首页> 外文期刊>Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi >Constraints on the performance of school-based dental program in Yogyakarta, Indonesia: A qualitative study
【24h】

Constraints on the performance of school-based dental program in Yogyakarta, Indonesia: A qualitative study

机译:印度尼西亚日惹市校本牙科项目的表现制约因素:一项定性研究

获取原文
       

摘要

Background: A high prevalence of caries at ages ≥ 12 in Yogyakarta province (DMFT = 6.5), raises the question of the effectiveness of the school-based dental program (SBDP) which, as a national oral health program in schools, is organized by community health centers (CHCs). Purpose: The aim of this study is to explore the possible constraints on work processes which might affect the performance of SBDPs in controlling caries. Methods: In-depth interviews was conducted in twelve CHCs, covering all five districts both in urban and rural areas. Subjects were 41 dentists and dental nurses working in these CHCs. The interviews were structured according to the following themes: resources and logistics; program planning; target achievement; monitoring and evaluation; and suggestions for possible improvements. The data were analyzed using content analysis. Results: The main constraints identified were limited resources and inflexible regulations for resource allocation in the CHC, and inadequate program planning and program evaluation. Inadequate participation of parents was also identified. Another constraint is thatpolicy at the district level orientates oral health towards curative intervention rather than prevention. Suggestions from interviewees include encouraging a policy for oral health, task delegation, a funding program using school health insurance, and a reorientation towards prevention. Conclusion: The weakness of management processes and the unsupported policy of the SBDP at the local level result in a lack of effectiveness. The constraints identified and suggestions for improvements could constitute a basis for improving program quality.Latar Belakang: Tingginya prevalensi karies pada usia ≥ 12 tahun (DMFT = 6.5) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menimbulkan pertanyaan akan efektifitas Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). UKGS adalah salah satu program nasional di bidang kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hambatan pada pelaksanaan UKGS yang dapat mempengaruhi kinerja dari UKGS untuk mengontrol karies. Metode: Penelitian kualitatif dengan menggunakan in-depth interview dilakukan di 12 Puskesmas, meliputi lima kabupaten di DIY baik di daerah pedesaan maupun perkotaan. Subyek terdiri dari 41 dokter gigi dan perawat gigi di Puskesmas. Struktur tema dari wawancara adalah sumber daya dan logistik; perencanaan program; pencapaian target; monitoring dan evaluasi; saran untuk perbaikan program. Data dianalisis menggunakan analisis konten. Hasil: Hambatan pada program UKGS yang teridentifikasi adalah sumber daya yang terbatas dan regulasi yang tidak fleksibel untuk alokasi sember daya di Puskesmas, perencanaan dan evaluasi program yang tidak memadai dan rendahnya peran serta orang tua. Hambatan lain adalah kebijakan pada tingkat kabupaten yang berorientasi pada pelayanan kuratif daripada preventif. Saran yang dikemukakan adalah penguatan kebijakan untuk kesehatan gigi, delegasi tugas, asuransi kesehatan sekolah dan reorientasi pelayanan preventif. Kesimpulan: Proses manajemen yang lemah dan kurangnya dukungan kebijakan untuk UKGS pada tingkat daerah menjadi salah satu sebab kurang efektifnya program. Hambatan dan saran yang teridentifikasi pada studi ini dapat menjadi dasar untuk meningkatkan mutu program.
机译:背景:在日惹,年龄≥12岁的龋齿患病率很高(DMFT = 6.5),这引发了学校牙科计划(SBDP)的有效性问题,该计划是学校组织的一项国家口腔健康计划,由社区卫生中心(CHC)。目的:本研究的目的是探讨对工作流程的可能限制,这些限制可能会影响SBDP在控制龋齿方面的表现。方法:在十二个社区卫生中心进行了深度访谈,覆盖了城乡五个地区。对象是在这些社区卫生中心工作的41名牙医和牙科护士。访谈是根据以下主题进行组织的:资源和后勤;计划规划;目标成就;监测和评估;以及可能改进的建议。使用内容分析来分析数据。结果:确定的主要制约因素是:资源有限,社区卫生中心资源分配的规定不灵活以及方案规划和方案评估不充分。还确定了父母的参与不足。另一个制约因素是区级政策将口腔保健的重点放在治疗干预而不是预防上。受访者的建议包括鼓励制定口腔健康政策,任务授权,使用学校健康保险的资金计划以及对预防的重新定位。结论:管理程序的薄弱之处以及SBDP在地方一级缺乏支持的政策导致缺乏效力。确定的制约因素和改进建议可能构成提高程序质量的基础。Latar Belakang:Tingginya prevalensi karies pada usia≥12 tahun(DMFT = 6.5)di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY)menimbulkan pertanyaan akan efektifitas Usaha Kesehatan Gigi Sekolak )。 UKGS adalah salah satu program nasional di bidang kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan oleh Puskesmas。 Tujuan:Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hambatan pada pelaksanaan UKGS yang dapat mempengaruhi kinerja dari UKGS untuk mengontrol卡里。方法:对Penelitian kualitatif dengan menggunakan进行深入采访,请访问disakukan di 12 Puskesmas,dilip bali di daerah pedesaan maupun perkotaan。 Subyek terdiri dari 41 doster gigi dan perawat gigi di Puskesmas。 Struktur tema dari wawancara adalah sumber daya dan logistik;多年生程序五角星目标监督评估saran untuk perbaikan计划。数据dianalisis menggunakan analisis konten Hasil:Hambatan pada程序UKGS yang teridentifikasi adalah sumber daya yang terbatas dan regulasi yang tidak fleksibel untuk alokasi sember daya di Puskesmas,perencanaan dan evaluasi程序yang tidak memadai dan rendahnya peran serta orang tua。 Hambatan lain adalah kebijakan pada tingkat kabupaten yang berorientasi pada pelayanan kuratif daripada preventif。 Saran yang dikemukakan adalah penguatan kebijakan untuk kesehatan gigi,delegasi tugas,asuransi kesehatan sekolah dan reorientasi pelayanan Preventif。 Kesimpulan:Proses Manajemen yang lemah dan kurangnya dukungan kebijakan untuk UKGS pada tingkat daerah menjadi salah satu sebab kurang efektifnya程序。 Hambatan dan saran yang teridentifikasi pada studi ini dapat menjadi dasar untuk Meningkatkan mutu程序。

著录项

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利
获取原文

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号