Kerusakan lingkungan dan pemanasan global sudah menjadi isu yang begitu menggema diudmasyarakat dunia, termasuk juga di Indonesia. Perkembangan proyek konstruksi dianggapudmemiliki peran besar terhadap perubahan lingkungan di permukaan bumi ini. Dalamudmenerapkan suatu kondisi yang ramah lingkungan tentunya perlu terdapat kriteria yang dapatuddigunakan sebagai acuan dalam proses penerapannya. Green construction atau konstruksiudhijau merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan yang diharapkan mampu ikutudmenjaga kelestarian lingkungan. Perbedaan metode pelaksanaan antara green constructionuddan konstruksi konvensional yaitu memberikan pengaruh pada dampak kerusakan lingkunganudyang ditimbulkan. Dalam penelitian ini, alat yang digunakan untuk mengumpulkan dataudadalah dengan kuesioner. Responden adalah perusahaan konstruksi yang berada di PropinsiudDaerah Istimewa Yogyakarta. Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan persentase,udnilai rata – rata (mean), dan nilai simpangan baku. Analisis yang digunakan adalah analisisudpemeringkatan nilai rata - rata dan analisi korelasi Pearson. Hasil analisis menunjukkanudbahwa, kriteria yang paling sering diterapkan oleh sebagian besar responden adalah kriteriaudpenerapan energi. Sedangkan kriteria penerapan limbah proyek adalah kriteria yang sulitudditerapkan oleh sebagian besar responden. Tingkat penerapan green construction pada proyekudkonstruksi di Yogyakarta dikatergorikan sebagai “diterapkan”, sedangkan tingkat kesulitanuddalam penerapan green construction pada proyek konstruksi di Yogyakarta dikategorikanudsebagai “sedang / netral”. Hambatan terbesar yang dialami dalam penerapan greenudconstruction adalah pembiayaan serta perawatan green building. Hasil analisis KorelasiudPearson menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kriteria dalam menerapkan greenudconstruction dengan hambatan – hambatan dalam penerapan green construction pada proyekudkonstruksi.ud
展开▼