首页> 外文OA文献 >NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda
【2h】

NILAI MORAL KEWARGANEGARAAN DALAM ARTEFAK KEHIDUPAN SOSIAL KULTURAL MASYARAKAT SUNDA : Studi Eksploratif Nilai Moral Kewarganegaraan dalam Ungkapan, Artikulasi Seni dan Ritual Adat Budaya Sunda

机译:桑达文化生活的市民视野中的公民道德价值:对dan达文化的表达,表达和礼节中公民道德价值观的探索性研究

摘要

Studi ini dimaksudkan memperoleh gambaran berkenaan dengan konsep Nilai-Moral dalam konteks Kewarganegaraan yang terdapat pada ‘jejak-bangun’ kehidupan kultural masyarakat Sunda. Penelitian diawali secara tekstual pada himpunan ungkapan yang telah ditulis para ahli sebagai kekayaan sastra lisan masyarakat dan selebihnya dari kehidupan langsung anggota lingkungan pemelihara adat kebudayaan Sunda. ‘Nilai Moral Kewarganegaraan’ sebagai ide normatif telah cukup memenuhi standar acuan baik secara kurikuler di sekolah maupun sub-institusi yang ada di tengah masyarakat, khususnya komunitas pemelihara adat-budaya lokal di Jawa barat. Bahwa ‘pendidikan’ di dalam praksisnya adalah proses dinamis timbal-balik antara sekolah dan masyarakat yang berlangsung terus-menerus, secara sinergis diharapkan dapat saling membuahkan pengetahuan dan pemuliaan kehidupan yang dicita-citakan. Karena itu, penelusuran subtansi nilai sebagai rujukan ideal-filosofis dan praksis-pedagogisnya pada ‘jejak-bangun kehidupan kultural lokal masyarakat menjadi pilihan strategis yang dapat dilakukan. Pertanyaan penelitiannya dirumuskan :1) Bagaimanakah konsep nilai-moral yang ada pada sejumlah simbol kepercayaan masyarakat Sunda memberi sumbangan pengayaan makna dan pertanda pada tujuan pembelajaran PKn di sekolah ?; 2) Bagaimana ragam artikulasi muatan nilai-moral yang hidup dalam ujaran lisan menjadi tindakan kultural dalam persfektif kehidupan politik masyarakat pendukung system budaya lokal, baik sebagai etika politik maupun etos kewarganegaraan masyarakat Sunda?; 3) Bagaimanakah model penanaman dan pengembangan nilai-moral kewarganegaraan sebagai alat dan tujuan ‘pendidikan politik’ baik dalam kurikulum sekolah dan organisasi kemasyarakatan berbasis sosial kultural lokal di Tatar Sunda ?. Data yang digunakan antara lain : 1) Opsi konseptual sejumlah ungkapan dalam semiotika Sunda; 2) Ragam artikulasi dalam kehidupan sosial dalam bentuk reka-seni pertunjukan dan 3) Implementasi sosial sebagai model edukasi berupa ritual sosial / upacara. Penghimpunan artefak kehidupan kultural dapat dipetik dari beberapa sumber, baik bersifat tekstual dan tuturan lisan dari sejumlah subjek penelitian berkenaan dengan ungkapan dalam ragam dan jenisnya, bentuk pemeliharaan dan pengembangan model artikulasi dan implikasi edukasi pada masyarakat pendukungnya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan hermeneutik yakni model penafsiran filosofik meliput analisis semiotik-semantik hingga tematik, yang dalam idiom Sunda disebut Pancacuriga : silib-sindir-sampir-siloka-sasmita. Sesuai dengan sifat kualitatif, deskripsi hasilnya dapat digambarkan bahwa : 1) Himpunan gagasan yang terdapat dalam ungkapan yang bersifat mendasar, khususnya berkenaan dengan isi berupa babasan, paribasa, uga dan caturrangga telah menjadi sumber ajaran moral. Sebagai karya sastra kolektif, memiliki dimensi artikulasinya sendiri. namun berdasar sifatnya yang melekat dalam dirinya meliput bentuk, isi, cara dan fungsinya sebagai media hinga model; 