JUSUF KALLA DI MATA SURAT KABAR HARIANud(Analisis Framing Pencitraan Jusuf Kalla di Masa Pencalonan Presiden Pemilu 2009 dalamudUlasan Editorial Surat Kabar Harian MEDIA INDONESIA Periode April-Juli 2009)

摘要

Pemilihan umum presiden 2009-2014 menjadi wadah demokrasi yang beragam dengan munculnyaudtiga pasangan calon presiden dan wakil presiden. Salah satu nama calon presiden adalah Jusuf Kalla.udIsu yang berkembang pada saat pra pemilu presiden adalah presiden harus Jawa. Kehadiran JusufudKalla unik, satusatunya capres berasal dari luar Jawa dan masih menjabat sebagai wakil presidenudperiode 2004-2009, otomatis bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang masih sebagaiudatasannya pada pemerintahan Kabinet Bersatu. Surat Kabar Harian Media Indonesia sebagai objekudpenelitian, karena adanya keterkaitan Jusuf Kalla dan pemilik media yakni Surya Paloh, keduanyaudmemegang jabatan tertinggi di Partai Golkar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui SKH MediaudIndonesia dalam mencitrakan Jusuf Kalla berkaitan dengan majunya sebagai calon presiden masaudpemilu presiden 2009 pada rubrik Editorial. Editorial merupakan opini redaksi yang mencerminkanudsikap resmi SKH Media Indonesia. Penelitian ini mengkaji keberpihakan Surya Paloh mempengaruhiudsikap editorial SKH Media Indonesia. Analisis level teks editorial dilakukan dengan metode framinguddari Robert N. Entman, sedangkan level konteks dengan wawancara tim editorial SKH MediaudIndonesia dengan berpijak pada proses framing dari diagram Dietram A. Scheufele. Hasil penelitianudpada tingkat teks, sosok Jusuf Kalla dicitrakan positif oleh SKH Media Indonesia. Penekanan bahasaudpada teks editorial mencitrakan Jusuf Kalla sebagai sosok yang pro demokrasi tanpa memandang suku,udras, agama dan golongan. Jusuf Kalla digambarkan sebagai pemimpin yang memiliki karakter cepatudtanggap dan bertanggungjawab dalam mengambil keputusan. Pada tingkat konteks, SKH MediaudIndonesia mendukung Jusuf Kalla sebagai capres 2009 karena Jusuf Kalla dianggap sebagaiudpendobrak belenggu sosiologis masyarakat tentang presiden harus dari Jawa. Jusuf Kalla dinilaiudsebagai sosok pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini karena kecepatannya dalamudberpikir dan bertindak dengan melihat kinerjanya ketika menjadi wapres. Citra Jusuf Kalla tersebutuddipengaruhi Surya Paloh sebagai pemilik media, meskipun intervensinya hanya berupa percakapanudsingkat di luar rapat. Editorial SKH Media Indonesia tetap mengaku independen karena Surya Palohudbahkan seluruh redaksi termasuk anggota tim editorial yang terlibat sebagai politik praktis tidakuddiperbolehkan masuk ke dalam dapur editorial Media Indonesia.ud