ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR ANALOGI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI LENGKUNG PADA KELAS IX-F SMP NEGERI 1 DURENAN TRENGGALEK TAHUN AJARAN 2016/2017

摘要

ABSTRAKudSkripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Berpikir Analogi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Kelas IX-F SMP Negeri 1 Durenan Trenggalek Tahun Ajaran 2016/2017” ini ditulis oleh Bibit Wahyuningtiyas, NIM. 2814133028, pembimbing Dr. Dewi Asmarani, M.Pd.udKata Kunci: Analogi, Berpikir Analogi, Bangun Ruang Sisi Lengkung.udLatar belakang dalam penelitian ini adalah cara belajar matematika yang seharusnya tidak hanya mengetahui bilangan dan menghitungnya saja. Namun,lebih dari itu. Karena soal matematika yang dihadapi siswa seringkali tidak dengan mudah dicari solusinya. Untuk itu, siswa membutuhkan cara berpikir yang tepat. Salah satu ketrampilan berpikir yang dibutuhkan siswa adalah berpikir analogi. Dengan berpikir analogi, siswa dapat menyelesaikan masalah matematika dengan lebih mudah menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya. Terutama dalam menyelesaikan soal-soal materi bangun ruang sisi lengkung. Adapun proses berpikir analogi tersebut melalui empat tahap, yaitu encoding, inferring, mapping dan applying.udTujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan berpikir analogi siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi lengkung pada kelas IX-F SMP Negeri 1 Durenan Trenggalek tahun ajaran 2016/2017.udPenelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Adapun data yang diperoleh berupa data dokumentasi, hasil tes tertulis, dan hasil wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data kualitatif dengan tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini, dipilih 6 siswa sebagai subjek penelitian, yaitu 2 siswa dengan kemampuan tinggi, 2 siswa dengan kemampuan sedang, dan 2 siswa dengan kemampuan rendah. Pemilihan subjek penelitian tersebut berdasarkan nilai matematika siswa pada semester ganjil dan berdasarkan pertimbangan guru.udHasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir analogi siswa dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kemampuan berpikir analogi tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok kemampuan berpikir analogi tinggi terdiri dari 1 siswa dari tingkat kemampuan tinggi. Siswa pada kelompok ini mampu melalui semua tahap proses berpikir analogi, yaitu encoding, inferring, mapping dan applying. Kelompok kemampuan berpikir analogi sedang terdiri 1 siswa dari tingkat kemampuan tinggi dan 2 siswa dari tingkat kemampuan sedang. Siswa pada kelompok berpikir analogi ini cenderung mampu melalui dua tahap awal (encoding dan inferring), namun pada dua tahap selanjutnya (mapping dan applying), cenderung kurang mampu melakukannya. Kelompok kemampuan berpikir analogi rendah terdiri dari 2 siswa dari tingkat kemampuan rendah. Siswa pada kelompok berpikir analogi ini hanya mampu melalui tahap awal, yaitu encoding, sedangkan untuk 3 tahap lainnya (inferring, mapping dan applying) mereka belum mampu melaluinya.