2) Memiliki medium artikulasi yang luas, komprehensif dan ekspresif selain konseptual-verbal, berupa atraksi pertunjukan dan pergelaran seni tradisional yang terpelihara sebagai peninggalan dan alat pembelajaran; dan 3) Menunjukan aktualitas kompleksnya sebagai model pendidikan dan pembelajaran sosial kultural, yang bersifat praksis dan langsung melalui kegiatan tradisi upacara, baik bersifat personal maupun sosial yang bersifat masif.udKata Kunci :udNilai Moral Kewarganegaraan, Ethos, Artefak, Babasan, Paribasa, Uga, Caturrangga, Pancacuriga : Silib-Sindir-Sampir-Siloka-SasmitaududThe study attempts to describe the concept of Moral Values in the context of citizenship which is written in the ‘path-built’ of Sundanese community cultural life.This study began textually from the set of utterances written by the experts as an oral literature wealth. Furthermore, it was also built from the real life of the member of the Sundanese-culture tradition keeper. The ‘Citizenship Moral Values’ as a normative idea has fulfilled the standard guidance as a curricular matter in a school context, as well as in a sub-institution among the society, especially the supporter of custom conservation communities in West Java. Practically, ‘education’ is a mutual dynamic process between school and society which happens continually, sinergically, it is hoped, resulted in knowledge and glorious of lives that have been dreamt about. Therefore, the searching of substantial values as references of ideal-philosophic and practical-pedagogy of local society cultural life artefact could be one of the strategic choices to be implemented. The research questions are formulated as follow: 1) How is the concept of values-moral that exists in the number of the Sundanese community’s faith symbol contributes to the meaning enrichment and premonition to the aims of Citizenship Education?; 2) How is the variety of moral values content articulation that lives in the spoken acts become cultural acts in the perspective of the local culture supporters society’s political lives, as a political ethic, as well as Sundanese society’s citizenship ethos?; 3) How is the implant and improvement model of citizenship moral values as a tool and a goal of ‘political education’ in the school curriculum as well as in the local socio cultural-based community organization in Sundanese area? The data being used in this study are: 1) Conceptual option of a number of Sundanese semiotic expressions, 2) Variety of articulation in the social life in the form of art-creation performance and 3) Social implementation as an educated model in a form of social ritual/ ceremonial. The collection of life artefacts could be withdrawn from several sources, such as textual spoken acts from a number of research subjects in relation with the expression in different manner and types, the form of maintenance and development of articulation model and educational implication to its supporter society. The data analysis was conducted using the hermeneutic approach, the philosophic exegesis model which covers semiotic-semantic to themes analysis, in Sundanese idioms called as Pancacuriga: silib-sindir-sampir-siloka-sasmita. In accordance to the qualitative traits, the result could be escribed as: `1) The compilation of ideas that is lay in the expression has a fundamental