Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terutama pedagang kaki lima (PKL) makanan menghadapi kesulitan dalam meningkatkan skala usaha, produktivitas dan bersaing secara internasional karena masalah keterbatasan desain arsitektur, sumber daya manusia, dan strategi pemasaran yang terbatas. Saat ini PKL belum mampu menyediakan tempat yang nyaman untuk pengunjung menikmati apa yang disajikan dan melakukan interaksi sosial. Di sisi lain, masyarakat cenderung senang berkumpul bersama sembari menikmati hidangan. Hal ini didukung dari kebiasaan banyak orang untuk berhenti sejenak di PKL sebelum dan seusai bekerja. Oleh karena itu, PKL makanan sebaiknya didesain dengan memerhatikan faktor-faktor citra positif tempat makan, kenyamanan pengunjung, kebersihan dan kerapihan. Karya tulis ini memaparkan sebuah proses desain PKL dalam meningkatkan kelayakan sebuah PKL untuk kenyamanan pengujung PKL. Prosesnya diawali dengan eksplorasi ke Restoran makanan tradisional dan PKL makanan tradisional dengan metode riset visual Sanoff. Desain disusun berdasarkan prinsip � prinsip desain inklusi seperti equitable use, flexibility in use, tolerance for error, size and space for approach and use. Sementara untuk mengurangi dampak suhu yang panas di Surabaya diterapkan sistem cross ventilation, stack effect, serta sosoran yang panjang. Dalam memfasilitasi pengunjung untuk dapat berkumpul dengan nyaman di PKL, PKL ini di desain dengan tempat makan yang luas. Material bambu dan kayu dipilih untuk memperkuat citra tradisional pada desain kios PKL ini
展开▼