Indonesia merupakan negara produsen dan pengekspor kelapa sawit terbesar di dunia. Provinsi Sumatera Utara merupakan produsen kelapa sawit kedua terbesar di Indonesia. Namun saat ini industri kelapa sawit di Sumatera Utara sebagian besar mengekspor hasil perkebunan tersebut dalam bentuk crude palm oil (CPO) dengan nilai tambah yang masih rendah, sedangkan permintaan produk turunan kelapa sawit dunia sangat tinggi. Dengan demikian daya saing industri kelapa sawit Indonesia masih lebih rendah bila dibandingkan dengan Malaysia sebagai pesaing. Banyaknya nilai tambah yang dapat diperoleh dari industri hilir kelapa sawit menjadikan industri kelapa sawit sebagai salah satu industri yang prospektif bagi bisnis global dan sudah selayaknya diversifikasi produk turunan CPO ditingkatkan. Klaster industri kelapa sawit Sei Mangkei Sumatera Utara merupakan salah satu klaster yang dibangun untuk mengatasi kondisi tersebut. Pengembangan klaster industri kelapa sawit perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, kajian mengenai strategi pengembangan klaster industri berbasis kelapa sawit di Sei Mangkei Sumatera Utara yang melibatkan berbagai pihak, diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap pelaksanaan pengembangan klaster industri kelapa sawit Indonesia khususnya koridor ekonomi Sumatera dengan fokus Sei Mangkei Sumatera Utara.udPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi aktual klaster industri kelapa sawit di Sei Mangkei Sumatera Utara (KISMK), menentukan faktor-faktor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi pengembangan KISMK, dan merumuskan prioritas strategi yang tepat untuk mengembangkan KISMK sehingga dapat bersaing dengan para pesaing terutama POIC Lahad Datu Malaysia. Penelitian ini menggunakan Model “Berlian” Porter yang telah diadopsi sesuai dengan kondisi di Sei Mangkei Sumatera Utara, menggunakan analisis kesenjangan, dan Analytical Hierarchi Process (AHP). udBerdasarkan hasil analisis faktor lingkungan prioritas penentu utama dalam pengembangan klaster industri kelapa sawit adalah infrastruktur. Aktor penentu utama dalam pengembangan klaster industri kelapa sawit di adalah pemerintah, sedangkan tujuan prioritas penentu yang utama adalah menarik investor. Didirikannya klaster industri kelapa sawit di Sei Mangkei memerlukan investasi yang besar baik dalam hal infrastruktur maupun operasional klaster. Oleh karena itu dibutuhkan pihak pelaku usaha dalam hal ini beberapa perusahaan untuk menjadi investor yang berinvestasi di klaster industri kelapa sawit di Sei Mangkei Sumatera Utara. Strategi yang dapat dikembangkan dalam upaya pengembangan klaster industri kelapa sawit di Sei Mangkei Sumatera Utara adalah dengan strategi peningkatan infrastruktur. . Infrastruktur yang dimaksud adalah berbagai infrastruktur terutama infrastruktur transportasi yang meliputi transportasi darat, laut, dan udara. Infrastruktur darat meliputi jalan, jembatan, dan rel kereta api. Infrastruktur transportasi laut berupa pelabuhan. Hal ini dikarenakan infrastruktur yang dimiliki Sumatera Utara masih di bawah POIC Lahad Datu Malaysia. Jika pemerintah selaku aktor utama mampu menyediakan infrastruktur yang memadai dengan cara melakukan perbaikan dan peningkatan infrastruktur dan kelengkapannya, maka tujuan menarik investor untuk berinvestasi di KISMK diharapkan akan tercapai. udImplikasi kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah antaralain dengan melakukan percepatan pembangunan dan perbaikan infrastruktur terutama infrastruktur transportasi yang meliputi transportasi darat dan pelabuhan dengan cara pembangunan dan perbaikan jalan, fly over, kereta api, pelabuhan dan kelengkapannya.
展开▼