Tari Lengger Punjen merupakan tari berpasangan laki-laki danudperempuan yang hidup dan berkembang di Dusun Giyanti KabupatenudWonosobo. Di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan SelomertoudKabupaten Wonosobo setiap tahunnya selalu mengadakan UpacaraudNyadran Tenongan yang didalamnya selalu dipentaskan tari LenggerudPunjen sebagai pelengkap dan penyempurna upacara. Mayarakat percayaudjika tidak melaksanakan Upacara Nyadran Tenongan akan terjadiudmalapetaka seperti penyakit dan gpagal panen karena mereka percayauddengan adanya roh leluhur yang menjaga Dusun Giyanti.udLandasan Teori yang digunakan bentuk dari Suzane K. Langer danudteori fungsi dari Anthony Shay. Penelitian ini bersifat kualitatif denganudmetode deskriptif analitis yaitu memaparkan hasil pengamatan secaraudjelas berdasarkan keadaan sebenarnya. Pendekatan yang digunakanudmenggunakan pendekatan etnokoreologi, pendekatan ini memandang tariudsebagai produk budaya etnik non barat maka dalam pemaparanudpenelitian berupa foto dan video.Tahap pengumpulan data dilakukanudmelalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Tujuan penelitian iniudmengungkapkan bentuk Lengger Punjen dalam Upacara NyadranudTenongan dan fungsi tari Lengger Punjen bagi masyarakat Dusun GiyantiudDesa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo.udTari Lengger Punjen disajikan dalam Upacara Nyadran Tenongan.udDalam sajian tari Lengger Punjen ada adegan dimana penari perempuanudnaik di atas bahu penari laki-laki yang mengalami trance. Tari LenggerudPunjen memiliki fungsi tari sebagai cerminan dan legitimasi tatananudsosial, tari sebagai wahana ekspresi ritus yang bersifat sekuler danudreligius, tari sebagai hiburan atau kegiatan rekreasional, tari sebagaiudsaluran maupun pelepas kejiwaan, tari sebagai cerminan nilai estetik, tariudsebagai cerminana pola kegiatan ekonomi. Dengan demikian tari LenggerudPunjen memiliki peran penting bagi masyarakat Dusun Giyanti danudsekitarnya.udKata Kunci : Tari Lengger Punjen, bentuk dan fungsi
展开▼
