首页>
外文OA文献
>PERANCANGAN ALAT PENCETAK LILIN SISTEMudPARALLEL CASTING SEBAGAI ALAT BANTUudDALAM PERBAIKAN POSTUR KERJA DAN PENINGKATANudPRODUKTIVITAS PENCETAKAN LILIN STEARINEudNONEKONOMIud(Studi Kasus: Home Industry ”Blue Star” Nusukan)
【2h】
PERANCANGAN ALAT PENCETAK LILIN SISTEMudPARALLEL CASTING SEBAGAI ALAT BANTUudDALAM PERBAIKAN POSTUR KERJA DAN PENINGKATANudPRODUKTIVITAS PENCETAKAN LILIN STEARINEudNONEKONOMIud(Studi Kasus: Home Industry ”Blue Star” Nusukan)
Lilin merupakan sebuah benda yang digunakan orang dalam beberapa kondisiudsebagai bagian dari suatu dekorasi ataupun sebagai tambahan penerangan. Olehudkarena kepraktisannya saat terjadi listrik mati (mati lampu), lilin masih menjadiudsalah satu alternatif alat penerangan yang diminati. Selain itu, lilin masih menjadiudkelengkapan utama pada pesta atau upacara-upacara keagamaan (Blue Star,ud2010). Melihat kondisi pasar yang menjanjikan ini, produksi lilin masih diminatiudoleh skala industri dari besar hingga kecil. Sayangnya posisi industri kecil kianudterhimpit karena produktivitasnya tidak mampu bersaing dengan industri besar.udHal ini terjadi juga pada salah satu industri kecil yang ada di kota Solo, “BlueudStar” home industry.udBerdasarkan observasi (Blue Star, 2010) yang dilakukan di home industryudBlue Star pada tanggal 9 Februari 2010 diperoleh beberapa data terkait produksiudlilin pada home industry tersebut. Lilin yang diproduksi oleh home industry iniudadalah jenis lilin dari bahan baku stearine. Ada beberapa jenis lilin yanguddiproduksi oleh home industry ini, meliputi lilin silindris ekonomi, lilin silindrisudnonekonomi, lilin jumbo, lilin pot, lilin limas dan lilin tugu. Lilin silindrisudnonekonomi merupakan produk yang paling banyak diproduksi tiap harinya.udUntuk lilin silindris nonekonomi, operator harus mencetak ± 800 buah lilin perudhari, sedangkan untuk jenis yang lain hanya ± 300 lilin per hari. Di home industryudini ada 3 buah perangkat cetakan untuk jenis lilin silindris nonekonomi. Tiapudperangkat cetakan tersebut terdiri dari 72-108 cetakan lilin. Pekerjaan mencetakudlilin diawali dengan pencairan stearine yang kemudian dilanjutkan denganudmenuangkan cairan tersebut ke dalam cetakan lilin. Untuk mengisi semua cetakanudsilindris pada satu perangkat alat pencetak lilin dibutuhkan waktu 12-16 menit karena pengisian dilakukan satu per satu. Adapun proses pendinginan lilinudmemerlukan waktu ± 60 menit. Hal ini cukup memprihatinkan mengingat diudindustri sejenis yang telah menerapkan pencetakan lilin secara paralel hanyaudmembutuhkan waktu 20 menit (termasuk waktu pendinginan) untuk mencetak 300udbatang lilin. Proses penuangannya sendiri memanfaatkan sebuah gelas tuang (1udliter) yang terbuat dari bahan stainless steel. Home industry ini mempunyai 3udorang pegawai, dimana dua diantaranya merupakan operator pengisian cetakanudlilin dan sisanya membantu pada saat pelepasan lilin dari cetakan serta prosesudpacking.udBerdasarkan hasil wawancara (Blue Star, 2010) yang dilakukan kepada 2udoperator yang melakukan aktivitas pencetakan lilin diketahui bahwa operatorudsering mengalami keluhan otot di beberapa bagian tubuhnya. Keluhan tersebutudterjadi di bagian pinggang saat harus membungkukkan badan pada saat menuangudcairan stearine ke dalam cetakan. Hal ini dikarenakan posisi alat pencetak lilinudterlalu rendah sehingga mengharuskan operator membungkukkan badan. Kondisiudini diperburuk dengan proses yang terus berulang dan waktu yang relatif lamaudselama operator mengambil cairan stearine dan menuangkannya ke dalamudcetakan. Proses penuangannya sendiri juga menimbulkan rasa sakit di bagianudlengan bawah, pergelangan tangan dan jari tangan. Keadaan ini terjadi karenaudoperator harus menuangkan cairan stearine ke dalam cetakan dengan gelas tuangudstainless steel menggunakan tangan dalam aktivitas penuangan yang terusudmenerus dan dalam frekuensi yang banyak. Ditambah lagi penuangan harusuddilakukan dengan hati-hati dan penuh konsentrasi agar cairan tidak tumpah.udPengambilan satu gelas stearine dari tempat penampung cairan dapat digunakanuduntuk mengisi ± 6 - 7 cetakan silindris. Pengisian perangkat cetakan lilin yangudmengharuskan operator berdiri membungkuk selama beberapa waktu jugaudmenyebabkan terjadinya kelelahan dan rasa sakit di bagian kaki (lutut danudtelapak). Hal ini karena selama selang waktu yang cukup lama kaki harusudmenopang tubuh dalam kondisi statis.udMelihat permasalahan yang terjadi pada proses pencetakan lilin di homeudindustry Blue Star, dilakukan sebuah metode assessment untuk melihat seberapaudbesar resiko yang terjadi dengan postur kerja tersebut. Pada kasus ini dipilih metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) karena metode ini dapatuddigunakan untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh keseluruhan (McAtamneyuddan Hignett, 2000). Hasil analisis postur kerja operator melalui assessment REBAudmemberikan informasi bahwa untuk proses memasukkan sumbu lilin memperolehudnilai skor akhir REBA 9 dengan level resiko tinggi dan perlu segera dilakukanudperbaikan dan proses penuangan cairan stearine memperoleh nilai skor akhirudREBA 10 dengan level resiko tinggi dan perlu segera dilakukan perbaikan. Untukudproses pengambilan cairan stearine dari tempat penampung cairan memperolehudskor akhir 11 dengan level resiko sangat tinggi dan dilakukan perbaikan sekarangudjuga, sedangkan untuk proses pelepasan lilin dari dalam cetakan memperoleh skorudakhir 5 dengan level resiko sedang dan perlu dilakukan perbaikan.udBerdasarkan permasalahan yang ada di atas, mendasari perlu adanyaudpenciptaan kondisi kerja yang nyaman dengan adanya perancangan alat bantuudberupa pencetak lilin yang lebih efektif dan ergonomis sekaligus dapatudmeningkatkan produktivitas kerja. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengurangiudkeluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator selama proses pencetakan lilin danudmemenuhi semua kebutuhan operator atas keberadaan sebuah rancangan alatudpencetak lilin yang sesuai dengan harapan mereka.
展开▼