Squatting sebagai Wadah Kreatifitas Anak Punk di Surakarta

摘要

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Punk juga dapatudberarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisaudberarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. Pertumbuhannyaudkomunitas kaum ini berdasarkan pada ideologi hidup, yang mana merupakan gerakanudanak muda dari kaum pekerja yang mengkritik keadaan sosial, ekonomi, politik,udideologi, dan agama.udPunk yang berkembang di Indonesia lebih dikenal dalam hal pakaian yanguddikenakan dan tingkah laku. Komunitas punk di Indonesia beranggapan bahwaudmereka mendapat kebebasan, yang berdasarkan slogan mereka DIY (Do It Yourself).udDi Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massauduntuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal.udPadahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon,uddan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendakiudterbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuahudbentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.udKonsep pengembangan squatting muncul karena kejenuhan disrepairisasiudkehidupan diri dan sosial, kejenuhan yang menjadi sebuah kegelisahan, kegelisahanuduntuk berdiri dan bangkit mensubvensi hegemoni hitam hati dalam diri dan hegemoniudhitam budaya punk itu sendiri, kegelisahan menjelma menjadi sebuah keprihatinan,udkeprihatinan untuk menjadi sebuah kepedulian menyelamatkan diri dan kehidupanudkawan-kawan dari lubang yang mereka buat sendiri.udMembangun sebuah system dan kebijakan yang tepat dan benar akan berdampakudpada perubahan seutuhnya insan jalanan. Mengkomunitaskan rekan rekan jalananudadalah bentuk langkah efektif dalam membina, mengembangkan dan memberdayaanudxviudteman teman di jalanan, karena itu adalah langkah manusiawi dalam memanusiakanudinsan jalanan.udKebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu suatu kompleks gagasan, ide, nilai,udnorma, peraturan disebut sistem budaya, kompleks aktivitas manusia dalamudmasyarakat disebut sistem sosial, dan kebudayaan fisik atau artefak. Ketiga wujududtersebut saling berhubungan satu sama lain, sehingga suatu wujud kebudayaan fisikudterbentuk melalui sistem budaya dan sistem sosial itu sendiri sebagai solusiudpemecahan dipandang dari segi arsitektural dengan mengadaptasi dalam pola prilakuuddan wadah pendidikan yang sesuai bagi anak jalanan adalah pendidikan di luarudsekolah, dengan melakukan proses pembelajaran yang dilaksanalan dalam wadahudseperti rumah singgah atau pusat kegiatan, squatting sebagai salah satu alternatifudtempat pembelajaran bagi anak Komunitas Punk.udPada sisi hasil pengaruh paradigma yang dianut tidak disadari prosesnya, padahaludpada rumusan tujuanya yakni memberdayakan. Dalam pemaknaan yang lain sebagaiudpenunjang peran dalam masyarakat, penyelenggaraan pendidikan lebih diarahkanudagar orang yang mengikuti pendidikan tidak sekadar mengembangkan keterampilanudpenunjang peran, justru didorong agar mampu dengan kesadarannya sendiri memilihudperan sebagai apa dalam masyarakat.