nature, especially related to the content in the form of babasan, paribasa, uga and caturrangga have become the source of moral teaching. As a collective literature, it has its own articulated dimension, according to its traits which covers its form, content, way and function as a media as well as a model; 2) It has a wide articulation medium, comprehensive and expressive besides conceptual-verbal, in a form of performance attraction and traditional art performance which is nurtured as a reminder and learning tool; and 3) It shows its complex actuality as an education model and socio-cultural learning, which has a practise and straight nature through the ritual/ceremonial activity, personally, socially and massively. udKeywords: udCitizenship Moral Values, Ethos, Artefact, Babasan, Paribasa, Uga, Caturrangga, Pancacuriga: Silib-Sindir-Sampir-Siloka-Sasmita
机译:这项研究旨在获取有关在dan丹人文化生活的``足迹''中发现的公民身份背景下的道德价值观概念的图片。这项研究是从文字上开始的,是由专家撰写的一系列表达形式,是大量的口头文学作品,也是其余环境成员在保护Sun丹文化习俗中的直接生活。作为一种规范思想的``公民道德价值观''足以满足社区中存在的学校和分机构的课程标准,特别是在西爪哇保存当地文化和习俗的社区。实践中的“教育”是学校与社区之间不断互动的互动过程,有望协同产生相互的知识并美化期望的生活。因此,将物质的价值作为社区的本地文化生活痕迹的理想哲学和教学实践教学方法的参考,是可以做出的战略选择。提出了以下研究问题:1)若干Sun丹信仰符号中存在的道德价值观概念如何有助于丰富含义和符号,以期在学校学习公民? 2)口头演讲中所表达的各种道德价值观如何从支持地方文化体系的社区政治生活的角度来看,成为Sun丹社区的政治道德和公民道德,如何成为一种文化行为?; 3)在Sun丹塔塔尔邦的学校课程和基于社会的地方文化组织中,灌输和发展公民道德价值观作为``政治教育''的工具和目的的模式是什么?所使用的数据包括:1)Sundanese符号学中许多表达的概念选择; 2)表演艺术形式的社会生活中的各种表达方式; 3)社会仪式/仪式形式的社会实施,作为一种教育模式。可以从多种来源收集文化生活的文物,包括来自许多研究对象的文字和口头演讲,涉及其种类和类型的表达,表达模式的维持和发展形式以及支持社区的教育意义。使用解释学方法进行数据分析,这是一种涵盖符号学到主题分析的哲学解释模型,在Sundanese习语中称为Pancacuriga:silib-satire-sampir-siloka-sasmita。根据定性的性质,结果描述可以说明如下:1)包含在表达中的一些基本概念,尤其是关于章节,paribasa,uga和chessangega形式的内容已成为道德教学的来源。作为集体文学作品,它具有自己的清晰度。但基于其固有特性,包括形状,内容,方法和功能,作为模型的中介; 2)除概念语言外,还具有广泛,全面和表达力强的表达媒介,表现形式为表演吸引力和传统艺术表演,并保留为文物和学习工具; 3)显示其作为一种社会和文化教育和学习模式的复杂现实,这是实践和直接的,通过大规模的个人和社会仪式传统活动进行的。关键词:公民的道德价值,精神,神器,巴巴桑,帕里巴萨, Uga,Caturrangga,Pancacuriga:Silib-Sindir-Sampir-Siloka-Sasmita ud该研究试图描述以公民身份为背景的道德价值观概念,该概念写在dan丹达人社区文化生活的``路径构建''中。这项研究是从专家的口述文学财富中以文字形式开始的。此外,它也是根据Sundanese文化传统守护者成员的真实生活而建造的。作为一种规范思想的“公民道德价值观”在学校范围内以及社会中的子机构中,特别是在西爪哇的习俗保护社区的支持者中,作为课程事项已经满足了标准指导。实际上,“教育”是学校与社会之间的一个相互动态的过程,它是持续不断地,协同地发生的,它是希望,产生于知识中的,并拥有梦dream以求的生活。因此因此,寻求实质性价值作为地方社会文化生活产物的理想哲学和实践教学法的参考可能是要实施的战略选择之一。研究问题的表述如下:1)dan丹社区信仰符号中存在的价值观道德概念如何促进公民教育目标的含义丰富和预先体现? 2)从当地文化支持者社会的政治生活,政治道德以及Sun丹人社会的公民风气的角度出发,生活在口头行为中的各种道德价值观内容表达如何成为文化行为? 3)如何将公民道德价值观的植入和改善模型作为学校课程以及Sun丹地区当地以社会文化为基础的社区组织中“政治教育”的工具和目标?这项研究中使用的数据是:1)多种dan丹符号符号表达的概念选择; 2)社会生活中以创造艺术的形式表达的各种表达方式; 3)社会教育形式的形式作为一种受过教育的模式社会礼仪/礼仪。可以从多个来源撤回生活文物的集合,例如,许多研究对象的文本口头行为,涉及与表达方式和类型不同有关的内容,维持和发展清晰表达模型的形式以及对其支持者社会的教育意义。 。数据分析是使用诠释学方法进行的,该方法是从符号学-语义学到主题分析的哲学解释模型,在称为Pancacuriga的Sun丹语成语中:silib-sindir-sampir-siloka-sasmita。根据定性特征,结果可以描述为:`1)表达中表达的思想的汇编具有基本性质,特别是与basan,paribasa,uga和caturrangga形式的内容相关德育的源头。作为一种集体文学,它根据其特征涵盖了形式,内容,方式和功能(作为媒介和模型),具有自己明确的维度; 2)除了概念性的言语表达外,它还具有广泛的表达媒介,综合性和表达性,以表演吸引和传统艺术表演的形式被提起,作为提醒和学习的工具; (3)它显示了其作为一种教育模式和社会文化学习的复杂现状,通过仪式/礼仪活动,无论是个人,社会还是大规模,都具有实践性和直截了当的性质。 ud关键字: ud公民道德价值观,精神,文物,Babasan,Paribasa,Uga,Caturrangga,Pancacuriga:Silib-Sindir-Sampir-Siloka-Sasmita

著录项

  • 作者

    Hamid Solihin Ichas;

  • 作者单位
  • 年度 2014
  • 总页数
  • 原文格式 PDF
  • 正文语种 en
  • 中图分类
  • 入库时间 2022-08-20 20:26:17

相似文献

  • 外文文献
  • 中文文献
  • 专利

客服邮箱:kefu@zhangqiaokeyan.com

京公网安备:11010802029741号 ICP备案号:京ICP备15016152号-6 六维联合信息科技 (北京) 有限公司©版权所有
  • 客服微信

  • 服务号