Pengaruh board diversitypada dewan direksi dan konsentrasi kepemilikan udsaham terhadap firm valueuddalam perspektif corporate governance udpada perusahaan Indonesiaud(Studi pada seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007)

摘要

Pada awal 2006, pemerintah melalui Komite Nasional Kebijakan udGovernance telah menyempurnakan Pedoman Umum Good Corporate udGovernance (GCG) dan merintis pembuatan Pedoman Good Public Governanceud(Combined Code) yang pertama di Indonesia. Ini merupakan sebuah terobosan uddan bukti kepedulian pemerintah terhadap penciptaan kondisi usaha yang lebih udbaik dan lebih menjanjikan. Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh McKinsey and Co (2002) dalam Pakaryaningsih (2006), penelitian Credit udLyonnais Securities Asia (CLSA) dalam Setianto (2002), dan penelitian udIndonesian Institute of Corporate Governance(IICG) menyatakan bahwa praktik udcorporate governance di Indonesia memang masih buruk. udPraktik penerapan GCG di Indonesia sebenarnya telah dimulai pada udtahun 2003 tetapihasilnya belum memuaskan (Swasembada, 2005). Pada tahun ud2003, perusahaan publik yang bersedia dinilai praktik GCG-nya oleh IICG udberjumlah 31 dari 332 perusahaan yang terdaftar di BEJ atau sekitar 9,3% ud(Swasembada, 2004). Tahun 2004 perusahaan publik yang bersedia dinilai praktikudGCG-nya hanya berjumlah 22 dari 334 perusahaan atau turun sebanyak 3,3% ud(Swasembada, 2005). Tahun 2005 mengalami sedikit kenaikan menjadi 26 udperusahaan. Pada tahun 2006 CGPI diikuti oleh 26 perusahaan, dan pada 2007 udhanya 21 perusahaan. Rendahnya partisipasi ini membuat pemerintah harus udmemberi perhatian yang lebih terhadap praktikGCG di Indonesia.udDari sudut pandang perusahaan, corporate governance (CG) adalah udaspek penting yang tidak bisa diabaikan. Menurut Kusumastuti et al. (2005), udcorporate governance menjelma menjadi fokus utama para investor, khususnya udinvestor pada pasar negara berkembang yang lebih berisiko. Penerapan corporate udgovernance dapat dicerminkan pada nilai perusahaan (firm value) yang diukur udmelalui harga saham perusahaan yang bersangkutan (Johnson et al, 2000, dalam udpenelitian Darmawati , 2004). Saat corporate governance diterapkan dengan baik, maka harga saham perusahaan tersebut akan naik di pasaran dan begitu pula udsebaliknya. udCiri utama dari lemahnya corporate governance adalah adanya udtindakan mementingkan diri sendiri di pihak para manajer perusahaan atau sikap udoportunis (Herawaty, 2008). Namun masalah ini dapat diminimumkan dengan udpengawasan sendiri (monitoring) untuk menyelaraskan perbedaan kepentingan udpemilik dan manajemen antara lain dengan mengubah struktur kepemilikan ud(Herawaty, 2008). Struktur kepemilikan perusahaan dapat mempengaruhi udpencapaian tujuan perusahaan dan keputusan keuangan yang terdiri dari udkeputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen yang nantinya berimbas udpada nilai perusahaan (Haruman, 2006).