persaingan udyang semakin ketat dari Negara lain. Dalam hal ini Pemerintah melakukan udbeberapa upaya dalam meningkatkan daya saing nasional anatar lain: Pertama, udMeningkatkan daya saing produk. Kedua, Pengamanan pasar dan produk udIndonesia. Ketiga, Peningkatan pencitraan Indonesia (Nation branding) di dalam uddan luar negeri melalui promosi produk-produk Indonesia dan mendorong udpenggunaan produk Indonesia di dalam negeri. ud udKata kunci: Kerjasama Internasional, ACFTA, Bordir