首页>
外文OA文献
>Analisa Karakteristik Karbon Aerosol (Oc dan Ec) dari Emisi Pm2.5 dan Rekomendasi Perlindungan Lingkungan dari Emisi Pm2.5 Kebakaran Lahan Gambut secara Pembaraan (Smouldering) (Studi Kasus : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau)
【2h】
Analisa Karakteristik Karbon Aerosol (Oc dan Ec) dari Emisi Pm2.5 dan Rekomendasi Perlindungan Lingkungan dari Emisi Pm2.5 Kebakaran Lahan Gambut secara Pembaraan (Smouldering) (Studi Kasus : Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau)
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik karbon organik (OC) dan karbon elemental (EC) dalam PM2.5 yang diketahui sebagai salah satu polutan udara akibat kebakaran lahan gambut dan rekomendasi perlindungan lingkungan. Metode yang digunakan untuk mengetahui konsentrasi PM2.5 adalah gravimetri dengan bantuan alat Sartorius ME5-F dan metode analisa konsentrasi karbon aerosol adalah metode pemantulan cahaya dan thermal (IMPROVE A) dengan bantuan alat Carbon Analyzer Model DRI 2001. Konsentrasi rata-rata dan tertinggi PM2.5 emisi kebakaran lahan gambut terutama pada fase pembaraan adalah 996,71 ± 531,01 µm/g3 dan 2163.49 µg/m3. Nilai tersebut lebih tinggi dari konsentrasi PM2.5 ketika tidak terjadi kebakaran (background) sebesar 48 kali. Rata-rata komposisi OC (sebagai salah satu penyusun utama PM2.5) dan EC dalam karbon total (TC) adalah 98,58 ± 0,91% dan 1,42 ± 0,91%. Fraksi OC (Organic Carbon) yang dominan adalah OC1 dan OC2 dengan rata-rata komposisi dalam karbon total (TC) adalah 40,34 ± 5,43% dan 31,58 ± 5,58%. Rasio OC/EC pada penelitian ini lebih besar dari rasio OC/EC pada kebakaran reruntuhan kayu dan kebakaran pohon pinus pada fase yang sama. Rasio OC/EC menunjukkan pengaruh emisi kebakaran lahan gambut terhadap emisi sumber kebakaran lain. Perlindungan lingkungan dari dampak yang ditimbulkan dari kebakaran lahan gambut dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran kebakaran dan penurunan konsentrasi PM2.5. Pencegahan penyebaran kebakaran dilakukan dengan menciptakan sistem pelindung lahan terhadap kebakaran dengan bantuan parit buatan. Penurunan konsentrasi PM2.5 dilakukan dengan menyediakan zona penyangga/penyerapan (buffer zone) menggunakan vegetasi khusus pada luas dan jarak tertentu.
展开▼